Minggu, 5 Oktober 2025

Anggota DPRD Pangkep Tutup Akses Rumah Tahfidz, Tembok Akhirnya Dirobohkan, PAN Beri Pembinaan

Update tindakan anggota DPRD Pangkep, Sulawesi Selatan, H Amiruddin yang membangun tembok sehingga menutup akses belakang rumah tahfidz. 

Penulis: Daryono
TRIBUN-TIMUR.COM/MUSLIMIN EMBA
Kondisi bangunan tembok pasca dirobohkan, dan anggota DPRD PAN Amiruddin saat ditemui di lokasi pagar tembok yang berdiri di jalanan Fasum, RT 2, RW 5, Kelurahan Masale, Kecamatan Panakkukang, Makassar, Jumat (2372021) siang 

"Kita sepakat semua untuk membongkar, jadi ya tadi semua sudah clear," sambungnya.

Penjelasan H Amiruddin soal Alasan Bangun Tembok

H Amiruddin memberi penjelasan mengapa ia membangun tembok yang menutup pintu belakang rumah tahfidz. 

Amiruddin membantah informasi yang beredar dimana disebutkan ia membangun tembok tersebut karena tertanggu oleh keributan anak-anak yang mengaji. 

Dikatakannya, tembok itu ia bangun karena ia resah dengan perbuatan rumah tahfidz yang kerap membuang sampah ke area rumahnya.

"Karena meresahkan, pembuangan sampahnya diarahkan ke saya. Baik pembuangan sampah, maupun jemurannya," tuturnya sebagaimana dikutip dari TribunTimur

Ia pun mengatakan bahwa tembok tersebut sudah pernah dibangun sebelumnya.

Namun, oleh pihak rumah tahfiz meminta untuk dibobol dahulu sebagai jalan masuk material yang akan digunakan untuk renovasi rumah.

"Kembali saya tekankan, dia minta kepada saya melalui adik ipar saya, untuk membobol tembok tersebut, untuk mempermudah jalan masuk material yang akan digunakan untuk renovasi rumahnya," ucapnya.

Baca juga: Profil H Amiruddin Anggota DPRD yang Bangun Tembok, Tak Suka Depan Rumahnya Dilalui, Hartanya Rp1 M

Usai renovasi rumah, pihak rumah tahfiz tak kunjung menutup kembali tembok tersebut.

"Saya memberitahu pembinanya (rumah tahfiz), dia bilang dia sendiri yang mau tutup, namun setelah seminggu usai pembicaraan, tidak ada pergerakan sama sekali," tambahnya.

Sehingga pihaknya mengambil inisiatif untuk membangun kembali tembok yang sudah dibobol tersebut.

Selama proses pembangunan kembali, kata Amiruddin, tak pernah ada yang mempermasalahkannya.

"Tembok tersebut seharusnya bisa selesai dalam kurun waktu sehari, namun para tukang menyelesaikannya selama 3 hari, itu karena mereka menunggu teguran dari pemerintah atau dari pemilik rumah tersebut, namun tidak ada," teranya.

Mereka baru melayangkan protes setelah tembok tersebut sudah berdiri kokoh.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved