KRI Parang-647 TNI AL Tarik Kapal Pengungsi Rohingya ke Pelabuhan Kruengkeukuh Lhokseumawe
Kapal pengungsi tersebut saat ini sedang berada sekitar 50 mil laut lepas pantai Bireuen dan akan ditarik ke daratan
Juga diberitakan, Badan PBB untuk Urusan Pengungsi (UNHCR) menyerukan untuk segera dilakukan penyelamatan terhadap kapal yang membawa kelompok pengungsi Rohingya yang sedang kesulitan di perairan Bireuen, Aceh, Indonesia.
Dalam siaran pers hari Selasa (28/12/2021), UNHCR mengatakan kapal tersebut pertama kali terlihat di perairan Bireuen pada tanggal 26 Desember 2021.
Berdasarkan foto dan laporan dari nelayan setempat, mayoritas penumpang dari kapal yang kondisinya sangat padat dan tidak layak berlayar itu adalah wanita dan anak-anak.
Kapal yang dilaporkan mengalami kebocoran dan kerusakan mesin ini terombang-ambing di laut terbuka di tengah cuaca yang buruk dan dapat berisiko tenggelam.
“UNHCR sangat mengkhawatirkan keselamatan dan nyawa para pengungsi yang berada di kapal,” tulis pernyataan itu.

Untuk mencegah kehilangan nyawa, UNHCR mendesak Pemerintah Indonesia untuk segera mengizinkan kapal tersebut menepi dengan selamat.
Surat itu menyinggung peraturan Presiden nomor 125 tahun 2016 tentang perlindungan pengungsi mencakup provisi bagi Pemerintah Indonesia untuk menyelamatkan pengungsi di kapal yang mengalami kesulitan di dekat Indonesia dan untuk membantu mereka berlabuh.
“Provisi ini telah diimplementasikan sebelumnya pada tahun 2018, 2020 dan yang terakhir pada bulan Juni 2021, ketika 81 orang pengungsi Rohingya diselamatkan dari perairan in Aceh Timur,” lanjut pernyataan UNHCR.
Menurut UNHCR, selama bertahun-tahun, Indonesia telah menjadi teladan bagi negara lain di kawasan yang sama dalam hal memberikan perindungan pengungsi.
Untuk itu, UNHCR berharap untuk melihat semangat kemanusiaan yang sama lagi hari ini di Aceh.
Demikian berita Dinas Penerangan Angkatan Laut.