Korban Rentenir yang Rumahnya Dirobohkan di Garut Diungsikan ke Tempat Aman
Rumah milik Undang dirobohkan karena macet membayar bunga yang ditetapkan.
TRIBUNNEWS.COM, GARUT - Undang (43), mendapat teror dari orang tak dikenal usai rumahnya dirobohkan.
Undang kemudian terpaksa diungsikan ke tempat aman.
Baca juga: Rumah Warga Garut Dirobohkan Rentenir Karena Tidak Mampu Bayar Utang, Ini Penjelasan Kepala Desa
Rumah miliknya di Kampung Haurseah, Desa Cipicung, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut, Jawa Barat, dirobohkan rentenir yang memberinya utang Rp 1,3 juta.
Utang itu berbunga Rp 350 ribu per bulan.
Rumah milik Undang dirobohkan karena macet membayar bunga yang ditetapkan.
Kini, Undang diteror.
Hal tersebut diungkapkan oleh Sekjen Barisan Santri Jawa Barat (Basjab), Yudi Arief.
Ia menyebut Undang saat ini diungsikan dari kampung halamannya ke tempat yang aman di bawah perlindungan para santri.
"Karena ada teror, Pak Undang kami ungsikan dulu ke tempat aman. Dia juga butuh suasana nyaman, kasihan belum istirahat," ujar Yudi saat diwawancarai Tribunjabar.id, Sabtu (17/9/2022).
Yudi menuturkan, pihaknya sejak awal sudah memberikan ruang dan bantuan kepada korban khususnya soal bantuan hukum.
Baca juga: Pembiayaan Ultra Mikro Selamatkan Petani dari Jeratan Rentenir
Menurutnya, korban dibawa ke satu rumah singgah aman yang masih berlokasi di Kabupaten Garut.
"Kita amankan dulu. Ini untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Ini juga merupakan program dari Basjab," ucapnya.
Yudi menjelaskan, Undang dalam keadaan sehat.
Hanya, dia butuh istirahat karena dari kemarin siang hingga malam berada di Polres Garut untuk memberikan keterangan.
"Kita doakan dan upayakan yang terbaik untuk Pak Undang. Keamanan dan keselamatannya kami jamin," ucapnnya.
Baca juga: Kisah Rentenir di Sulsel Tahan Jenazah Sepupunya Karena Belum Lunasi Utang
Undang dibawa ke rumah singgah aman seorang diri, sementara istri dan anaknya diketahui masih berada di Ujungberung, Kota Bandung.
Kepala Desa Cipicung, Uban Setiawan mengatakan Undang dalam kondisi lelah sehingga butuh istirahat.
Ia menuturkan sejak hebohnya kasus tersebut, banyak pihak yang sudah memberikan bantuan kepada korban.
"Alhamdulillah ada bantuan dari orang-orang yang peduli kepada Pak Undang, termasuk ada bantuan hukum untuk mendampinginya," ujarnya.
Uban mengimbau masyarakatnya untuk tetap menjaga kondusifitas setelah kejadian tersebut.
"Kita percayakan ke proses hukum yang sedang berjalan," ucapnya.
Rumah warisan
Atas kejadian rumahnya dirobohkan karena utang, Udang hanya bisa mengelus dada.
Baca juga: Tekan Rentenir, Pelaku Usaha Dimbau Ajukan Modal di KMJ
"Itu rumah warisan dari ayah saya. Waktu dirobohkan saya dan istri lagi tidak ada. Pas pulang lihat rumah sudah rata. Istri saya menangis, anak saya menangis," ujar Undang saat ditemui Tribunjabar.id, Sabtu (17/9/2022).
Saat peristiwa perobohan rumahnya pada 10 September 2012, Undang dan istrinya sedang berada di Bandung untuk mencari pekerjaan.
Dia mencari kerja agar dapat uang guna melunasi utang ke rentenir.
Selama ini, Undang bekerja serabutan. Sementara istrinya bekerja sebagai asisten rumah tangga di kawasan Ujungberung, Kota Bandung.
"Anak saya satu laki-laki usia 10 tahun dibawa juga ke Bandung, bantu-bantu juga," ucapnya.
Selama di Ujungberung, ia bekerja di satu tempar pangkas milik orang lain, namun bukan sebagai pekerja tetap melainkan sebagai pembantu.
Baca juga: Emak-emak di Palembang Diusir dan Dibacok Parang saat Tagih Utang Rp 5 Juta
Ia mendapatkan konsumen pangkas rambut hanya cukup untuk makan sehari-hari.
"Ikut saja di tempat orang lain, paling dapat tiga kepala (konsumen)," ucapnya.
Undang tidak menyangka urusannya dengan seorang rentenir berakhir pilu.
Ia menyebut utang tersebut untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari lantaran tidak memiliki pekerjaan tetap.
"Utang pokoknya itu Rp 1,3 juta, bunga per bulan Rp 350 ribu. Itu bunga sudah dibayarkan beberapa bulan akhirnya tidak sanggup dan memilih buat ke Bandung, cari uang buat bayar," ungkapnya.
Ia menuturkan, selama di Bandung, dia tidak menjalin komunikasi dengan sang rentenir selama beberapa bulan.
Ketika pulang, dia sempat tidak percaya rumah yang selama ini ia huni sudah rata dengan tanah.
Saat itu Undang mencari tahu alasan rumahnya lenyap kepada tetangganya.
"Saya tanya ke tetangga, ternyata rumah dirobohkan dan tetangga juga menyangka itu atas sepengetahuan saya," ucapnya.
Baca juga: ALASAN MAH Pemuda Madiun Jual Channel Telegram ke Bjorka: Bayar Kredit Motor dan Utang Orang Tua
Undang sudah melapor ke Polres Garut atas kejadian tersebut.
Dia berharap musibah yang menimpanya itu bisa dipertanggungjawabkan di depan hukum.
Dari informasi yang dihimpun Tribunjabar.id dari para tetangga korban, mereka menyangka dirobohkannya rumah tersebut atas sepengetahuan korban.
Menurut keterangan tetangga korban, Teguh (30), rumah tersebut dibongkar langsung oleh pelaku yang diketahui berinisial A dan dibantu orang suruhannya.
"Ada sekitar sembilan orang yang ikut membongkar, disaksikan langsung oleh A. Waktu kejadian, dia bilang 'jangan ikut campur'," ujarnya kepada Tribunjabar.id. (*)
Penulis: Sidqi Al Ghifari
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Diteror OTK, Korban Rentenir yang Rumahnya Dirobohkan di Garut Diungsikan ke Tempat Aman