Jelang 1 Tahun Kepemimpinan Gibran Rakabuming, PKS Singgung soal Privilege, Bandingkan dengan Jokowi
Kritik politisi PKS untuk Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, jelang satu tahun kepemimpinan putra Jokowi ini.
Penulis:
Pravitri Retno Widyastuti
Editor:
Arif Tio Buqi Abdulah
TRIBUNNEWS.COM - Menjelang satu tahun kepemimpinan Gibran Rakabuming Raka sebagai Wali Kota Solo, kritik datang dari politisi PKS.
Pemerintahan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, dan Wakil Wali Kota Solo, Teguh Prakosa, akan berusia satu tahun pada 26 Februari 2022 mendatang.
Menurut hasil survei terkait Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) satu tahun pemerintahan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo yang digelar Program Studi S2 Magister Administrasi Publik (MAP) Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Solo, Jumat (18/2/2022), kinerja Gibran dan Teguh dinilai memuaskan.
Ketua Program Studi MAP Unisri Solo, Suwardi, menuturkan rata-rata nilai atau skor yang diberikan responden terkait setahun pemerintahan Gibran-Teguh terbilang tinggi, mencapai 79,3.
"Jadi masyarakat diminta memberikan skor penilaian antara 10 sampai 100 untuk satu tahun pemerintahan Gibran-Teguh," terang dia kepada TribunSolo.com.

Baca juga: PTM di Solo akan Kembali Digelar setelah Sepekan PJJ, Gibran: Kalau Masih Takut Ya PJJ
Baca juga: Piala Gibran, Ajang Silaturahmi Wartawan se-Indonesia & Perkenalan Venue Latihan Piala Dunia U-20
"Ada tujuh orang yang memberikan nilai 100, tapi rata-rata totalnya 79,3," tambahnya.
Terkait hal ini, Ketua DPD PKS Solo, Daryono, memberikan tanggapannya.
Menurutnya, kepemimpinan Gibran selama ini kurang optimal.
Daryono menilai, dengan status Gibran yang memiliki hak istimewa sebagai anak Presiden Joko Widodo (Jokowi), seharusnya kinerjanya bisa jauh lebih baik.
Bahkan, ia berpendapat, kinerja Gibran tidak lebih baik dari Jokowi saat menjabat sebagai Wali Kota Solo.
"Wajar-wajar saja tingkat kepuasan tinggi di satu tahun awal, cuma ini belum maksimal."
"Mas Gibran dengan (status) beliau dengan anak Presiden, punya supporting unit yang tidak bisa diabaikan, seharusnya bisa lebih dari ini," kata Daryono, kepada Kompas.com, Sabtu (19/2/2022).
"Saya berpendapat, bahkan dulu dibandingkan dengan Pak Jokowi yang tidak memiliki privilege (anak presiden), malah lebih baik dibanding Mas Wali (Gibran) jadi Wali Kota," tambahnya.
Lebih lanjut, Daryono menyinggung soal gaya komunikasi Gibran yang dianggapnya tak merakyat.
Ia juga membandingkan bagaimana gaya Gibran dan Jokowi semasa menjadi Wali Kota Solo.

Baca juga: Ubedilah Badrun Serahkan Bukti Dokumen Baru ke KPK Terkait Pelaporan Gibran dan Kaesang
Baca juga: Dosen UNJ Ubedilah Badrun Diklarifikasi KPK 2 Jam Soal Laporan Dugaan KKN Gibran-Kaesang
Menurutnya, dahulu Jokowi sangat mudah ditemui, sementara Gibran terasa ada sekat.
"Gaya komunikasi ya memang kalau dibanding dengan Bapak (Jokowi) ini jauh sekali," katanya.
"Kalau dulu jadi Wali Kota, Pak Jokowi sangat sangat gampang untuk ditemui, berkomunikasi menyampaikan aspirasi."
"Sekarang beliau (Gibran) susah lah, ada sekatnya," lanjutnya.
Gaya komunikasi Gibran juga mendapat kritikan dari Wakil Ketua DPRD Solo, Sugeng Riyanto.
Dilansir TribunSolo.com, Sugeng menilai pola komunikasi Gibran dengan masyarakat kurang baik, sehingga informasi tersendat.
31 Persen Responden Mengaku Mudah Dapat Pekerjaan
Hasil survei Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Solo menyatakan masyarakat Kota Solo merasa lebih mudah memperoleh pekerjaan dan penghasilan pada tahun 2021 dibandingkan dengan tahun 2020.
Hal ini merupakan hasil survei terkait Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dirilis oleh Unisri Solo jelang setahun Gibran Rakabuming Raka dan Teguh Prakosa memegang tampuk kepemimpinan.
Dalam survei, responden dihadapkan pada pertanyaan, "Satu tahun terakhir apakah Anda merasa lebih mudah atau lebih sulit dibanding tahun 2020 dalam hal memperoleh pekerjaan dan penghasilan?"
Baca juga: Gibran Rakabuming Raka Ketua Panitia ASEAN Para Games Organizing Committee 2022.
Baca juga: LPSK: Pelapor Gibran-Kaesang ke KPK Harusnya Dapat Piagam dan Premi Rp200 Juta
Ketua Program Studi Magister Administrasi Publik (MAP) Unisri, Suwardi, mengatakan sekitar 31,1 persen masyarakat menilai lebih mudah/sedikit lebih mudah memperoleh pekerjaan dan penghasilan.
"Tahun 2021 dibanding tahun sebelumnya 2020, masyarakat yang merasa lebih mudah ada 15,8 persen, dan yang merasa sedikit lebih mudah ada 15,3 persen," ujar Suwardi, kepada TribunSolo.com, Jumat (18/2/2022).
Meski demikian, Suwardi menyatakan tetap ada 1,3 persen warga masyarakat yang mengaku tahun 2021 lebih sulit dibanding tahun sebelumnya dalam hal memperoleh penghasilan dan pekerjaan.
"Data ini mengindikasikan, tahun 2021 walaupun lebih baik dibanding tahun 2020."
"Namun, masih ada masyarakat yang mengalami kesulitan memperoleh pekerjaan dan penghasilan," katanya.
Adapun survei dilakukan kepada 550 responden yang merupakan penduduk yang tinggal di Kota Surakarta, meliputi enam kecamatan yakni Banjarsari, Jebres, Laweyan, Pasar Kliwon, dan Serengan, selama 10 hari yakni pada 4-13 Februari 2022.
Para responden juga merupakan orang yang termasuk Daftar Pemilih Tetap pada Pilkada Surakarta 2020 lalu.
Metode yang digunakan adalah stratified random sampling berbasis titik lokasi survei dan dengan teknik pengambilan data wawancara face to face.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Survei Unisri : Setahun Pemerintahan Gibran, 31 Persen Responden Ngaku Mudah Cari Kerja di Solo
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W, TribunSolo/Vincentius Jyestha Candraditya/Agil Trisetiawan, Kompas.com/Fristin Intan Sulistyowati)