Jateng on The Spot: Menikmati Keindahan Dieng hingga Menyesap Kopi Khas Posong
Jateng on The Spot bertujuan mengenalkan wisata di Jawa Tengah yang kembali dibuka dan mempromosikan aktivitas berwisata dengan protokol kesehatan.
TRIBUNNEWS.COM - Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menggelar Jateng On The Spot di Banjarnegara dan Temanggung.
Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari, mulai Senin (19/10/2020) hingga Rabu (21/10/2020) ini melibatkan para pegiat media sosial, blogger, dan media/jurnalis.
Kepala Seksi Pengembangan Pasar Disporapar Provinsi Jateng, Tanti Apriani mengatakan, kegiatan Jateng on The Spot bertujuan mengenalkan wisata di Jawa Tengah yang kembali dibuka di era new normal.
Sekaligus mempromosikan aktivitas berwisata dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.
"Di era new normal ini, kami menggandeng teman-teman penggerak media sosial agar masyarakat penggerak pariwisata mulai bangkit," kata Tanti kepada peserta.
Baca juga: Viral di Medsos, Seperti Apa Jalan Dieng via Bawang yang Disebut Tol Kahyangan?
Baca juga: Masih Pandemi, Dieng Culture Festival 2020 Akan Digelar Virtual Selama 2 Hari

Diketahui, sejak pandemi Covid-19 melanda Tanah Air, semua obyek wisata di Jawa Tengah ditutup.
Hal ini membuat jumlah kunjungan wisatawan ke Jawa Tengah menurun drastis serta berpengaruh pada kegiatan perekonomian para penggerak wisata.
Barulah pada awal Juli 2020, sejumlah tempat wisata mulai dibuka dengan segala ketentuan dan persyaratan.
Sejak saat itu, dunia pariwisata di Jawa Tengah mulai kembali bergeliat dan bangkit.
Dalam Jateng On The Spot kali ini, peserta yang datang dari berbagai daerah di Jawa Tengah diajak menyambangi dua daerah wisata ternama yaitu Dieng, Kabupaten Banjarnegara dan Posong, Kabupaten Temanggung.
"Kami mengenalkan Dieng, mengenalkan Posong, dan beberapa destinasi wisata yang lain yang sudah dibuka atas persetujuan satgas Covid di masing-masing kabupaten untuk menggerakkan jumlah kunjungan wisatawan," kata Tanti.
Lantas, apa saja aktivitas para peserta Jateng On The Spot? Berikut ulasan singkat dari Tribunnews.com yang berkesempatan mengikuti kegiatan ini.
1. Berbincang dengan M Ngainirrichadl SHI
Bertempat di Dewani Dewani View Resto & Cafe, Wonosobo para peserta berbincang langsung dengan Sekretaris Komisi B DPRD Jawa Tengah, M Ngainirrichadl SHI.
Dalam sambutannya, Ngainirrichadl menyambut baik kegiatan Jateng on The Spot yang merupakan salah satu upaya untuk memulihkan sektor pariwisata di Jawa Tengah.
"Harapan saya, kegiatan ini tidak hanya bersifat insidental atau seremonial, tapi terus berlanjut dan rutin sehingga bisa ikut membantu menggerakkan potensi wisata di Jawa Tengah," kata dia.
Menurut pria yang telah dua periode menjadi anggota dewan ini, potensi wisata di Jawa Tengah tidak kalah dengan daerah lain.
Bila digarap secara maksimal, bukan tidak mungkin Jawa Tengah menjadi surganya wisata dan bisa mengalahkan Denpasar, Bali.
Dalam kesempatan itu pula, peserta diberi kesempatan untuk menyampaikan uneg-uneg dan gagasan mereka terkait pengembangan wisata di Jawa Tengah.
Seorang pegiat media sosial, Ariyanto misalnya yang menyoroti minimnya akses ke sejumlah tempat wisata di Jawa Tengah.
2. Menengok pembuatan kerajinan bambu dan carica

Selanjutnya para peserta menuju Rumah Budaya Dieng di Desa Dieng Kulon, Banjarnegara. Di sana telah menunggu Untung Yulianto.
Untung merupakan seorang pembuat kerajinan berbahan bambu, kayu, hingga bahan daur ulang lainnya untuk dijadikan suvenir khas Dieng.
Kepada para peserta, warga Desa Dieng Kulon ini menjelaskan bagaimana bisa terjun ke dunia kerajinan tangan.
Ia juga mengajari para peserta untuk menghias miniatur wayang Semar dari bambu dengan memakai media cat air.
Setelah belajar melukis di atas miniatur wayang, peserta diajak menengok pembuatan manisan carica di usaha rumahan Trisakti.
Trisakti adalah usaha rumahan yang pertama kali memproduksi manisan carica di wilayah Dieng Kulon.
Di sana, peserta diperlihatkan bagaimana proses produksi carica yang menjadi oleh-oleh khas Dieng.
3. Bermalam di Omah Ndieng
Peserta menginap di Omah Ndieng yang masih berada di kompleks yang sama dengan Rumah Budaya Dieng.
Di sini, peserta tak hanya merasakan bagaimana bermalam di rumah khas Dieng zaman dahulu, tapi juga menikmati indahnya panorama di Dieng.
Bagaimana tidak, Omah Ndieng yang berada di samping persis Museum Kailasa adalah salah satu spot terbaik untuk menikmati Dieng dari ketinggian.
Malam harinya, peserta menikmati penampilan dari Kailasa Band, grup musik asli Desa Dieng Kulon yang kerap tampil di acara Jazz Atas Awan Dieng Culture Festival (DCF).
Termasuk pertunjukan kesenian sendratari lengger dari para seniman Dieng Kulon.
4. Naik Jeep ke Telaga Dringo, Kawah Sikidang, dan Candi Arjuna

Keesokan harinya, peserta diajak menjelajah keindahan Negeri di Atas Awan yang begitu memesona.
Ada tiga destinasi wisata yang kami sambangi, yaitu Telaga Dringo, Kawah Sikidang, dan Candi Arjuna dengan menggunakan jeep.
Tentu ini pengalaman baru bagi kami -setidaknya saya- yang belum pernah menjelajah Dieng memakai jeep.
Telaga Dringo merupakan salah satu telaga di Desa Dieng Kulon belum banyak diketahui banyak wisatawan.
Lokasinya yang berada di tengah perbukitan bukit, membuat Telaga Dringo mendapat julukan lain yaitu Ranu Kumbolo-nya Dieng.
Selepas dari Telaga Dringo, kami diajak ber-off road ria menuju Kawah Sikidang. Sudah pasti teriakan seru lebih banyak terdengar.
Terakhir, kami mengunjungi Candi Arjuna, obyek wisata paling terkenal sekaligus andalan di Dieng.
5. Tersihir dengan Posong

Siang hari, kami menuju Taman Wisata Posong yang berada di Desa Tlahab, Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung.
Tempat wisata yang dibuka pada 2016 itu menawarkan keindahan lereng dua gunung yang saling berhadapan, yaitu Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing.
Kabut yang perlahan turun menambah sensasi tersendiri saat berada di Posong, membuat siapapun tersihir dengan suasana ini.
Masih di lokasi yang sama, Kepala Disporapar Jawa Tengah, Sinoeng N Rachmadi juga hadir.
Rupanya, Sinoeng memberikan bantuan face shield kepada pelaku wisata di Taman Wisata Posong serta Desa Wisata Getas, Kecamatan Kaloran.

6. Menyesap Kopi Khas Posong
Pada hari terakhir Jateng on The Spot, kami mengikuti coffee trip untuk mengetahui proses di balik secangkir kopi.
Ya, selain terkenal dengan daerah penghasil tembakau, wilayah Desa Tlahab meliputi Posong juga terkenal dengan kopi java arabika-nya yang begitu nikmat.
Tak hanya mengetahui bagaimana proses penanaman tumbuhan kopi, kami juga dikenalkan bagaimana pengolahan kopi pasca-panen, roasting, hingga penyajian.
Ternyata, ada kisah dan jalan panjang dari secangkir kopi hingga akhirnya dapat disesap kenikmatannya.
(Tribunnews.com/Sri Juliati)