Jadi Satu-satunya Swasta, SMA IT Ukhuwah Dukung Penuh Program Sekolah Penggerak di Banjarmasin
Khairul justru melihat Program Sekolah Penggerak sebagau sesuatu yang dibutuhkan dan menjanjikan kedepannya dan orangtua murid sangat mengapresiasi
Laporan Reporter Tribunnews.com, Naufal Lanten
TRIBUNNEWS.COM, BANJARMASIN - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah mengeluarkan berbagai kebijakan Merdeka Belajar, di antaranya Program Guru Penggerak dan Program Sekolah Penggerak.
Satu dari ribuan sekolah yang mengikuti Program Sekolah Penggerak adalah SMA Islam Terpadu (SMA IT) Ukhuwah, yang sekaligus jadi satu-satunya Sekolah Penggerak dari elemen swasta di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Kepala Sekolah SMA IT Ukhuwah, Khairul Hadi mengungkap perjalanan serta tantangan saat sekolahnya mengikuti program yang sudah berjalan hampir satu tahun ini.
“Yang pertama implementasinya satu tahun ini luar biasa. Luar biasa itu kita mempelajari sesuatu yang betul-betul baru, lalu dipersilahkan jalan sendiri,” kata Khairul Hadi di SMA IT Ukhuwah, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Kamis (21/7/2022).
“Kalau terbentur monggo berhenti, diskusi, ketemu (solusi), jalan lanjut lagi. Seperti itu kesimpulannya,” ujarnya menambahkan.
Baca juga: Cerita Ahmad Basuki, Guru Penggerak di Banjarmasin Setelah 23 Tahun Mengabdi: Lakukan Perubahan
Menjadi pionir implementasi Program Sekolah Penggerak, tidak menyurutkan pria yang sudah 20 tahun lebih mengabdi ini untuk mendorong bagian dari Kurikulum Merdeka Belajar ini.
Khairul justru melihat Program Sekolah Penggerak sebagau sesuatu yang dibutuhkan dan menjanjikan kedepannya.
“Bahkan kami optimis ini sesuatu yang sangat-sangat baik untuk kita lanjutkan. Orangtua (murid) juga sangat apresiatif dengan kurikulum merdeka ini,” katanya.
Dia pun lantas bercerita kala SMA IT Ilhuwah pertama kali mengikuti serangkaian proses menjadi Sekolah Penggerak. Sejak awal, sambung Khairul, pihaknya sudah antusias mengikuti program ini.
Sebab menurut dia, Program Sekolah Penggerak dapat mendorong perkembangan pendidikan melalui kepala sekolah.
Awalnya, tak banyak kepala sekolah yang memahami mekanisme Sekolah Penggerak ini. Bahkan waktu yang mepet juga jadi tantangan tersendiri dalam penerapan sekolah penggerak.
“Kami kepala sekolah Bimtek Juni, siswa masuk bulan Juli, guru-guru baru bisa Bimtek itu Agustus,” katanya.
“Jadi ada sekitar dua pekan kami ngasih pelajaran ke siswa kelas 10 itu materi-materi dasar aja. Karena materi kurikulum 2013 kan sudah enggak boleh lagi,” lanjut Khairul.
“Pure kita awal September baru bisa start untuk implementasi kurikulum merdeka ini. Tapi itu juga dengan sesuatu yang istilahnya ya kita sambil belajar, sambil melakukan apa yang kurang kita perbaiki.”
Khairul menjelaskan, para kepala sekolah itu mengikuti serangkaian kegiatan mulai dari loka karya, pendampingan hingga membentuk kelompok kerja (pokja) manajemen operasional yang dilakukan setiap bulannya.
Serangkaian kegiatan itu pun rutin dilakukan para kepala sekolah dalam satu tahun pertama. Tujuannya, untuk memastikan inplementasi Program Sekolah Penggerak di masing-masing sekolah.
“Ini sesuatu yng sangat menarik bagi kami karena program pengembangannya disertai dengan pembinaan yang rutin,” kata Kahirul.
Baca juga: Implementasi Program Guru Penggerak di SMP 1 Banjarmasin Direspon Positif
Lebih lanjut ia menyambut baik Program Sekolah Bergerak yang digagas Kemendikbudristek. Menurut dia, program ini bisa diterapkan di semua sekolah di seluruh Indonesia, asalkan punya komitmen untuk memajukan pendidikan.
“Mau sekolah pinggiran, mau sekolah di tengah kota, mau sekolah yang fasilitas lengkap maupun yang sinyalnya turun-naik, kalau kepala sekolahnya hasil seleksinya berkomitmen memajukan ssekolah dia akan terpilih. Dan ini sangat luar biasa program sekolah bergerak,” tuturnya.
Tercatat hingga 2022, Kemendikbudristek telah merealisasikan 2.500 Sekolah Penggerak di 34 provinsi dan 250 kabupaten/kota.
Adapun Program Sekolah Penggerak ini merupakan katalis untuk mewujudkan pendidikan Indonesia diawali dengan SDM kepala sekolah dan guru yang fokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik, sehingga terwujud profil Pelajar Pancasila.
Ada lima intervensi Program Sekolah Penggerak yaitu kerja sama Kemendikbudristek dengan pemerintah daerah untuk memberikan pendampingan implementasi Sekolah Penggerak.
Penguatan SDM sekolah melalui pelatihan dan pendampingan intensif dengan pelatih yang disediakan Kemendikbudristek, pembelajaran dengan paradigma baru menyesuaikan dengan kebutuhan dan pengembangan siswa, dan perencanaan berbasis data hasil refleksi diri satuan pendidikan.