Kamis, 2 Oktober 2025

Liputan Khusus

Ikan Arwana Terancam Punah, Banyak Diburu dan Habitatnya Dirusak

Ikan arwana bukan hanya berada di Kalimantan, tapi juga berada di Bangka. Namun keberadaannya kini terancam punah.

Editor: cecep burdansyah
zoom-inlihat foto Ikan Arwana Terancam Punah, Banyak Diburu dan Habitatnya Dirusak
Bangka Pos
Ikan arwana yang terancam punah

TRIBUNNEWS.COM, PANGKALPINANG - Arwana merupakan salah satu ikan hias yang paling populer di kalangan masyarakat Indonesia.

Tapi banyak yang tidak tahu, ternyata bukan hanya di Pulau Kalimantan, ikan dengan nilai ekonomis tinggi ini juga ada di Bangka Belitung.

Warga Bangka Belitung biasa menyebut ikan arwana ini sebagai ikan kelesak. Namun sayangnya jenis ikan arwana yang memiliki ciri khas warna agak kehijauan saat ini terancam punah.

Ekosistem yang rusak dan perburuan yang masif menjadi penyebab utama nyaris punahnya ikan mendiami habitat sungai dan danau berair tenang itu.

Di Pulau Bangka, ikan yang dilindungi ini sudah sangat langka. Saat ini ikan yang karena keindahannya kerap disebut ikan jelmaan dewa itu hanya dapat ditemui di daerah Jebus, Bangka Barat dan Bangka Tengah.

Terancam punahnya, ikan cantik bernama latin scleropages formosus dari habitatnya itu membuat pegiat lingkungan di Bangka Belitung menjadi resah. Seperti diungkapkan oleh Landa.

Landa yang juga Pendiri The Tanggokers, Yayasan Ikan Endemik Bangka Belitung, yang fokus pada riset, edukasi, serta pelestarian ikan endemik di Bangka Belitung, mengungkapkan  kelesak harus dilindungi dan dijaga kelestariannya dari ancaman kepunahan.

Landa menyebut ikan yang memiliki bentuk morfologi dengan kepala besar dan padat, bentuk tubuh pipih dan punggung datar itu sudah sangta sulit ditemukan di Pulau Bangka.

Sepengetahuannya, ikan kelesak ini hanya bisa ditemukan di daerah Bangka Tengah dan Bangka Barat.

“Ikan ini diambang kepunahan. Untuk di Bangka Barat masih bisa dijumpai pada saat bulan September hingga Januari, pasalnya ikan ini sedang melepaskan anakan,” ujar  Landa kepada Bangka Pos, Selasa (4/1).

Dia mengatakan, ikan kelesak sangat perlu dilakukan konservasi agar populasinya tidak menjadi kenangan dan hanya tinggal nama.

"Untuk penyelamatan, pertama perlu pengembangan secara terpadu, agar ikan kelesak terus ada dan kedua ada ketegasan atau peraturan daerah dari gubernur untuk jenis arwana. Bahkan tidak hanya ikan arwana tetapi ikan jenis endemik kita juga perlu dilindungi," imbuhnya.

Ia menjelaskan, ikan arwana yang terdapat di Bangka dan Belitung sama jenisnya. Ikan ini menurutnya bukan endemik, tetapi native atau jenis ikan alam yang memang sudah berada di alam tanpa bantuan campur tangan manusia.

Namun bila dibandingkan daerah lain, ikan arwana di Bangka memiliki ciri khas warna yakni agak kehijauan.

"Untuk ikan ini bentuknya sama seperti jenis super red, memang hanya berbeda di warna saja," katanya.

Lansa menyebut semua arwana yang terdapat di dunia statusnya secara IUCN  Red List masuk ke dalam status critically endangered (terancam punah).

Baca juga: Jawa Tengah Jadi Limbah Barang Bekas, Surga Bagi Penyelundup Pakaian Bekas Impor

Akibat DAS Rusak

Kepunahan yang mengancam ikan kelesak juga dikhawatirkan oleh pegiat lingkungan lainnya, Langka Sani yang juga Ketua Yayasan Konservasi Pusat Penyelamatan Satwa Alobi Foundation Bangka Belitung.

"Dari pantauan kami, terakhir ditemukan ikan arwana itu di Jebus, Bangka Barat. Populasinya sekarang sulit ditemukan di daerah lain, padahal dulu menyeluruh hampir ditemukan populasi ikan arwana di Pulau Bangka," ujar Langka kepada Bangka Pos, Selasa (4/1).

Kesulitan menemukan populasi ikan kelesak ini diakui Langka  karena daerah aliran sungai (DAS) yang tak seperti dulu lagi.

"Hal ini akibat rusaknya DAS karena aktivitas tambang ilegal, maka populasi arwana Bangka jadi sulit ditemukan," ungkapnya.

Karena itu, kata Langka, Alobi Foundation Babel akan melakukan konservasi ikan arwana lokal yang sudah sulit ditemukan di sungai Pulau Bangka dan Belitung.

Lanjut Langka dalam waktu dekat, mereka akan segera membangun Arwana Babel Conservation Center (Arabbacon Center) yang terletak di Desa Kace, Kecamatan Mendo Barat, Kabupaten Bangka.

Dia menjelaskan terkait upaya konservasi ikan arwana ini mereka sudah menyiapkan lahan seluas 7.000 meter yang berisi 4 kolam.

"Itu untuk konservasi ikan arwana Bangka dan Belitung, salah satunya ada green pino, ada silver juga,” sebutnya.

Langka juga berharap pemerintah daerah dapat berkonsultasi dengan LIPI, apakah ikan arwana di Bangka ini endemik atau sama dengan ikan arwana di daerah lain. (s2)

Baca juga: Kisah Pedagang Pakaian Bekas Impor: Untung Menurun, Diperas Oknum Tiap Hari

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved