Senin, 29 September 2025

Batik Solo, Masih Menjadi Asa dan Pesona di Tengah Pandemi Covid-19

Aroma khas lilin malam langsung menyapa saat memasuki sebuah industri batik rumahan di Kawasan Kampung Batik Laweyan, Solo.

Editor: Sri Juliati
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)
Pedagang Pasar Klewer Solo saat berjaga di stand miliknya, Jumat (25/6/2021). (Tribunnews.com/Garudea Prabawati) 

"Esensinya Tuhan menciptakan kekurangan pada manusia diiringi dengan kelebihan yang dimilikinya,  walaupun berkebutuhan khusus namun skill dapat ditingkatkan," ujar Alpha.

Hingga kini Batik Toeli banyak mengerjakan produk-produk fesyen batik, di antaranya kemeja, outer, tas, masker, dan masih banyak lagi.

Dan mengikuti arus pemasaran produk selama pandemi, Alpha mengaku produk karya perajin Batik Toeli bukan hanya dipasarkan lewat offline saja namun juga secara online.

Batik Toeli pun juga menjadi rujukan berbagai edukasi, beberapa kali mereka menerima kunjungan baik dari sekolah, hingga wisatawan asing.

“Terakhir kemarin kami dapat kunjungan dari pelajar dari Nusa Tenggara Timur (NTT), kami belajar Bersama, berbagi bersama,” tutur Alpha.

Pasar Klewer Berusaha Tak Limpung

Pedagang Pasar Klewer Solo saat berjaga di stand miliknya, Jumat
Pedagang Pasar Klewer Solo saat berjaga di stand miliknya, Jumat (25/6/2021). (Tribunnews.com/Garudea Prabawati)

Pagebluk Covid-19 memang menjadi tantangan banyak sektor, bukan hanya industri batik rumahan, namun juga bagi pasar tekstil terbesar di Surakarta, Pasar Klewer.

Pantauan Tribunnews.com di lapangan, Jumat (25/6/2021) suasana pasar masih aktif saat sore hari, sekira pukul 15.00 WIB.

Lipatan kain batik, piyama batik, kemeja resmi, bahkan aksesoris lainnya tersusun dan terpajang rapi.

Beberapa pembeli hikir mudik menenteng belanjaan mereka, ada yang menggunalan plastik, tote bag, bahkan koper.

Salah seorang pedagang Nila (45), pemilik batik Nola Mulia Los B 20 Pasar Klewer berbincang dengan Tribunnews, menceritakan jerih payahnya ahar tak limping dihantam pandemi.

Memang omset penjualan pedagang batik di sana turun drastis.

Baca juga: Apkasi Berharap Sandiaga Juga Perhatikan Pariwisata Non-Destinasi Prioritas

Mereka mengalami sepi orderan akibat banyak warga memilih mengencangkan ikat pinggangnya.

“Penjualan turun drastis bahkan lebih dari 50 persen, biasanya orang kulakan barang sekarang sepi, wisatawan pun sepi, kondisi ini memang membuat kompleks,” katanya kepada Tribunnews, Jumat (25/6/2021).

Ia mengaku walaupun dihantam pagebluk corona pedagang Pasar Klewer memang berusaha tak lesu dan tak limpung.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan