Senin, 6 Oktober 2025

Seorang Petani Tewas Gantung Diri di Pohon Karet, Sempat Telepon Saudara Ngaku Sudah Putus Asa

Sukri (43), warga Kecamatan Tanah Abang, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) ditemukan tewas diduga gantung diri di pohon karet.

Editor: Miftah
The Indian Express
Ilustrasi- Sukri (43), warga Kecamatan Tanah Abang, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) ditemukan tewas diduga gantung diri di pohon karet. 

TRIBUNNEWS.COM- Seorang petani nekat gantung diri di pohon karet.

Sebelum mengakhiri hidupnya, korban sempat menelepon saudaranya.

Korban mengaku sudah putus asa dan tak ingin hidup lagi.

Sukri (43), warga Kecamatan Tanah Abang, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) ditemukan tewas diduga gantung diri di pohon karet.

Sebelum mengakhiri hidupnya sendiri, Sukri sempat menelpon saudaranya jika ingin bunuh diri.

Walaupun sempat dicegah, namun petani karet ini tetap mengakhiri hidupnya dengan gantung diri di area kebun karet milik kakaknya bernama Suparmin (47) di Desa Harapan Jaya, Kecamatan Tanah Abang, Kabupaten PALI, pada Selasa (21/7/2020) sekitar pukul 08.00 WIB.

Sebelum kejadian, korban sempat menelepon salah satu saudara laki-lakinya yang bernama Suparmin dan mengatakan jika dirinya sudah putus asa tak ingin hidup lagi.

"Aku bedarah, aku la kerit hidup (sudah putus asa, tidak ingin hidup lagi)" ucap korban Sukri sebelum mengakhiri hidupnya yang disampaikan Suparmin.

Mendengar perkataan korban, lalu Suparmin menyuruh korban untuk pulang dan jangan berpikir macam-macam.

Baca: Dikira Bunuh Diri, Sadak Ternyata Dibunuh, Ponselnya Ditemukan Dekat Rumah Tetangga

Baca: Seorang Suami di Minahasa Bunuh Istri Karena Cemburu

Baca: Seorang Petani Dikeroyok Keluarga Pakai Senjata Tajam hingga Tewas, Lengan Putus Akibat Bacokan

Namun, tiba-tiba sambungan telpon mati.

Mendengar itu, kelima saudara korban yang sedang berkumpul langsung pergi ke kebun karet milik Suparmin, namun Suparmin tidak ikut karena sakit.

Sesampainya di kebun karet, keempat saudara korban melihat korban sudah tergantung di pohon karet dengan menggunakan selendang sarung berukuran sekitar 1,2 meter.

Langsung saja, keempatnya memotong sarung yang terikat di leher korban dan memeriksa detak jantung, namun korban sudah meninggal dunia.

Setelah itu, salah seorang diantaranya saksi menelpon Pemerintah Desa Raja Barat, Kecamatan Tanah Abang untuk membawa bentor guna membawa mayat korban ke rumah.

Kapolres PALI, AKBP Yudhi Suhariyadi SIk melalui Kapolsek Tanah Abang, Iptu Roni Hermawan membenarkan jika ada salah satu warga Desa Raja Barat tewas gantung diri.

Pihaknya juga telah mendatangi lokasi kejadian dan meminta ketetangan dari saksi-saksi serta mengamankan beberapa barang bukti berupa dua buah sarung selendang warna hijau dan cokelat, celana jeans panjang warna cokelat, baju lengan panjang warna merah, masker penutup debu warna cokelat dan ikat pinggang warna hitam.

"Diduga korban mengalami depresi sehingga nekat gantung diri. Dari penjelasan keluarga, satu bulan terakhir korban sering melamun."

"Saat ini korban sedang pisah ranjang dengan istrinya dan korban sudah sering mengajak istrinya untuk rujuk kembali namun istri tidak mau lagi."

"Saat ini tinggal menunggu putusan sidang di pengadilan," jelasnya.

*Berita atau artikel ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan bunuh diri.

Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa.

Berbagai saluran telah tersedia bagi pembaca untuk menghindari tindakan bunuh diri, satu di antaranya adalah Hotline Psychology Mobile RSJD dr. Arif Zainudin Surakarta 08122551001

Artikel ini telah tayang di sripoku.com dengan judul "Kalimat Terakhir Seorang Petani di PALI yang Ditemukan Gantung Diri: Saya Sudah tak Sanggup Hidup"

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved