Senin, 29 September 2025

Harga Kedelai tak Terkendali

Harga Kedelai Mahal, Produsen Tempe di Sergai Sumut Terpaksa Lakukan Cara Ini Agar Bisa Bertahan

Dampak dari tingginya harga bahan baku ini, para produsen tempe saat ini hanya bisa mengurangi bentuk ukurannya saja.

Editor: Erik S
TRIBUN BATAM/argi
Ilustrasi Produsen tempe di Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), Sumatera Utara, mengeluh, pasalnya harga kedelai hingga sekarang kian tinggi. 

TRIBUNNEWS.COM, SERDANG BEDAGAI- Produsen tempe di Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), Sumatera Utara, mengeluh, pasalnya harga kedelai hingga sekarang kian tinggi.

Informasi yang diperoleh wartawan Tribun Medan, harga kedelai saat ini sudah mencapai Rp 12 ribu per kilonya.

"Bahan bakunya mengalami peningkatan, yang awalnya Rp 7 ribu per kilo sekarang ini sudah mencapai Rp 12 ribu per kilo," ujar produsen tempe, Ramlan, Kamis (24/2/2022).

Lanjut Ramlan, dampak dari tingginya harga bahan baku ini, para produsen tempe saat ini hanya bisa mengurangi bentuk ukurannya saja.

Baca juga: Mengapa Kasus Mogok Perajin Tempe Tahu Terjadi Berulang-ulang dan Petani Enggan Tanam Kedelai?

"Ukurannya kita kurangi tidak seperti ukuran yang biasanya. Dampaknya paling ke konsumen karena perubahan bentuk aja. Sedangkan soal harga jual tetap sama," ujar Ramlan.

Sedangkan itu, ketersedian bahan baku kedelai saat ini masih gampang di dapatkan.

"Saat ini kedelai masih gampang kami dapatkan, cuma ya itu tadi harganya yang terlalu tinggi," ujar Ramlan.

Tambah Ramlan, saat ini dirinya selaku produsen tempe memproduksi sebanyak 25 kilogram per harinya.

"Kalau untuk pengeceran kami masukkan ke kedai-kedai," ujar Ramlan.

Baca juga: Tahu Tempe Beredar Lagi di Pasaran, Giliran Pedagang Daging Jabodetabek Rencana Mogok Jualan 5 Hari

Hal senada juga dikatakan oleh Suriadi, produsen tempe lainnya.

Ia mengatakan, harga kedelai kian mahal, sebelum pandemi Covid-19 harga Rp 7 ribu sekarang sudah hampir Rp 12 ribu per kilo.

"Imbasnya ke kami para pembuat tempe, ukuran per bijinya kami kurangi atau di perkecil. Karena kalau sama bentuk ukurannya dengan yang sebelumnya, ya kami pembuat tempe tidak ada untungnya," ujar Suriadi.

Sementara itu, menurut Suriadi bahan baku kedelai memang agak tersendat dikit, tapi tetap ada.

"Agak tersendat memang, nanti itu nanti dari agen nanti paling 3-4 hari baru ada. Cara menyikapinya kalau kedelai sudah tersendat dari agen, dan stok sudah habis, terpaksa kami keliling mencari sendiri," ujar Suriadi.

Harga tempenya yang dijual oleh para perajin tempe bervariasi, sesuai dengan ukurannya per batangnya, dari harga Rp 1.000 hingga Rp 4.000.

Baca juga: Mengapa Kasus Mogok Perajin Tempe Tahu Terjadi Berulang-ulang dan Petani Enggan Tanam Kedelai?

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan