Pariwisata Bali
Singapore Airlines Mendarat di Bandara Ngura Rai Rabu Ini, Bawa 100 Penumpang Turis Asing
Direncanakan, pesawat Singapore Airlines dengan nomor penerbangan SQ 938 ini tiba pukul 11.50 Wita.

TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Bandara I Ngurah Rai, Bali, akan kembali kedatangan penerbangan internasional.
Setelah Garuda Indonesia rute Narita-Denpasar beberapa waktu lalu, kini maskapai Singapore Airlines rute Singapura-Denpasar dijadwalkan akan mendarat, Rabu (16/2) hari ini.
Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Bali, Tjokorda Bagus Pemayun saat dikonfirmasi mengenai kesiapan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali mengaku tidak ada persiapan khusus terkait hal tersebut.
Hanya saja, pihaknya berharap kedatangan para penumpang dari Jepang tersebut diharapkan sudah sesuai dengan protokol kesehatan yang sudah berlaku di Indonesia.
Seperti diketahui, direncanakan, pesawat Singapore Airlines dengan nomor penerbangan SQ 938 ini tiba pukul 11.50 Wita.
"Sebenarnya hanya lihat saja, tetapi ada keinginan untuk melihat sudah sesuai gak dengan yang di bandara dengan jumlah yang begini," katanya, Selasa (15/2).
Sebelumnya, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace menyebutkan, jumlah penerbangan internasional yang menuju Bali sendiri kian hari kian meningkat.
Mantan Bupati Gianyar tersebut menyebut Selasa (15/2) Maskapai Singapore Airlines kembali mendarat ke Bandara Ngurah Rai. Sejumlah 70 orang wisatawan mancanegara sendiri menurutnya datang menggunakan maskapai penerbangan tersebut.
“Secara pasti meningkat terus, dari hari ke hari setelah terbukti besok ada SQ Singapore Airlines jam 12 mendarat ada 70 penumpang. Ada permintaan juga beberapa maskapai untuk ke Bali, tentu ini menjadi hal positif bagi kita,” tegasnya.
Cok Ace mengatakan, selain Singapore Airlines, beberapa maskapai penerbangan internasional lain juga akan membuka kembali penerbangannya ke Bali, salah satunya, Garuda Indonesia dan Jetstar Airways.
Bahkan Jetsar Airways mengajukan izin untuk mengaktifkan kembali (reaktivasi) penerbangan rute internasional Singapura-Denpasar.
Bali mulai membuka gerbang untuk penerbangan internasional sejak 4 Februari.
Penerbangan internasional pertama yang tiba di Bandara I Gusti Ngurah Rai adalah Garuda Indonesia dengan penerbangan GA 881 mengangkut 12 orang penumpang.
Pesawat itu terbang dari Bandara Narita, Tokyo, Jepang pada 3 Februari.
“Karena mereka mau membuka penerbangan ke Bali tentu dengan indikasi-indikasi ada permintaan pasar yang ingin terbang ke Bali, mudah-mudahan seperti itu,” katanya.
Kedatangan kembali wisman ke Bali disambut senang oleh para stakeholder pariwisata Bali. Salah satunya yakni Ketua Bali Tourism Board (BTB), Ida Bagus Agung Partha Adnyana.
Gus Agung mengatakan, dengan kedatangan wisman kembali dapat membuktikan bahwa Bali aman dikunjungi dan kegiatan pariwisatanya lambat laun akan bergeliat kembali.
Ia mengaku baru mendengar kabar bahwa penumpang Singapore Airline sekitar 100 orang.
"Dari yang saya dengar SQ kurang lebih di atas 100 penumpangnya akan datang. Itu data dari tiga hari, dua hari lalu, sudah 100 penumpang lebih. Kami targetkan mudah-mudahan bisa mencapai 200 (penumpang) ya. Itu kan pesawat isinya 337 seat. Harapan kita bisa terpenuhi sampai 200 seat," ujarnya, Selasa.
Sekitar 100 penumpang yang akan datang, kata Gus Agung, merupakan murni wisatawan mancanegara.
Walaupun nantinya wisman tersebut akan tinggal dengan sistem for long stay, digital nomad, atau bisnis. Karena wisman tersebut tidak ada yang founder trip.
"Begitu sampai nantinya, wisman tersebut akan langsung digiring ke Hotel Bubble yang telah disediakan dan disetujui pemerintah.
Kedatangan SQ ini, merupakan salah satu dukungan untuk Bali. Dalam hal ini, mendatangkan wisman ke Bali.
"Semoga akan ada airlines-airlines lain yang menyusul jejak Singapore Airlines ini," tambahnya.
Ia juga berharap selain SQ, penerbangan maskapai internasional yakni Jet Star dapat melakukan penerbangan dari Sidney ke Bali, 4 Maret mendatang.
Sementara itu, pihak Bandara Ngurah Rai mengaku sudah siap melayani kedatangan dan keberangkatan tersebut.
"Dengan adanya dua penerbangan internasional 3 dan 10 Februari dari Narita, memberikan kita ada evaluasi pada pelayanan internasional lain kedepannya. Untuk besok (hari ini, Red) kami siap melakukan pelayanan penerbangan internasional," ujar Stakeholder Relation Manager Angkasa Pura I (Persero) Bandara Ngurah Rai, Taufan Yudhistira, Selasa.
Ada sejumlah perubahan dalam alur kedatangan penumpang internasional, salah satunya holding area yang kami gunakan bagi penumpang untuk menunggu hasil tes PCR sudah kami hilangkan.
Sehingga ketika penumpang tersebut selesai menjalani pemeriksaan di konter Bea Cukai langsung menuju ke konter registrasi hotel dan transportasinya (mobil/bus yang akan mengantarkan penumpang ke hotel karantina).
Alur kedatangan sebelumnya setelah mereka dari konter Bea Cukai menuju holding area untuk menunggu hasil tes PCR keluar, baru setelah itu ke konter registrasi hotel dan transportasi.
"Saat ini setelah proses untuk registrasi hotel dan transportasi mereka langsung menuju exit poin untuk menaiki bus atau mobil yang akan membawa mereka ke hotel karantina. Jadi kami menghilangkan poin holding area dimana penumpang sebelumnya menunggu hasil tes PCR di Bandara, tapi kami hilangkan jadi penumpang itu langsung ke hotel karantina," jelas Taufan.
Sehingga para penumpang tersebut menunggu hasil tes PCR di hotel karantina, ketika hasil nya negatif mereka melanjutkan proses karantina dengan regulasi selama 7 hari bagi penumpang internasional yang belum vaksin lengkap dan karantina 5 hari bagi yang sudah vaksin lengkap.
Selanjutnya bagaimana yang hasilnya positif, dari Satgas Covid-19 Provinsi bersama pihak hotel yang menindaklanjutinya apakah dilakukan proses isolasi atau dibawa ke RS Rujukan Covid-19.
Dengan adanya poin holding area dihilangkan sehingga penumpang internasional yang tiba di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali hanya memerlukan waktu lebih kurang 30 menit, dari yang sebelumnya satu penumpang membutuhkan waktu 72 menit dari tiba hingga keluar terminal.
"Sebelumnya satu penumpang membutuhkan waktu 72 menit untuk mengikuti alur protokol kesehatan yang kami terapkan, dengan hilangnya atau ditiadakannya poin holding area maka kurang lebih mereka hanya butuh waktu 30 sampai 35 menit," ungkapnya.
Sehingga prosedur atau alur kedatangan internasional sekarang adalah pengecekan suhu tubuh, melakukan registrasi di cek point dan menunjukkan e-HAC yang sudah diisi sebelum tiba di Bali, melakukan pemeriksaan dokumen kesehatan di konter Kantor Kesehatan Pelabuhan, lalu melanjutkan proses pengambilan sampel untuk tes PCR, menuju konter Imigrasi untuk proses keimigrasian, pengambilan bagasi, melakukan pemeriksaan barang bawaan oleh Bea Cukai dan melakukan registrasi hotel serta transportasi lalu langsung menuju hotel karantina.
"Untuk semua alur itu berjalan dengan lancar dan tidak memakan banyak waktu tentunya kami di Bandara telah menyiapkan prosedur pre-flight. Prosedur pre-flight ini adalah dokumen apa saja yang harus disiapkan oleh penumpang sebelum mereka melakukan penerbangan ke Bali. Diharapkan kepada seluruh penumpang internasional yang akan ke Bali menyiapkan dokumen pre-flight dengan lengkap," kata Taufan. (gil/sar/zae)
Baca juga: Willian Pacheco: Saya Akan Berikan Segalanya Dalam Hidup untuk Bali United