Minggu, 5 Oktober 2025

Kronologi Edy Rahmayadi Jewer Pelatih Biliar, karena Tak Tepuk Tangan, lalu Mengusirnya

Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi, tengah menjadi sorotan setelah menjewer dan mempermalukan pelatih biliar, Coki Aritonang.

Tangkap layar via Kompas.com/Dok. Biro Humas dan Keprotokolan Provinsi Sumut
Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Edy Rahmayadi, saat menjewer pelatih biliar, Senin (27/12/2021) (kiri). 

TRIBUNNEWS.COM - Berikut kronologi Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi, menjewer pelatih biliar, Coki Aritonang, yang kini ramai dibicarakan.

Insiden itu terjadi pada Senin (27/12/2021), saat acara penyerahan bonus pada atlet dan pelatih berprestasi di Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua XX yang digelar di Rumah Gubernur di Medan.

Saat memberi sambutan, Edy menyinggung soal keinginannya agar Sumut kembali berjaya dan diperhitungkan di dunia olahraga.

Tak hanya itu, ia juga memberi beberapa kata motivasi yang disambut tepuk tangan hadirin.

Namun, ada suatu momen di mana Edy tak melihat Coki bertepuk tangan karena tertidur.

Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi menjewer dan mengusir pelatih biliar, Coki Aritonang, saat acara penyerahan bonus kepada atlet dan pelatih berprestasi di Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua XX, Senin (27/12/2021).
Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi menjewer dan mengusir pelatih biliar, Coki Aritonang, saat acara penyerahan bonus kepada atlet dan pelatih berprestasi di Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua XX, Senin (27/12/2021). (Tangkap Layar)

Baca juga: Profil Edy Rahmayadi, Gubernur Sumatera Utara yang Jewer Pelatih Biliar karena Tak Tepuk Tangan

Baca juga: Sosok Pelatih Biliar Sumut yang Dijewer Edy Rahmayadi: Ikut Andil Bawa 12 Medali dari PON Papua

Ia pun memanggil Coki ke atas panggung dan menjewernya setelah sempat menyinggung Coki tak pantas jadi pelatih.

"Tak cocok jadi pelatih ini," kata Edy, dikutip dari Kompas.com.

Tak hanya menjewer, Edy juga mengusir Coki dan mengatakan sang pelatih biliar itu tak layak dipekerjakan lagi.

"Sudah, pulang. Tak usah dipakai lagi. Kau langsung keluar. Tak usah lagi di sini," tegas Edy.

Coki kemudian angkat kaki dari ruangan tersebut, sementara Edy melanjutkan kata sambutannya.

Usai insiden itu, Edy masih menyinggung sikap Coki yang dinilainya tak pantas dan meminta agar pihak terkait mencopot Coki.

"Evaluasi. Kadispora, Ketua KONI. Yang tak pantas, tak usah (dipakai lagi)," tuturnya.

Namun, saat dikonfirmasi, Edy mengatakan jewerannya pada Coki adalah bentuk rasa sayang.

Ia juga enggan berkomentar lebih jauh mengenai insiden tersebut.

"Jewer sayang itu namanya," kata Edy usai acara penyerahan sertifikat tanah untuk rakyat Sumut oleh Kementerian ATR di rumah dinasnya, Medan, Selasa (28/12/2021), mengutip Kompas.com.

"Nanti kita jawablah ini. Ini urusan tanah dulu," tambahnya.

Baca juga: Pesan Pelatih Biliar Sumut ke Edy Rahmayadi: Jangan Arogan Kalau Jadi Pemimpin

Baca juga: Pelatih Biliar yang Dijewer Edy Rahmayadi Berprestasi Saat PON, Aritonang Sindir Balik Sang Gubernur

Coki akan Laporkan Edy Rahmayadi

Pelatih tim biliar PON Sumut Khairuddin Aritonang dan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi
Pelatih tim biliar PON Sumut, Coki Aritonang dan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi ((HO / Tribun Medan))

Pelatih biliar yang dijewer Edy Rahmayadi, Coki Aritonang, rencananya akan melaporkan Gubernur Sumut tersebut ke Polda Sumatera Utara pada Rabu (29/12/2021).

Coki menilai sikap Edy padanya merupakan perbuatan tidak menyenangkan.

Pasalnya, kata Coki, Edy sudah mempermalukan dirinya di depan umum.

"Saya akan membuat laporan ke Polda Sumut besok siang (hari ini)."

"Karena dia (Gubernur Sumut) sudah buat perbuatan tidak menyenangkan dengan cara menjewer dan memarahi saya di depan umum," katanya saat dijumpai di Cadika, Selasa (28/12/2021), dikutip dari TribunMedan.

Dengan dirinya melaporkan Edy, Coki berharap agar pensiunan perwira TNI AD itu tak bersikap arogan sebagai pemimpin.

"Dia sekarang sudah jadi pemimpin Sumut. Jangan arogan kalau jadi pemimpin," tandasnya.

Lebih lanjut, Coki membantah pemberitaan yang menyebut ia tertidur saat Edy memberi sambutan.

Mengenai alasannya tak tepuk tangan, ia menilai kata-kata Edy biasa saja sehingga tak terlalu perlu diapresiasi.

Baca juga: Detik-detik Pelatih Biliar Dijewer & Diusir Gubernur Edy Rahmayadi karena Tak Ikut Tepuk Tangan

Baca juga: Dipermalukan dan Dijewer, Pelatih Biliar Sumut Laporkan Gubernur Edy Rahmayadi ke Polisi Besok

"Sampai di atas, pertanyaan kenapa kamu tidak tepuk tangan saat saya berbicara."

"Aku bingung, apa yang harus aku tepuk tangankan," bebernya.

Terlebih, menurut Coki selama ini tak ada hal luar biasa yang dilakukan Edy untuk kemajuan olahraga Sumatera Utara.

Ia mengatakan perhatian Edy hanya datang saat menjelang event atau pertandingan besar.

"Bukan ada program spektakuler dia lakukan dan dia bicara di situ."

"Kecuali, ada program spektakuler yang dimunculkan, aku tidak tepuk tangan wajarlah dia tersinggung," ungkapnya.

Ia sendiri mengaku kesal lantaran diperlakukan sedemikian rupa oleh Edy.

Namun, saat insiden penjeweran terjadi, Coki mengatakan dirinya berusaha menahan emosi.

Coki sendiri merasa heran karena baru kali ini ada seorang pemimpin yang menjewer seseorang karena tak tepuk tangan.

"Baru kali ini lihat pemimpin, orang tidak tepuk tangan (saat) dia cakap, dia marah," ujarnya, dilansir Kompas.com.

"Daripada saya emosi, sama-sama tidak enak. Kita menjaga, dia orang tua kita," pungkasnya.

Baca juga: Edy Rahmayadi dan Politisi Demokrat Kompak Serang Bobby Nasution, Suhendra Pasang Badan

Baca juga: Namanya Masuk Bursa Calon Ketua DPD Demokrat, Edy Rahmayadi: Ngurusin Sumut Saja Susah

Disarankan agar Minta Maaf

Gubernur Sumut Edy Rahmayadi menunjuk Plt Wali Kota Tanjungbalai menggantikan M Syahrial, Senin (3/5/2021).
Gubernur Sumut Edy Rahmayadi menunjuk Plt Wali Kota Tanjungbalai menggantikan M Syahrial, Senin (3/5/2021). (Mustaqim Indra Jaya/Trbun Medan)

Atas perbuatannya pada Coki Aritonang, Edy Rahmayadi didesak agar meminta maaf secara terbuka pada masyarakat dan Coki.

Menurut Wakil Direktur Lembaga Bantuan Hukum Medan, Irvan, sikap yang ditunjukkan Edy seolah merendahkan harkat dan martabat seseorang.

Tak hanya itu, Irvan juga menilai Edy telah bersikap arogan.

"Terkait kejadian tersebut, Edy Rahmayadi sudah seharusnya meminta maaf secara langsung kepada Coki Aritonang, keluarganya, dan masyarakat Sumatera Utara."

"Hal ini merupakan bentuk tanggung jawab dan etika sebagai seorang pemimpin Sumatera Utara dan seraya memperbaiki sikap arogansinya dan memberikan pelayanan kepada masyarakat," urai Irvan, Rabu (29/12/2021), dikutip dari TribunMedan.

Desakan agar Edy meminta maaf juga datang dari Bupati Tapanuli Tengah, Bakhtiar Sibarani.

Ia menyarankan agar Edy segera meminta maaf dan mengklarifikasi perbuatannya lantaran kasus ini sudah viral.

"Alangkah bermartabatnya bila Gubernur Sumut segera menggelar klarifikasi agar masyarakat tidak bertanya-tanya."

"Lebih bermartabat juga bila Gubernur meminta maaf secara langsung. Ini juga menyangkut nama baik Gubernur," ujar Bakhtiar, Rabu, dilansir Kompas.com.

Wakil Ketua Umum Gerindra, Habiburokhman, juga menyarankan agar Edy Rahmayadi meminta maaf agar tak ada pihak yang merasa disakiti dan dipermalukan.

Menurutnya, cara Edy memperingatkan Coki adalah hal yang salah.

Terlebih, Coki bukan anak buah langsung Edy.

"Saran saya beliau minta maaf saja, agar tidak ada yang merasa disakiti dan dipermalukan," kata Habiburokhman kepada wartawan, Rabu, mengutip Kompas.com.

"Tetapi itu kan di ruang terbuka, dan juga si pelatih biliar juga bukan anak buah langsung, jadi enggak bisa diperlakukan demikian," tambahnya.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W, TribunMedan/Sofyan Akbar/Fredy Santoso, Kompas.com/Daniel Pekuwali/Ardito Ramadhan)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved