Minggu, 5 Oktober 2025

UU Cipta Kerja

Demo Berujung Ricuh di Jambi: Gas Air Mata Masuk Permukiman hingga Banyak Demonstran yang Pingsan

Aksi unjuk rasa menolak Undang-undang Omnibus Law Cipta Kerja di Jambi pada Selasa (20/10/2020) berlangsung ricuh.

Dok. ISTIMEWA
Screenshot video para pedemo berlindung di masjid Universitas Jambi dan pengelola masjid melarang polisi masuk, pada Selasa (20/10/2020). 

TRIBUNNEWS.COM - Aksi unjuk rasa menolak Undang-undang Omnibus Law Cipta Kerja di Jambi pada Selasa (20/10/2020) berlangsung ricuh.

Demonstrasi itu diikuti oleh ratusan mahasiswa dari berbagai universitas serta beberapa pelajar.

Mereka sempat membakar ban hingga melakukan aksi teatrikal lalu masuk ke depan DPRD Provinsi Jambi.

Akibatnya, polisi menembakkan gas air mata untuk memukul mundur para demonstran.

Namun, ternyata tembakan gas air mata tersebut masuk ke permukiman warga.

Tak hanya itu, banyak para demonstran yang pingsan karena tembakan gas air mata tersebut.

Baca juga: Seorang Nenek di Jambi Marahi Polisi Gara-gara Rumahnya Kena Gas Air Mata: Aku Tuntut Kalian!

Berikut fakta-fakta terkait situasi demo yang berlangsung ricuh di Jambi, sebagaimana dikutip Tribunnews.com dari berbagai sumber:

1. Gas air mata masuk ke permukiman hingga seorang nenek marah pada polisi

Seorang nenek bernama Roslina mendatangi aparat kepolisian saat terjadi demonstrasi tersebut.

Ia marah lantaran tembakan gas air mata yang digunakan untuk memukul mundur demonstran masuk ke permukiman.

"Kami ndak terima, kami ndak salah apa-apa terkena gas air mata," teriak Roslina pada polisi, sebagaimana dikutip Tribunnews.com dari Kompas.com.

Roslina mengatakan, bahwa beberapa warga terkena dampak dari tembakan gas air mata tersebut.

"Itu ada orangtua lagi sakit. Aku tuntut kalian, polisi," kata Roslina yang saat itu didampingi keluarganya.

Mengetahui nenek Roslina yang terus emosi, seseorang yang diduga polisi menjawab, seharusnya nenek tersebut memarahi mahasiswa.

Baca juga: Fakta di Balik Video Viral Pendemo Berlindung di Masjid Universitas Jambi, Banyak yang Pingsan

Baca juga: Klarifikasi Polri Soal Video Perwira Brimob yang Dipukul Polisi Lain saat Amankan Demo di Jambi

Namun, salah seorang mahasiswa menimpali dengan meminta aparat menggunakan hati nuraninya.

Kemarahan nenek Roslina pun belum mereda.

Sembari berjalan menuju ke arah simpang Bank Indonesia, ia tetap memarahi aparat.

"Ayah saya ini juga ABRI, mengabdi juga pada negara," ujar dia.

2. Banyak pendemo pingsan akibat gas air mata, berlindung di Masjid Universitas Jambi

Mengutip dari Kompas.com, beredar video pengelola masjid Universitas Jambi larang polisi masuk era masjid.

Pelarangan pengelola masjid Ar Raudhah ini dilakukan saat banyak pendemo yang jatuh pingsan dan dibawa berlindung ke masjid.

Ismet salah satu pendemo yang sempat pingsan dan ditolong mahasiswa, membenarkan hal itu.

Sebelumnya Ismet melakukan demonstrasi yang terpisah dengan aliansi mahasiswa.

Ismet tergabung dalam kelompok unjuk rasa bernama Gestur.

Ratusan mahasiswa yang tergabung di dalam Aliansi Mahasiswa Bungo mendatangi Kantor DPRD, Selasa (13/10/2020).
Ratusan mahasiswa yang tergabung di dalam Aliansi Mahasiswa Bungo mendatangi Kantor DPRD, Selasa (13/10/2020). (Tribun Jambi/Darwin Sijabat)

Sebelumnya, kelompok Gestur ini melakukan evaluasi terkait aksi teatrikal mereka di depan Gedung DPRD Provinsi Jambi.

Kemudian bergeser ke Universitas Jambi (Unja), di Kampus Telanai.

"Kita mau evaluasi di Unja Telanai, terus tiba-tiba ada polisi nembak gas air mata pakai motor, lalu kami pindah ke UPTD," kata Ismet via WhatsApp, Rabu (21/10/2020) dini hari.

Tak lama kemudian polisi kembali datang dari Simpang Bank Indonesia mengejar pendemo yang masih di Unja Telanai.

Lalu mereka pindah ke masjid yang berada di sebelah Unja.

"Lalu kami pindah ke masjid, tak lama kemudian ada bunyi tembakan gas air mata mengarah ke masjid, di situ saya tidak sadar," katanya.

Ismet mengalami mata sakit, batuk hingga muntah.

"Pas sadar sudah di dalam masjid," ungkapnya.

Baca juga: Sisi Lain Demo UU Cipta Kerja Kemarin: Nenek Marahi Polisi hingga Demonstran yang Dijemput Ibunya

3. Suasana mencekam

Demonstrasi menolak Omnibus Law di Jambi berbuah mencekam menjelang petang.

Banyak video yang beredar di media sosial, dari warga yang tertunda pulang dari kantornya, karena masuk di area pengamanan demonstrasi.

Irmansyah yang tidak lagi mengikuti unjuk rasa juga terkena imbasnya.

Ia dan rekan-rekannya dari Aliansi Gestur sudah selesai berunjuk rasa pada siang hari.

Selanjutnya, mereka melakukan evaluasi di Kampus Unja Telanai.

"Suasananya mencekam," kata Irmansyah kepada wartawan, seperti dikutip dari Kompas.com.

Dia menceritakan bagaiaman tembakan gas air mata masuk perkampungan.

Baca juga: Terjaring Bakal Demo UU Cipta Kerja, Polisi Temukan Remaja Bawa Bom Molotov, Bendera Palestina, Batu

"Magrib itu cukup mencekam, apalagi ketika letusan tembakan ke arah mahasiswa dan di tengah jalan," jelasnya.

Irmansyah dan semua kawannya berlindung ke Masjid Ar Raudhah di sebelah Unja.

Banyak mahasiswa dan pedemo lain yang pingsan di dalam masjid.

"Suasananya parah . Kawan-kawan mahasiswa dan kami terkena gas air mata. Banyak yang sesak napas dan ada juga yang pingsan," kata Irmansyah.

Para pendemo saat itu mendapat bantuan dari warga.

Warga yang selesai shalat juga membantu mahasiswa yang ada di dalam masjid.

"Tapi pas penyisiran malam itu, banyak mahasiswa yang ditangkap dan ada mahasiswa yang menumpang sembunyi di rumah-rumah warga," ungkapnya.

(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, Kompas.com: Kontributor Jambi, Jaka Hendra Baittri)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved