Sabtu, 4 Oktober 2025

Mantan Anggota Paskibra Bone Gantung Diri, Diduga Depresi, Terungkap Histori Pencarian Google di HP

Seorang mantan anggota Paskibra Bone tewas gantung diri. Korban ditemukan tewas di kamar orangtuanya.

Editor: Miftah
Kolase Tribun Timur/ Sakinah Sudin
Keluarga I (kanan) Keluarga I memberi keterangan kepada Tim Inafis saat melakukan olah TKP di Desa Paccing, Kecamatan Awangpone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel), Selasa (23/3/2021). 

Laporan wartawan tribunbone.com, Kaswadi Anwar

TRIBUNNEWS.COM- Seorang mantan anggota Paskibra Bone tewas gantung diri.

Korban ditemukan tewas di kamar orangtuanya.

Diduga korban mengakhiri hidupnya karena depresi.

Sebelum tewas, korban ternyata sempat mencari cara gantung di di mesin pencarian Google.

Duka mendalam masih dirasakan keluarga Ikayani di Awangpone, Kabupaten Bone hingga Kamis (25/3/2021).

Tak satu pun anggota keluarga memprediksi, Ikayani yang dikenal periang tiba-tiba meninggal dunia dengan cara tragis, gantung diri.

Kejadian ini menjadi perhatian.

Baca juga: Siswi Sekolah Pelayaran Tewas Gantung Diri, Korban Depresi, Ini Keluhannya 3 Bulan Terakhir

Baca juga: Pulang ke Rumah Usai Futsal, Remaja Ini Teriak Histeri Lihat sang Ayah Tewas Tergantung di Plafon

Baca juga: Wanita Muda Diduga Tewas Gantung Diri, Jenazahnya Dibawa ke RSUP Sanglah

Apalagi almarhumah juga dikenal gaul dan mudah bergaul.

Dirangkum tribun-timur.com, berikut fakta-fakta Ikayani, warga Desa Paccing, Kecamatan Awangpone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel), ditemukan tewas tergantung.

1. Pertama Kali Ditemukan oleh Ibu

Ibunya bernama Idawati yang menemukan pertama kali sekira Selasa (23/3/2021) pukul 18.00 Wita .

Ikayani baru setahun lulus dari sekolah menengah atas (SMA). Saat ini dia melanjutkan pendidikan di sekolah kapal pesiar Queen Institute Makassar.

Perempuan 19 tahun ini ditemukan tergantung dengan seutas tali nilon berwarna putih di kamar orang tuanya.

"Korban dicari sekira Maghrib. Kemudian ditemukan di dalam kamar sudah dalam keadaan tergantung dan meninggal dunia," katanya.

Ibunya histeris melihat sang anak tergantung dengan tali yang diikat palang balok kayu. Terdapat sebuah kursi plastik merah yang diduga tempat bertumpu sebelum gantung diri.

Ibunya lalu berteriak meminta tolong. Menantunya bernama Suardi (29) langsung menurunkan korban dan melepas jeratan tali yang menjerat leher.

2. Siang Hari Terlihat Mengaji

Pihak keluarga kaget saat menemukan Ikayani meninggal dunia. Pasalnya, siang tadi sekira pukul 14.00 Wita, Ikayani masih mengaji.

Saat ini jasad Ikayani disemayamkan di rumah duka, tak jauh dari Kantor Desa Paccing.

Dugaan sementara, Ikayani gantung diri.

3. Penyebab Bunuh Diri

Kapolsek Awangpone, AKP Agus mengatakan dari hasil keterangan ibu korban, korban diduga mengalami depresi dan sakit kepala selama tiga bulan terkahir.

"Korban sudah tiga bulan mengalami depresi. Dia saat ini menempuh pendidikan di sekolah pelayaran Makassar," katanya.

Lanjut dia, korban tak pernah memeriksakan diri ke dokter. Dia pulang ke Bone dan hanya berdiam diri, sering termenung dan bersedih.

Dari informasi yang dihimpun, Ikayani sempat mencari cara gantung diri melalui handphonenya.

"Dari cerita anak-anak sekitar, ada yang melihat histori pencarian handphone korban mengenai tata cara gantung diri di google. Memang ada saya dengar, tapi saya belum lihat langsung," bebernya.

Saat ini jasad almarhumah Ikayani disemayamkan di rumah duka.

4. Keluarga tolak Autopsi

Keluarga Ikayani (19), perempuan yang ditemukan tewas gantung diri di kamar orang tuanya di Desa Paccing, Kecamatan Awangpone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) menolak anaknya diautopsi.

Diberitakan sebelumnya, siswi yang menempuh pendidikan di sekolah pelayaran Institut Queen Makassar ditemukan ibunya tewas tergantung di rumah, Selasa (23/3/2021) pukul 18.00 Wita.

"Pihak keluarga menolak jasad almarhumah diautopsi, sehingga telah membuat pernyataan penolakan autopsi," kata Kapolsek Awangpone, AKP Agus

"Pihak keluarga menolak autopsi karena menganggap kematian Ikayani murni gantung diri," tambahnya.

Dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), kata Agus, tidak ditemukan tanda kekerasan lain di tubuh korban.

Hanya ada luka sepanjang lima centimeter di bagian leher. Dari hasil keterangan dokter, luka tersebut bekas jeratan tali.

"Tak ada luka lain, hanya luka bekas jeratan tali sepanjang 5 centimeter di bagian leher," ujarnya.

Jasad almarhumah Ikayani dikebumikan Rabu (24/3/2021).

5. Anggota Paskibra Bone

Ikayani baru setahun lulus dari sekolah menengah atas (SMA). Dia mengambil jurusan IPA.

Saat ini dia melanjutkan pendidikan di sekolah pelayaran Queen Institut Makassar.

Saat masih duduk di bangku SMA, almarhumah Ikayani lulus menjadi pasukan pengibar bendera pusaka (Paskibraka) tingkat Kabupaten Bone tahun 2018. Ia masuk dalam pasukan 45.

Ketua Purna Paskibra Indonesia (PPI) Bone, FIrdaus Kasim mengucapkan duka cita atas meninggalnya Ikayani.

"Kami dari keluarga besar PPI Bone menyampaikan turut bela sungkawa atas kematian Ikayani. Almarhumah mengikuti Paskib tahun 2018," ucapnya Rabu (24/3/2021).

Di mata Firdaus, almarhumah Ikayani ini sosok penyabar. Selama latihan Paskibraka dua tiga tahun silam, dia tak mengeluh. Orangnya juga disiplin.

"Almarhumah ini penyabar. Tekun, ulet dan disiplin. Tidak pernah membuat kesalahan selamat mengikuti pelatihan Paskibraka," katanya.

DISCLAIMER: Berita atau artikel ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan bunuh diri.

Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa.

Berita lain kasus bunuh diri.

Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul Fakta-fakta Ikayani Gadis Alumnus Paskibra Bone Meninggal Gantung Diri, Searching Sesuatu di Google

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved