Pesta Miras di Blitar Dua Malam, 8 Orang Tewas dan Empat Kritis
Kematian delapan warga dan empat korban yang masih dalam kondisi kritis itu, menyisakan banyak cerita
Itu diikuti enam orang, yang salah satu korbannya masih kritis.
"Tak lama minum di rumah korban itu, ya sekitar satu jam, mereka pindah tempat," ujar Bagas Wigasto, Kades Rejowinangun.
Ada yang mengatakan, mereka pindah tempat itu karena minumannya habis.
Namun, juga ada yang bercerita kalau tak enak dengan tetangganya sehingga pindah ke tepi kali Lodoagung, yang berjarak 1 km dari rumahnya Munar.
Lokasi ini berada di belakang sekolah SDN II Plosorejo.
Tak hanya kelompoknya Munar, yang menggelar pesta miras malam itu, namun di tempatnya lainnya juga ada acara serupa yakni di dekat kandang babi, yang berjarak sekitar 4 km dari lokasi kali yang ada di belakang sekolahan SD itu. Itu tak lain, kelompoknya Joko, yang akhirnya Joko sendiri, nyawanya tak tertolong.
"Dari grup minum itu, juga mengalami nasib yang sama (sama-sama meninggal dunia)," ungkapnya.
Rupanya, mereka tak cukup minum sekali itu saja, Sabtu (2/5).
Namun, sehari kemudian, mereka kembali menggelar pesta miras dan berakhir, Minggu (3/5) malam.
Selang sehari kemudian, Senin (4/5) siang, warga mulai gempar karena beberapa orang, yang habis pesta miras itu diketahui mengerang kesakitan yakn i Munar, dan Agus.
"Keduanya itu warga saya. Saat kesakitan itu, mereka mengeluhkan perutnya sakit yang luar biasa. Seperti tak biasa BAP, dan matanya tak bisa melihat, sehingga dibawa ke rumah sakit," paparnya.
Akhirnya, korban terus bertambah, hingga berjumlah 12 orang yang dilarikan ke rumah sakit.
Di antaranya, Munar dan anaknya, Aria.
Belum ada yang tahu kronologisnya, bagaimana bapak anak itu bisa diduga sama-sama over dosis. Sebab, Bagas, belum ada yang bisa bercerita karena semua yan ikut aara itu, mengalami hal sama.
"Sehari kemudian, para korban itu meninggal dunia, hingga berjumlah delapan orang," paparnya.