Minggu, 5 Oktober 2025

Ganti Rugi Lahan Proyek Tol Solo-Jogja: BPN Akui Salah Hitung, Ada Warga Minta Rp 15 Juta Per Meter

BPN Klaten mengakui terjadi kesalahan dalam menghitung uang ganti rugi dalam proses pembebasan lahan warga terdampak proyek tol Solo-Jogja.

Editor: Dewi Agustina
TribunSolo.com/Tri Widodo
Belasan girder overpass yang telah terpasang untuk menyambungkan jalan Tol Solo-Jogja dengan jalan Tol Solo-Ngawi, di pinggir Jalan Raya Solo-Semarang, Jumat (19/11/2021). 

Terlebih dia mengklaim tim tersebut bersertifikasi dari Kementerian Agraria dan Kementerian Keuangan, sehingga mempunyai standar dalam menghitung nilai ganti rugi.

Baca juga: Uang Ganti Rugi Tol Solo-Jogja Cair, 20 Unit Mobil Gres Dibeli Warga 4 Kecamatan di Klaten Ini

"Jadi dalam penilaian tidak boleh ada yang mencampuri, baik Ketua pelaksaaan, PPK tak boleh," ucap kepada TribunSolo.com, Jumat (19/11/2021).

Dia menganggap jika ada yang meminta berlipat-lipat di tengah ganti rugi yang sudah berjalan, tidak logis terlebih meminta Rp 15 juta per meternya.

Tanah tersebut berada di Kecamatan Ngawen, Kabupaten Klaten.

"Bandingkan dulu lahan di Kecamatan Ceper dekat Jalan Solo-Jogja (jalan nasional) itu saja Rp 3,5 juta kok," terang dia.

"Di Jalan provinsi (Kecamatan Ngawen) minta Rp 10 juta lebih, itu tidak rasional!," ujarnya.

Protes Laporkan ke KPK

Mundakir, warga Ngupit Baru, Desa Ngawen, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Klaten, pemilik lahan yang terdampak Proyek Tol Solo-Jogja berencana menggugat hasil musyawarah ganti rugi Tol Solo-Jogja di Kabupaten Klaten.

Pria tersebut merasa tidak mendapat keadilan, karena lahannya dihargai lebih rendah dari lahan-lahan sebelumnya.

Mundakir pun berencana menggugat ke Pengadilan Negeri Klaten.

Ia meminta harga ganti rugi lahannya minimal hingga 3 kali lipat dari harga sebelumnya.

"Kami menolak harga dari hasil musyawarah ganti rugi tol Solo-Jogja, menurut saya harga yang ditawarkan mereka di bawah standar," ucap Mundakir, Kamis (18/11/2021).

Lahan Mundakir yang terdampak proyek Tol Solo-Jogja dihargai seharga Rp 3 juta per meter.

Mundakir tak terima, karena harga pasaran tanah di sekitar rumahnya sudah sekitar Rp 4 juta hingga Rp 5 juta per meter.

Bahkan menurutnya, sawah yang ditebus oleh proyek Tol Solo-Jogja, harganya bisa 4 hingga 5 kali lipat dari harga pasaran awal.

Baca juga: Diterjang Proyek Tol Yogyakarta-Solo, 200 Makam di Desa Taskombang Klaten Dipindah

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved