Senin, 6 Oktober 2025

Harga Kedelai Mahal, Perajin Tahu di Serang Banten Mogok Produksi Selama 3 Hari

Para perajin tahu di Serang Banten akan mogok selama tiga hari terhitung 21-23 Februari 2022.

Editor: Erik S
SRIPOKU/EHDI
Ilustrasi Imbas dari tingginya harga kedelai, perajin tahu di Serang Banten akan menggelar mogok jualan. 

TRIBUNNEWS.COM, SERANG -  Imbas dari tingginya harga kedelai, perajin tahu di Serang Banten akan menggelar mogok jualan.

Para perajin tahu itu akan mogok selama tiga hari terhitung 21-23 Februari 2022.

Aksi tersebut menindaklanjuti surat pemberitahuan dari Pusat Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Puskopti) pada 15 Februari 2022.

Produsen tidak bisa menaikkan harga jual dikarenakan kondisi ekonomi masyarakat yang belum stabil.

Baca juga: Harga Kedelai Naik, Sultan Minta Pemerintah Beri Insentif Fiskal Bagi UMK Pengolahan Tempe-Tahu

Rahmat, seorang produsen tahu asal Pandeglang, akan menghentikan produksi tahu dan tempe mulai Minggu (20/2/2022).

Dia memproduksi tahu di Kecamatan Pamarayan dan memasoknya untuk pasar wilayah Pamarayan.

Untuk sekali produksi tahu, Rahmat bisa menghabiskan delapan kuintal kedelai.

Rahmat tetap akan berkomitmen bersama produsen lainnya dengan aksi mogok produksi, agar pemerintah menekan harga bahan pokok pembuatan tahu dan tempe.

Dia mengaku tidak tega jika masyarakat bakal kelimpungan mencari stok tempe dan tahu selama tiga hari ke depan.

"Ini bagian dari sikap koperasi produsen agar pemerintah lebih serius menanganinya. Sekarang saja saya beli kedelai Rp 11.500 per kilogram dari sebelumnya hanya Rp 9.000," ucapnya di tempat pengolahan tahu, Sabtu (19/2/2022).

Menurut Rahmat, pihaknya masih melakukan produksi tahu dari delapan kuintal kedelai dibantu tujuh pekerjanya.

Baca juga: Dilema Penjual Gorengan, Saat Harga Minyak Goreng dan Kedelai Naik Hampir Bersamaan

"Hari ini masih produksi, buat besok dikirimkan ke Pasar Pamarayan," katanya.

Selain itu, pria berusia 54 tahun ini mengaku tidak mengurangi ukuran tahu serta tidak menaikan harga.

Dia khawatir jika hal itu dilakukan, akan membebani masyarakat yang membutuhkan.

"Kalau di lingkungan kampung susah mau dikecilin ukurannya atau dinaikin harganya malah yang ada nanti engga laku," ujarnya.

Baca juga: Upaya Kementan Meningkatkan Produksi Kedelai Nasional, di Tengah Tekanan Eksternal

Halaman
12
Sumber: Tribun Banten
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved