Kelompok Bersenjata di Papua
Kepala Sekolah SMPN1 Beoga Selamat dari Penembakan KKB, Begini Kisahnya
Korban selamat dari penembakan brutal KKB di wilayah Beoga yang menewaskan guru pendatang menyampaikan kesaksiannya.
TRIBUNNEWS.COM, PAPUA - Yonatan Renden guru korban penembakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) telah dimakamkan pada Sabtu (10/4/2021) kemarin.
Saksi utama tewasnya Pak Guru Yonatan, sekaligus korban selamat dari penembakan brutal KKB di wilayah Beoga menyampaikan kesaksiannya.
Dia adalah Kepala Sekolah SMPN1 Beoga Kabupaten Puncak Papua, Junaedi Arung Sulele
Mengawali kesaksiannya, Junaedi Arung Sulele menyampaikan rasa dukanya atas berpulangnya dua guru yang tewas ditembak KKB, Oktavianus Rayo dan Yonathan Renden.
Baca juga: Jenazah Oktovianus, Guru yang Ditembak KKB Tiba di Rumah Duka Toraja Utara, Sang Istri Pingsan
Junaidi menjelaskan situasi mencekam saat penembakan KKB terjadi.
"Sebelum ada kejadian, hingga kami semua turun, situasi sudah kembali kondusif sehingga kami memutuskan untuk kembali ke Beoga."
"Puji tuhan Saya masih lolos, saat penembakan saya tidak lihat orang, ketika bunyi tembakan saya lari ke arah kanan, Sdr. Yonatan Renden (28) ke kiri, korban sudah kena 2 kali tembakan di dada tapi masih sempat lari kemudian jatuh, " tutur Junaidi, Selasa (13/4/2021).
Baca juga: OPM Tuding Guru yang Ditembak Mati di Papua Mata-mata TNI, Kodam Tunggu Perkembangan
"Kalau korban pertama, saya tidak di TKP, lokasi saya jauh dari situ. Lokasi korban pertama itu di SMPN 1 BEOGA, korban itu guru SD Klemabeth, tetapi karena istrinya mengajar di SMP mereka tinggal di perumahan guru SMPN 1 Beoga. Saat penembakan korban pertama Sdr. Oktovianus Rayo(40) dia di kepung KKB."
"Selama ini situasi aman-aman saja, Aparat keamanan dari koramil, polsek dan satgas TNI-Polri selama ini memang sudah berjaga di Beoga. Pasca penembakan, situasi di atas saat ini masih siaga. Aparat TNI-Polri berjaga disekitar kampung beoga." lanjutnya.
Junaidi menambahkan selama ini Guru pendatang selalu dekat dengan masyarakat asli Kab. Puncak."
"Kedua korban itu merupakan guru kontrak, Oktavianus sudah 10 tahun menjadi Guru kontrak, sedangkan Yonathan 2 tahun, kedua korban ini sudah berkeluarga. Oktavianus bersama istri tinggal di Beoga, sedangkan Yonatan, anak istrinya di Toraja. Total ada 11 orang guru pendatang, sebagian mengungsi di Koramil." tutur Junaidi.
Baca juga: Kasatgas Nemangkawi: Pelaku Penembakan Guru di Papua Sudah Teridentifikasi
Dijelaskan oleh Junaidi bahwa tidak banyak pendatang di wilayah Beoga, hanya para guru saja.
Serta informasi yang menyatakan Junaidi diculik tidak sepenuhnya benar.
Junaidi meluruskan saat terjadi penembakan, ia bersembunyi di rumah warga.
Ketika aparat TNI-Polri yang mengevakuasi jenazah lewat didekat persembunyiannya, Junaidi keluar dan ikut mengamankan diri di koramil.