Jumat, 3 Oktober 2025

Buntut Demo BLT Rp 600 Ribu di Madina, Kades Mompang Julu Akhirnya Mengundurkan Diri

Aksi unjuk rasa warga Desa Mompang Julu meredam setelah kepala desa membuat surat pernyataan pengunduran dirinya.

Editor: Dewi Agustina
Tribun Medan/HO
Warga Madina melakukan aksi unjuk rasa terkait bansos, Senin (29/6/2020). 

TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Warga Desa Mompang Julu, Kecamatan Panyabungan Utara, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Senin (29/6/2020) pagi hingga Selasa (30/6/2020) dinihari melakukan aksi unjuk rasa dengan memblokade jalan lintas Sumatera (Jalinsum).

Aksi masyarakat setempat merupakan bentuk protes terhadap dugaan ketidak transparan pembagian bantuan langsung tunai (BLT) bersumber dari dana desa (DD).

Protes warga pun berlanjut hingga meminta pengunduran diri kepala desa.

Alhasil, warga Desa Mompang Julu, memblokir jalan lintas Sumatera (Jalinsum) dengan membakar ban bekas.

Tidak hanya itu, informasi yang berhasil didapat Tribun Medan pada Senin malam, aksi protes warga berujung pembakaran dua unit mobil dan satu unit sepeda motor.

Di mana satu di antaranya merupakan mobil milik Wakapolres Madina.

Terkait kabar tersebut, Kapolres Madina AKBP Horas Silalahi yang dihubungi Tribun Medan melalui WhatsApp membenarkan terjadi pembakaran mobil dan sepeda motor.

Warga Madina melakukan aksi unjuk rasa karena bansos, Senin (29/6/2020).
Warga Madina melakukan aksi unjuk rasa karena bansos, Senin (29/6/2020). (Tribun Medan/HO)

"Mobil yang terbakar milik Wakapolres dan mobil sedan milik sipil, serta ada satu unit sepeda motor," ungkapnya.

AKBP Horas Silalahi menuturkan dugaan permasalahan yang terjadi di duga terkait tuntutan kades untuk mundur.

"Tuntutan kades untuk mundur," jelasnya.

Untuk tetap menciptakan suasana aman, aparat gabungan dari TNI dan Polri diterjunkan ke lokasi.

Dari informasi yang berhasil dihimpun, aksi sempat memanas hingga menimbulkan enam personel kepolisian menjadi korban.

Baca: Demo BLT Rp 600 Ribu di Madina Ricuh, Mobil Wakapolres Dibakar, 6 Polisi Terluka Dilempari Batu

Baca: 6 Polisi Terluka saat Demo Tuntut Kepala Desa Lengser di Madina, Ada yang Luka Robek di Kelopak Mata

Dalam orasi beberapa mahasiswa menjelaskan bahwasanya Kepala Desa Mompang Julu Kecamatan Penyabungan, diduga tidak transparan dalam pengolahan Dana Desa serta diduga terjadi praktek KKN terhadap kebijakan yang telah dilakukan.

Warga meminta klarifikasi dan informasi Kepala Desa Mompang Julu, Hendri Hasibuan tentang Dana Desa Anggaran TA 2018 - 2020.

Ketika tidak bisa mengklarifikasi semua dugaan yang tercantum, maka warga minta kades mundur dari jabatannya.

Informasi lain yang berhasil dihimpun Tribun Medan, para pendemo meminta agar Bupati Mandailing Natal supaya mencabut SK Kepala Desa Mompang Julu yang dianggap warga tidak transparan mengelola dana desa TA 2018- 2020.

Kemudian para pendemo juga meminta pihak penegak hukum harus memeriksa dan menangkap Kepala Desa Mompang Julu.

Untuk meredam aksi para warga, petugas sempat melakukan negosiasi antara massa pemblokir Jalan dilakukan untuk dapat membuka akses jalinsum dan akan memproses tuntutan massa pendemo tentang dugaan ketidak ketransparansian penyaluran BLT Dana Desa oleh Kepala Desa selambat-lambatnya 5 hari kedepan.

Baca: Suasana Mencekam Aksi Tuntut Kepala Desa Lengser, Massa Kalap Sampai Bakar Mobil Wakapolres Madina

Baca: Protes BLT Tak Transparan, Warga Bakar Mobil Wakapolres Mandailing Natal dan Tuntut Kades Mundur

Kabid Humas Polda Sumut Kombes Tatan Dirsan Atmaja mengatakan, sempat dilakukan negosiasi antara petugas dan massa.

Namun kelompok massa pemblokir jalan, tidak menerima dan meminta agar Bupati Madina segara mengeluarkan surat pemecatan terhadap kepala Desa.

"Sehingga hasil mediasi tidak mendapat titik temu. Sedangkan kelompok massa tetap melaksanakan aksi pemblokiran jalan. Di mana dalam pemblokiran jalan tersebut semakin tidak terkendali dan melakukan penyerangan terhadap personel TNI-Polri dengan melemparkan kayu dan batu yang ada di bahu jalan," ujarnya.

Warga melakukan aksi unjuk rasa di Madina karena masalah bantuan sosial terkait dampak Covid-19.
Warga melakukan aksi unjuk rasa di Madina karena masalah bantuan sosial terkait dampak Covid-19. (Tribun Medan/HO)

Dalam hal ini, pihaknya telah mengambil langkah-langkah persusif dan komunikasi telah dilakukan oleh aparat kepolisian.

"Massa juga melibatkan anak-anak untuk melakukan aksi tersebut. Hingga saat ini personel gabungan dari TNI-Polri masih bertahan di Jalinsum Medan-Padang tepatnya RM Mandira."

"Begitu juga dengan massa masih terkonsentrasi pada titik kumpul awal aksi pemblokiran Jalinsum Medan-Padang tepatnya di Desa mompang Julu Kecamatan Panyabungan Utara," katanya.

Aksi unjuk rasa warga Desa Mompang Julu meredam setelah kepala desa membuat surat pernyataan pengunduran dirinya.

Warga Desa Mompang Julu, Kecamatan Panyabungan Utara, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), membakar dua mobil dan memblokir Jalinsum, Senin (29/6/2020).
Warga Desa Mompang Julu, Kecamatan Panyabungan Utara, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), membakar dua mobil dan memblokir Jalinsum, Senin (29/6/2020). (Ist via Tribun Medan)

Berikut isi surat yang ditandatangani bermaterai 6.000:

'Saya yang bertanda tangan di bawah ini Hendri Hasibuan, dengan ini menyatakan pengunduran diri sebagai Kepala Desa Mompang Julu. Demi keamanan dan kenyamanan Desa Mompang Julu, Kecamatan Penyabungan Utara, Kabupaten Mandailing Natal. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya'.

Pascapengunduran diri kepala desa, situasi arus lalu lintas jalinsum kembali normal.

Meski begitu, petugas masih terlihat berjaga-jaga di lokasi kejadian. (mft/tri bun-medan.com)

Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul AKHIRNYA Kades Mengundurkan Diri, Update Kericuhan di Madina soal BLT dan Pembakaran Mobil Polisi

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved