Bentrokan di Maluku Tengah
Polda Maluku Pastikan Segera Tangkap Aktor di Balik Pertikaian Antar Warga di Pulau Haruku
Polda Maluku masih memeriksa sejumlah saksi untuk memastikan aktor pelaku di balik pertikaian antar warga di Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah.
Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Alfin Risanto
TRIBUNNEWS.COM, AMBON - Meski mengaku sudah mengantongi nama terduga aktor di balik pertikaian antar warga di Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku, Polda Maluku masih memeriksa sejumlah saksi yang menguatkan dugaan polisi itu.
"Iya anggota Ditreskrimum dan satreskrin Polresta sudah di lapangan sudah kantongi nama aktor yang membuat pertikaian, namun harus dipastikan dengan pemeriksaan saksi-saksi dahulu," Kabid Humas Polda Maluku M Roem Ohoirat.
Jika hasil pemeriksaan saksi menguatkan, maka akan langsung ditangkap.
Untuk itu, Roem belum dapat membeberkan nama terduga pelaku itu.
Dia pun meminta masyarakat untuk kooperatif agar kasus ini dapat segera terselesaikan.
"Anggota di lapangan sedang bekerja periksa saksi-saksi, diharapkan masyarakat dapat koperatif agar kasus ini bisa terungkap," tandasnya.
Baca juga: Kapolda Maluku : Bentrok di Pulau Haruku Dipicu Masalah Tapal Batas, Bukan SARA
Diketahui, akibat pertikaian antar warga itu, tiga orang meninggal dunia, dua mengalami luka-luka dan ratusan rumah terbakar.
Salah satu korban luka adalah anggota Kepolisian Pulau Haruku.
Saat ini situasi sudah berangsur pulih dan dijaga ketat aparat gabungan TNI-Polri.
Sebelumnya Kapolda Maluku Irjen Pol Lotharia Latif memastikan kondisi Kamtibmas di Pulau Haruku pascabentrok berangsur kondusif.
Pembakaran gereja di Negeri (Desa) Kariu juga dipastikan tidak benar.
"Situasi di lapangan dan rumah ibadah yang diisukan terbakar adalah hoaks karena kondisi bangunannya dalam keadaan baik dan aman," tegas Kapolda kepada Menkopolhukam, Mahfud MD melalui video conference (Vicon), Jumat (28/1/2022).
Ratusan aparat TNI Polri juga telah disiagakan di titik bentrokan.
Jenderal bintang dua itu menjelaskan, bentrokan yang terjadi murni persoalan tapal batas, bukan SARA.