Dibangunkan Suami saat Terjadi Longsor, Istri Terpukul Mengetahui Suami Tewas, Terus Menerus Pingsan
Sempat dibangunkan suami saat terjadi longsor, istri terpukul mengetahui sang suami justru tewas hingga terus menerus pingsan.
TRIBUNNEWS.COM - Peristiwa longsor di Tasikmalaya menewaskan seorang pensiunan guru bernama Abdul Rohman (83).
Kejadian tersebut membuat sang istri, Siti Masitoh (60), merasa terpukul.
Siti terus menerus pingsan setiap kali menyadari sang suami telah meninggal dunia akibat tertimbun longsor bersama rumahnya.
Musibah tersebut menimpa keluarganya di Kampung Anteghilir, Desa Malatisuka, Kecamatan Gunungtanjung, Kabupaten Tasikmalaya, Senin (12/10/2020).
Baca juga: Pendengaran Terganggu, Pria 83 Tahun Salah Arah saat Selamatkan Diri dari Longsor hingga Tewas
Korban yang saat itu hampir tertimbun juga masih syok karena suaminya yang kali pertama membangunkan dan memberitahukan bahwa terjadi longsoran tanah yang meratakan rumahnya.
"Itu, ibu masih terus pingsan. Soalnya syok ayah yang pertama bangunkan ibu sebelum terjadi longsor."
"Eh, malah ayah yang tak bisa selamat sampai meninggal tertimbun longsoran tanah," Jelas Asep Saepudin (42), saat mendampingi ibunya di rumah kerabatnya, Senin siang.
Bapak sudah ditarik, kenapa lari ke arah dapur...
Asep menambahkan, ibunya sempat beberapa kali siuman dan menanyakan suaminya sampai diberitahukan bahwa telah meninggal, lalu tak berselang lama langsung tak sadarkan diri lagi.
Apalagi, saat kejadian, ibunya sempat menarik tangan korban meninggal bersama dirinya.
Sampai akhirnya, korban justru salah arah saat berlari menyelamatkan diri.
Baca juga: Tokoh Masyarakat Kampung Anteghilir Tasikmalaya Jadi Korban Tewas Tanah Longsor, Begini Kronologinya
Mungkin, momen itu yang disayangkan oleh ibunya sampai mengetahui kalau suaminya telah meninggal tertimbun longsor.
"Jadi ibu saya teringat dan selalu mengulang perkataan, itu bapak sudah ditarik, kenapa malah larinya salah ke arah dapur dekat longsor."
"Bapak tadi memang sudah kena tangannya ditarik, tapi malah lepas dan salah arah larinya. Saya dan ibu ke pintu depan, bapak malah ke dapur. Udah itu, ibu pingsan lagi," tambah Asep.
Kampung terpencil
Meski demikian, Asep dan keluarga besarnya telah menerima kematian ayahnya sebagai takdir akibat bencana alam yang menimpanya.
Pihaknya hanya berharap mendapatkan perhatian pemerintah terkait wilayahnya yang selalu terjadi bencana longsor kalau musim hujan.
Apalagi, wilayahnya selama ini berada di lembah dan dikelilingi perbukitan dengan kondisi tanah yang labil.
"Tapi, kami sudah menerima bahwa kejadian ini adalah musibah dari yang maha kuasa," tandas Asep.
Baca juga: Tanah Longsor di Kudus Pagi Tadi, Dua Orang Tewas Tertimbun di Kedalaman Dua Meter
Pantauan Kompas.com di lokasi bencana longsor yang menewaskan seorang pensiunan guru tersebut, berada di wilayah terpencil Kabupaten Tasikmalaya dengan waktu tempuh perjalanan pakai mobil sekitar 3 jam.
Jalan berkelok-kelok yang sempit dengan turunan dan tanjakan yang curam tak bisa dilewati oleh mobil sampai ke lokasi kejadian.
Perkampungan korban pun hanya bisa dilalui dengan cara jalan kaki karena berada di area lembah pesawahan dan dikelilingi perbukitan.
Sebelumnya, Abdul Rohman (83), seorang pensiunan guru yang tewas tertimbun longsor bersama rumahnya rata dengan tanah sempat melarikan diri tapi salah arah di Kampung Anteghilir, Desa Malatisuka, Kecamatan Gunungtanjung, Kabupaten Tasikmalaya, Senin (12/10/2020) pagi.
Pria sekaligus salah satu tokoh masyarakat di kampungnya tersebut malah lari menghampiri longsoran tanah karena pendengarannya terganggu.
Bencana longsor dan banjir menerjang 11 kecamatan dalam sehari di Kabupaten Tasikmalaya, akibat cuaca buruk hujan deras mengguyur tak henti-hentinya sejak Minggu (11/10/2020) sampai Senin (12/10/2020) dini hari.
"Akibat cuaca buruk terjadi 11 titik di 11 kecamatan bencana longsor dan banjir. Diketahui data awal 1 orang laki-laki berusia 80 tahun tewas tertimbun longsor saat rumahnya ambruk di Gunung Tanjung," jelas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya, Nuraedin, kepada wartawan di lokasi kejadian, Senin pagi.
Nuraedin menambahkan, longsor besar pun menutup akses jalan utama kabupaten Salopa-Cikatomas dan Salopa-Gunungtanjung-Cikalong yang menyebabkan jalur itu tak bisa dilewati.
Sedangkan banjir terjadi di beberapa titik dan paling parah terjadi di Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Tasikmalaya, yang membuat beberapa mobil dan motor terbawa arus banjir bandang.
(Kompas.com/Kontributor Tasikmalaya, Irwan Nugraha)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Suami Tewas Tertimbun Longsor Bersama Rumahnya, Istri Pensiunan Guru Ini Terus Menerus Pingsan"