PDIP dan NU Dinilai Jadi Faktor Dominan Kemenangan Sementara Arif-Rista di Pilkada Kebumen
Di sinilah variabel NU menjadi penting dalam konteks Pilkada Kebumen yang merepresentasikan kepentingan politik berbasis keislaman.
TRIBUNNEWS.COM, KEBUMEN - Pasangan calon bupati dan wakil bupati Kebumen Arif Sugiyanto-Ristawati Purwaningsih sukses memenangi Pilkada di Kabupaten Kebumen dengan perolehan suara lebih dari 60%.
Meski di pekan terakhir massif gerakan yang berupaya menggalang dukungan untuk kolom kosong, tetapi pasangan Arif-Rista tetap menang di hampir semua kecamatan di Kabupaten Kebumen.
Melihat dinamika perpolitikan yang berkembang di Kebumen, faktor dominan kemenangan pasangan Arif-Rista adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Nahdhatul Ulama (NU).
Demikian disampaikan akademisi STIE Putra Bangsa, Muhammad Baihaqi, menanggapi kemenangan Arif-Rista di Pilkada Kebumen, Kamis (10/12/2020).
“PDIP sejak awal pencalonan Arif-Rista menjadi satu-satunya yang terlihat paling depan dalam upaya sosialisasi ke masyarakat maupun konsolidasi di internal partainya. Sementara NU dalam konteks ini PCNU Kabupaten Kebumen melalui tokoh sentral dan kader penggeraknya menjadi instrumen yang efektif di basis-basis kultural NU di hampir semua desa,” kata Baihaqi.
Baca juga: Pilkada Aman, Menag Berharap Pemimpin yang Terpilih Amanah
Baihaqi menjelaskan, meskipun semua partai di Kebumen memang memberikan dukungan kepada pasangan Arif-Rista, kata Baihaqi, tetapi di lapangan baik itu yang terlihat melalui alat peraga kampanye (APK), sosialisasi di sosial media, dan juga diskursus di masyarakat, yang paling terlihat adalah gerakan politik PDIP.
“Bukan berarti menafikan kerja-kerja politik partai lain pengusung pasangan Arif-Rista, tetapi memang publik secara umum melihat seolah hanya PDIP yang berjibaku memenangkannya. Kesan yang muncul, partai lainnya hanya terlihat gebyarnya saat deklarasi saja,” ujarnya.
Sementara PCNU Kabupaten kebumen, meskipun secara formal tidak terlibat dalam politim praktis, tetapi faktor bahwa Arif merupakan Bendahara Umum PCNU telah menjadi motivasi dan semangat tokoh sentral NU dan kader penggerak untuk menjaga marwah dan martabat kader NU yang dipercaya menjadi calon bupati di Pilkada Kabupaten Kebumen.
Baihaqi kemudian menguraikan analisa mengenai PDIP dan NU menjadi faktor dominan dalam kemenangan Arif-Rista di Pilkada Kebumen 2020.
Pertama dari sisi tingkat pengenalan pasangan Arif-Rista di masyarakat Kebumen, yang hingga mendekati waktu pemungutan suara angkanya di kisaran 80%.
Angka itu termasuk di dalamnya ada variabel tingkat kesukaan dan keterpilihan, dan tinggak ketidaksukaan atau ketidakterpilihan.
“Di sinilah faktor PDIP dan NU menjadi penentu yang dominan. PDIP yang dikenal solid dan punya pemilih loyal dan militan bisa meminimalisir variabel ketidaksukaan sehingga mereka yang mengenal Arif-Rista juga memberikan pilihan kepadanya. Demikian juga NU, yang cukup dengan mensosialisasikan bahwa Arif adalah kader NU maka menguatkan sentiman masyarakat di basis kultural NU yang merata di desa-desa,” jelas Baihaqi.
Faktor PDIP dan NU yang terlihat dominan dalam kemenangan Arif-Rista, menurut Baihaqi, wajar saja karena memang kedua organisasi itulah yang punya kaki hingga tingkat ranting.
Sehingga sosialisasi dan gerakan untuk bisa mempengaruhi pemilih benar-benar efektif.
Di sinilah variabel NU menjadi penting dalam konteks Pilkada Kebumen yang merepresentasikan kepentingan politik berbasis keislaman.
Karena meskipun Arif-Rista didukung semua partai, termasuk di dalamnya ada partai-partai berbasis keislaman, tetapi secara politik yang paling terasosiasi adalah PDIP sehingga terkesan belum merepresentasikan kepentingan politik berbasis keislaman.
"Nah, di sinilah NU hadir dan memberikan warna yang bisa merepresentasikan kepentingan politik mayoritas pemilih di Kebumen,” urainya.
Jika melihat hasil penghitungan suara di masing-masingi kecamatan, tingkat kemenangan pasangan Arif-Rista memang menjadi cermin yang menunjukkan basis NU dan kantong suara PDIP.
Apabila NU dan PDIP tidak solid maka Kolom Kosong pasti menang di Kebumen.
Penjelasan KPU
Diberitakan Kompas.com, Pilkada Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, hanya diikuti satu kontestan pasangan calon (paslon) bupati dan wakil bupati.
Berdasarkan penghitungan suara hingga Rabu (9/12/2020) sore, paslon Arif Sugiyanto dan Ristawati Purwaningsih (Arif-Rista) untuk sementara unggul dari kotak kosong.
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kebumen Yulianto mengatakan, berdasarkan rekapitulasi sementara Arif Rista memperoleh 25.787 suara (58 persen) dan kotak kosong 17.440 suara (39 persen).
Sedangkan suara tidak sah sebanyak 1.413 (3 persen).
"Data tersebut berasal dari 205 tempat pemungutan suara (TPS) yang telah masuk dari total 3.155 TPS," kata Yulianto saat dihubungi, Rabu.
Yulianto mengatakan, dalam Pilkada Kebumen ini tidak ada lembaga yang menggelar hitung cepat.
Pihaknya hanya menampilkan rekapitulasi penghitungan suara sementara di kantor KPU.
Sementara itu, Bupati Kebumen KH Yazid Mahfudz meminta semua pihak menerima apapun hasil dari Pilkada Kebumen.
"Apapun hasilnya ini adalah yang terbaik bagi Kabupaten Kebumen dan bagi masyarakat," kata Yazid seusai memantau pemungutan suara di RSUD Dr Soedirman Kebumen.
Bupati juga mengapresiasi penyelenggara yang telah menerapkan protokol kesehatan, sehingga diharapkan tidak akan ada klaster baru Covid-19 dari Pilkada.
"Saya melihat masyarakat dan petugas menerapkan protokol kesehatan. Alhamdulillah semua berjalan lancar," ujar Yazid.
Sumber: Tribunnews.com/Kompas.com