Senin, 6 Oktober 2025

Cerita Pilu Bocah 12 Tahun di Takalar, Seorang Diri Rawat Ibu yang Lumpuh dan Ayah Kena Stroke

Segala kebutuhan sehari-hari keluarga harus dijalani oleh Babil, meski usianya masih terbilang anak-anak

Kompas.com
Wakil Bupati saat mengunjungi rumah Babil di Desa Topejawa, Kecamatan Mangngarabombang, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan saat Kompas.com berkunjung. Kamis, (4/6/2020) 

TRIBUNNEWS.COM, TAKALAR - Cerita pilu datang dari Dusu Topejawa Lama, Desa Topejawa, Kecamatan Mangngarabombang, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan.

Seorang bocah SD 12 tahun bernama Muhammad Bil Sabri Rahmat tidak seperti kebiasaan umum anak-anak seusianya.

Baca: Meski Dinyatakan Positif Corona, George Floyd Tidak Meninggal karena Covid-19

 Ketika pulang sekolah, biasanya anak-anak akan bermain di luar, namun tidak bagi bocah yang akrab disapa Babil ini.

Dia harus merawat kedua orangtuanya di gubuknya, Dusun Topejawa Lama, Desa Topejawa, Kecamatan Mangarabombang, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan.

Ibunya, Karannua Daeng Sunggu (43), mengalami kelumpuhan total sejak 8 tahun lalu akibat infeksi tulang.

"Ibunya tidak bisa apa apa biar tangannya goyang susah karena infeksi tulang," kata Supiana, tetangga Babil, saat berbincang dengan Kompas.com, Kamis (4/6/2020).

Sementara ayahnya, Kamaluddin Daeng Beta (39) juga mengalami kelumpuhan sejak Desember 2019 akibat stroke.

Segala kebutuhan sehari-hari keluarga harus dijalani oleh Babil, meski usianya masih terbilang anak-anak.

"Anaknya semua yang kerja termasuk mandikan kedua orangtuanya," kata Supiana.

Sebenarnya keluarga kecil ini pernah mengalami kehidupan yang lebih baik.

Puluhan tahun silam Kamal dan istrinya merantau ke Samarinda, Kalimantan Timur, untuk mengadu nasib dengan membuka usaha warung Coto Makassar.

Belasan tahun membina rumah tangga, Babil pun lahir sebagai putra tunggal.

Empat tahun kemudian ibunya mengalami kelumpuhan hingga Kamal harus gulung tikar dan kembali ke kampung halaman.

"Terpaksa pulang kampung karena ibunya kena penyakit di sana (Samarinda)," kata Daeng Rampu, tetangga Babil lainnya.

Tiba di kampung halaman, Kamal mencoba memulai kehidupan baru dengan menempati gubuk berukuran 4 x 7 meter di sebidang tanah warisan orangtua.

Kamal mencoba kembali berjualan coto keliling sambil merawat istrinya yang lumpuh dan membesarkan Babil yang saat itu masih balita.

Namun, usahakan dagang coto keliling tak membuat ekonomi keluarganya membaik.

Kamal pun sempat beralih profesi menjadi tukang service elektronik keliling agar asap dapur rumahnya tetap mengepul.

Keadaan ini berhenti pada Desember 2019.

Kamal terserang stroke yang mengakibatkan tubuhnya mengalami kelumpuhan.

Babil yang masih anak-anak pun harus memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya.

Beruntung, Babil punya tetangga yang berbaik hati bergantian membawakan makanan.

"Untuk makan biasa tetangga yang bawakan tapi kalau yang lainnya Babil yang bantu termasuk membersihkan rumah dan memandikan orangtuanya" kata Supiana.

Kisah ini kemudian menjadi viral di media sosial setelah salah seorang warga mengunggah video saat Babil memandikan kedua orangtuanya yang lumpuh.

Bantuan Sembako pun mulai mengalir.

Saat Kompas.com berkunjung, rumah Babil telah kosong dan kunci rumah diserahkan ke tetangganya.

Baca: Cerita Petani Diserang Harimau di Bengkalis: Sempat Bergelut, Putar Otak Supaya Bisa Selamat

Kedua orangtua Babil saat ini telah empat hari menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Pelamonia Makassar.

Mereka dibawa langsung oleh Wakil Bupati Takalar, Ahmad Daeng Se're.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Babil, Bocah 12 Tahun Seorang Diri Rawat Kedua Orangtuanya yang Lumpuh

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved