Puluhan Santriwati Diduga Menjadi Korban Pencabulan Oknum Pimpinan Pondok Pesantren di Bandung
Puluhan santriwati diduga menjadi korban pencabulan oleh oknum pimpinan pondok pesantren di Bandung
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Puluhan santriwati diduga menjadi korban pencabulan oleh oknum pimpinan pondok pesantren di Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Pencabulan terhadap santriwati tersebut diduga telah terjadi sejak lama.
Baca juga: Dukun Cabul di Bandung Lecehkan Bocah Perempuan: Pelaku Berdalih Temukan Jenglot
Menurut kuasa hukum korban, Deki Rosdiana, korban bahkan tidak bisa mengingat berapa kali dicabuli karena terlalu sering.
Deki mengungkapkan alasan pelaporan kasus tersebut baru terbongkar baru-baru ini.
"Ada curhatan dan beberapa pernyataan karena ia masih membuka praktek pengobatan, kita juga harus ditindaklanjuti, kalau tidak akan terus menerus kejadiannya," ujar Deki, saat dihubungi melalui sambungan teleponnya, Senin (15/8/2022).
Deki menjelaskan, jadi korban merupakan santriwatinya, di mana santriwati ini memiliki karakter sangat nurut ke kiainya.
"Akhirnya diperdaya dengan bahasa bahasa nanti tidak berkah ilmunya, secara hukum harus nurut gurunya," kata Deki.
Dari situ, kata Deki, pihaknya coba laporan ke Polres, ada beberapa secara teknis, yang didiskusikan yang harus dilengkapi.
Baca juga: Bongkar Kasus Penjahat Cabul via Medsos, Polda DIY Amankan 8 Tersangka dan Begini Modus Pelaku
"Sekarang kami coba bicarakan kembali kepada korban karena ini ramai, mereka tertekan, dari pelaku mulai mengancam kembali," kata Deki.
Menurut Deki, sejauh ini baru satu orang yang melapor, tapi sekarang ada ancaman, pernyataan dari pelapor ada 12 temannya yang juga menjadi korban.
Selain itu kata Deki, dari keterangan rohis pesantren pada saat itu, ada 4 korban, dan pasien pengobatan, kalau dihitung jumlahnya sampai 20 korban.
"Beberapa korban belum berani melapor karena secara mental malu dan mendapatkan ancaman," katanya.
Menurut Deki, korban yang didampinginya, kelahiran tahun 2002, pada tahun 2016, korban masuk pesantren kelas 1 SMP.
Baca juga: Ingin Pintar dan Menang Lomba, Seorang Pelajar di Salatiga Malah Diperdaya Dukun Cabul
"Awalnya gurunya memanggil, disuruh bersih-bersih, diraba, dicium, dipangku, dicabuli," kata Deki.
Deki menjelaskan, pada saat korban sedang tidur, sempat dicium, korban tak keluar karena takut.
Deki mengungkapkan, korban dijodohkan sama santri di umur 18 tahun, pada tahun 2020.
"Seminggu sebelum tunangan dicabuli lagi," katanya.
Menurut Deki, korban sudah bilang ke calon suaminya terkait kejadian yang dialaminya, namun memilih bungkam karena takut.
"Korban lupa berapa kali (dicabuli), karena setiap ada kesempatan dicabuli," tuturnya.
Sedangkan korban kata Deki, keluar pesantren setelah nikah, waktu itu belum berani lapor, dan keluarganya juga baru tahu belakangan ini.
Baca juga: Satpam di Bogor Nyambi Jadi Dukun Cabul: Pasien Anak Sakit, Ibunya Diajak Bersetubuh
Selain itu kata Deki, modusnya praktik pengobatan rukiah, setiap pasien masuk ke dalam kamar berdua dalam keadaan tertutup.
"Pasien yang dirukiah semua perempuan, diraba-raba dari muka sampai bawah," kata dia.
Deki mengatakan, puncaknya setelah pelaku cerai, banyak yang mengadu ke mantan istrinya.
"Pesantren dulu ada puluhan santri, sekarang sudah kosong. Waktu saya ke pesantren, saya suruh pulang santri dan santriwati. Pekan lalu saya datangi pesantrennya," ujarnya.
Menurut Deki, sekarang pelaku pindah ke pesantren daerah Kopo, di pesantren milik ayahnya, buka praktik pengobatan. (Lutfi Ahmad Mauludin)
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Pimpinan Ponpes di Katapang Diduga Cabuli Santriwatinya, Korban Sampai Lupa Berapa Kali Dicabuli