Kisah Pilu Pendidikan di Pedalaman: Sekolah Beratap Terpal, Guru Datang Dua Minggu Sekali
Tidak ada satu pun tenaga pendidik yang bisa menembus wilayah tersebut. Bertahan-tahun mereka tidak bisa menikmati pendidikan
Menurutnya, selain akses jalan, jalur komunikasi juga terbilang terbatas di Ambatunin, karena tak ada satupun jaringan telekomunikasi yang masuk ke dusun tersebut.
Bahkan pihaknya Diskominfo Balangan belum ini rencana membangun akses telekomunikasi, mengingat tahun 2020 masih fokus finalisasi sarana dan fasilitas yang akan disebar di Desa Uren, Mamigang, Binuang Santang, Marajai dan Mamantang.
Baca: Guru Silat di Kalsel Cabuli Murid Sendiri Hingga Hamil 7 Bulan, Modusnya Transfer Ilmu Tenaga Dalam
“Sementara ini tower Kominfo ditinggikan hingga 50 meter, tapi belum tahu apakah bisa tembus ke Ambatunin. Sejauh ini signal di Ambatunin bisa dijangkau dari atas gunung memanfaatkan jaringan telekomunikasi dari Kaltim,” jelasnya, seraya berharap ke depan pemerintah mempertimbangkan untuk membuka akses telekomunikasi di daerah ini.
Dari penjelasan masyarakat setempat, lanjut Febtika, tak mungkin mereka pindah dari kampung itu. Alasannya sudah turun temurun bermukim dan membuka ladang untuk berkebun di Ambatunin.
Tujuan pemerintah untuk memudahkan pelayanan publik bagi mereka, jika bersedia bermigrasi ke kawasan yang mudah diakses. Pasalnya, pemda kesulitan menjangkau karena jalurnya sangat ekstrem.
Namun, rencananya dalam waktu segera, pemkab Balangan akan membangunkan perumahan bagi tempat tinggal mereka dalam satu komplek. Karena saat ini rumah-rumah warga terpencar dengan jarak yang cukup jauh, satu sama lainnya terpisah dengan gunung.
Sehingga saat ada rencana menggelar pertemuan maupun rapat, terpaksa di informasikan 3 hari sebelum kegiatan.
“Mau ngadain rapat RT aja, itu mesti 3 atau 2 hari sebelumnya kasih-kasih kabar, baru bisa ngumpul,”ujarnya. (Willy Widianto)