Senin, 6 Oktober 2025

Kecelakaan Maut di Tol Mojokerto

Hasil Investigasi Ungkap Penyebab Kecelakaan Maut di Tol Mojokerto, Bukan Karena Jalan dan Kendaraan

Penyebab kecelakaan maut bus pariwisata di tol Surabaya-Mojokerto yang menewaskan 14 orang dipastikan bukan diakibatkan kondisi kendaraan atau jalan.

Penulis: Adi Suhendi
SURYA/HABIBUR ROHMAN
Kondisi Bus Ardiansyah bernopol S-7322-UW yang menabrak tiang papan pemberitahuan bahu jalan, di Tol Surabaya-Mojokerto, KM 712.400/A, Senin (16/5/2022). Atas kejadian tersebut menewaskan 13 orang penumpang. (SURYA/Habibur Rohman) *** Local Caption *** 

TRIBUNNEWS.COM, MOJOKERTO - Penyebab kecelakaan maut bus pariwisata di tol Surabaya-Mojokerto yang menewaskan 14 orang dipastikan bukan diakibatkan kondisi kendaraan atau jalan.

Diduga kuat bila kecelakaan tersebut terjadi karena kelalaian sang sopir.

Hal itu terungkap setelah Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jatim melakukan investigasi terkait kelayakan kendaraan angkutan umum/penumpang.

Hasilnya, bus PO Ardiansyah nopol S 7322 UW yang terlibat kecelakaan tersebut dalam kondisi layak jalan.

Analisis Kebijakan Keselamatan Angkutan Jalan Dishub Provinsi Jatim, Arjani Hia Putra mengatakan, kecelakaan bus pariwisata di Tol Surabaya-Mojokerto itu merupakan kejadian tragis dan tidak diharapkan.

"Artinya fasilitas jalan sudah lengkap, kendaraan juga secara teknis memenuhi syarat, tetapi mungkin ada faktor yang tidak lepas dari kemampuan manusia yang menyebabkan kecelakaan," jelasnya saat ditemui di Mapolres Mojokerto Kota, Selasa (17/5/2022).

Baca juga: Penyebab Kecelakaan Bus di Tol Mojokerto Bukan karena Kondisi Kendaraan atau Jalanan

Arjani menjelaskan, unsur penyebab kecelakaan seperti yang dianalisa berbagai pihak, salah satunya yakni diduga lantaran pengemudi kendaraan bus kelelahan atau mengantuk.

"Secara teknis kalau kendaraan bus itu lulus uji masih berlaku, fungsi-fungsi semua lainnya juga berfungsi baik, cuma pada prosesnya kalau yang namanya orang mengantuk bagaimana lagi," ungkapnya.

Dia menyebut, kendaraan bus tahun rakitan 2007 tersebut masih layak jalan dan secara umum kondisi kendaraan maupun jalan tol tidak ada hubungannya dengan penyebab utama kecelakaan.

"Secara umum tidak ada dan ataupun penyebab utama faktor kecelakaan. Tidak ada hubungannya dengan kondisi jalan tol (Surabaya-Mojokerto), karena jalan tol itu sudah lulus layak fungsi sebagai jalan umum yang sudah dilakukan uji berkali-kali terkait kelayakan," ucap Arjani.

Baca juga: Hasil Tes Urine Sopir Cadangan Bus Kecelakaan Maut di Tol Mojokerto Diduga Konsumsi Sabu

Menurut dia, posisi Guardrail jalan tol di sisi kiri KM712.400/A sudah terpasang sesuai standar keamanan jalan bebas hambatan.

Pasalnya, letak Guardrail terakhir sekitar 50-60 meter dari besi VMS (Variable Message Sign) jalan tol yang merupakan titik tabrakan kecelakaan bus tersebut.

Apalagi, lokasi kejadian kecelakaan berada dekat dari Exit Tol Penompo, sekitar 100 meter.

"Guardrail itu dipasang sesuai standar di titik-titik tertentu jalan tol, terutama di jalur rawan kecelakaan dan selama evaluasi tidak pernah terjadi kecelakaan di lokasi itu. Karena memang pemasangan Guardrail itu fasilitas jalan terkait dengan faktor ekonomis pembangunan. Apalagi itu sudah mendekati Exit Tol Penompo seharusnya aman," ujarnya.

Masih kata Arjani, pihaknya memastikan kondisi rem kendaraan bus dalam kondisi normal.

Namun, pihaknya tak menampik bahwa tidak ditemukan adanya bekas pengereman di lokasi kejadian kecelakaan maut bus pariwisata di jalan Tol Sumo.

Baca juga: Dosa-dosa Supir Bus Ardiansyah Yang Kecelakaan di Mojokerto, Pakai Narkoba Hingga Tak Punya SIM

"Ya karena ngantuk itu, dia (Sopir) diduga tidak mengerem, karena fungsi dari pengereman tidak dijalankan itu diindikasikan pengemudi adalah mengantuk. Karena kalau tidak ngantuk, dia pasti mengerem dan kendaraan kembali ke jalurnya," ungkapnya.

Ditambahkannya, berdasarkan pengumpulan data, diperkirakan kecepatan kendaraan bus (Titik henti) saat menabrak tiang besi VMS sekitar 90 kilometer per jam.

"Kami akan cek rata-rata kecepatan bus itu dari kamera CCTV jalan tol dari Jombang- Mojokerto, kami cek ke pengelola tol," katanya.

Hal tersebut pun sejalan dengan hasil Olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) yang dilakukan pihak kepolisian.

Tim TAA (Traffic Accident Analysis) Ditlantas Polda Jatim melakukan Olah TKP di lokasi kejadian kecelakaan, Selasa (17/5/2022).

Mereka menggunakan metode Traffic Accident Analysis dengan alat teknologi 3D Laser Scanner menggunakan alat Leica dilengkapi kamera 350 derajat yang digunakan untuk Scene kendaraan yang terlibat kecelakaan tunggal tersebut.

Ini digunakan untuk memastikan kronologi penyebab terjadinya kecelakaan menonjol yang korbannya lebih dari lima orang yakni menganalisa mulai kontak fisik antara kendaraan bus hingga menyentuh tiang besi VMS (Variable Message Sign) di sisi kiri jalan tol.

Nantinya, hasil olah TKP menggunakan alat tersebut akan dipakai untuk bahan gambar visual terkait kronologi kejadian kecelakaan.

Kasi Pullahjianta Subditlaka Ditgakkum Korlantas Polri, AKBP Hendra Wahyudi mengatakan dari hasil olah TKP, tim TAA nantinya akan memberikan gambaran sebelum, sesaat, dan sesudah kecelakaan.

Data otentik dari analisa dari lokasi kejadian akan diinput melalui software program Traffic Accident Analysis untuk merekontruksi setiap detik adegan dalam gambar visual berbasis video animasi.

Software TAA akan menganalisa mulai arah tabrakan, kecepatan kendaraan, hingga dapat mengukur secara akurat kecepatan tabrakan yang diduga kurang lebih sekitar 100 kilometer per/jam.

Hasil gambar visual animasi terkait kronologi kecelakaan ini bukan untuk dipublikasikan melainkan untuk membantu penyidik mengungkap penyebab kecelakaan saat di persidangan.

"Ada tiga titik olah TKP menggunakan alat 3D Scanner mulai dari 100 meter sebelum terjadi kecelakaan, titik lokasi tabrakan dan sesudah kecelakaan," ucap AKBP Hendra.

Dari pantauan di lokasi terlihat bekas roda kiri kendaraan bus yang menggilas rumput di sisi kiri bahu jalan tol.

Namun tidak terlihat bekas pengereman hingga di lokasi tabrakan yang jaraknya dengan Guardrail 60 meter dari tiang VMS.

Hendra menyebut pihaknya akan memastikan terkait dugaan kendaraan bus tidak sempat melakukan pengereman hingga kecelakaan.

"Kami akan cek kembali pada sopir dan saksi-saksi yang ada di dalam kendaraan bus tersebut," ungkapnya.

Dia menambahkan pihaknya akan menyampaikan sejumlah temuan baru menunggu hasil analisis terkait penyebab kecelakaan.

Ada goresan di Guardrail bekas bodi bus sebelum menghantam tiang besi VMS jalan tol Sumo.

"Iya betul, tadi sudah kami ambil gambar dengan alat 3D Scanner dan akan kami padukan dengan bukti-bukti lain untuk memastikan jika itu goresan Guardrail dari kendaraan bus," katanya.

Sopir diduga konsumsi sabu

Selain itu, polisi pun sudah melakukan pemeriksaan terhadap Ade Firmansyah (28), sopir cadangan yang mengemudi saat bus pariwisata kecelakaan.

Diduga sopir cadangan tersebut mengonsumsi sabu.

Temuan tersebut, diperoleh penyidik dari hasil tes urine awal yang dilakukan terhadap Ade Firmansyah.

Guna memastikannya, Selasa (17/5/2022), penyidik mengambil sampel darah sopir cadangan itu, untuk dilakukan pengujian laboratorium forensik (Labfor).

"Pengemudi ini menggunakan sejenis sabu. Hari ini, kami mengambil darah untuk kita kirim ke Labfor, untuk memastikan kandungan apa yang ada di pengemudi ini," ujar Direktur Ditlantas Polda Jatim Kombes Pol Latif Usman, saat ditemui awak media di depan Gedung Ditlantas Mapolda Jatim, Selasa (17/5/2022).

Latif menambahkan, pihaknya juga akan melibatkan pihak Satresnarkoba Polres Mojokerto Kota untuk mendalami temuan dugaan sopir cadangan dalam laka tersebut, yang terindikasi mengonsumsi sabu.

Mulai dari, sejak kapan sopir cadangan itu mulai memiliki kebiasaan mengonsumsi sabu tersebut.

Dari mana memperoleh serbuk kristal sabu tersebut.

Namun, untuk konteks kasus insiden kecelakaan tunggal tersebut.

Latif menegaskan, pihaknya masih mendalami lebih lanjut, mengenai kapan terakhir kali si sopir cadangan tersebut menghisap sabu, sebelum terjadinya kecelakaan.

Pasalnya, terdapat temuan kronologi, selama perjalanan menuju Dieng Wonosobo, sopir cadangan tersebut diketahui tidak ikut kegiatan liburan di destinasi wisata yang dikunjungi bersama warga atau para penumpang.

"Kan ada waktu waktu selama perjalanan di Surabaya, di Wonosobo sampai Jogja ini, ada sempat dia berhenti, dan ada satu jam dia tidak ikut acara di Dieng, yaitu satu jam di tempat makan. Apakah itu. Nanti kita akan dalami dari Resnarkoba yang akan dalami untuk penggunaan narkobanya," katanya.

Penulis: Mohammad Romadoni

Sebagian dari artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Hasil Investigasi KNKT dan Dishub Jatim Ungkap Penyebab Kecelakaan Maut Bus Pariwisata di Tol Sumo

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved