Virus Corona
Cerita di Balik Viralnya Rumah Bagus di Dairi Sumut yang Dilabeli 'Keluarga Miskin Penerima Bansos'
Rumah yang dihuni Bangun Lumban Gaol itu minim perabotan. Di ruang depan, tak ada apa-apa selain sepeda motor bebek Bangun Lumban Gaol.
TRIBUNNEWS.COM, DAIRI - Satu unit rumah di Desa Juma Siulok, Kecamatan Siempat Nempu, Kabupaten Dairi menjadi perbincangan hangat netizen di media sosial (medsos) Facebook.
Rumah bergaya klasik kolonial, dengan ciri khas menggunakan pilar silinder dan kusen pintu/jendela melengkung ini ditempel label "keluarga miskin penerima bantuan sosial (Bansos)".
Potret rumah ini kemudian diunggah seorang warganet atas nama Dhian Tresya Purba (https://www.facebook.com/dhian.t.purba) ke sebuah grup Facebook (https://www.facebook.com/groups/157232524997217/permalink/55281624 8772174/) dan menjadi perbincangan.
Tribun Medan berhasil menemukan keberadaan rumah tersebut, Sabtu (2/5/2020) petang, dan bertemu penghuninya, Bangun Lumban Gaol (48).

"Ayo, masuk," ujar Bangun Lumban Gaol, yang hari itu dalam balutan kaus oblong biru dan celana pendek jins.
Pantauan Tribun Medan, rumah yang dihuni Bangun Lumban Gaol itu minim perabotan.
Di ruang depan/tamu, tak ada apa-apa selain sepeda motor bebek Bangun Lumban Gaol.
Sementara, di ruang tengah, berisi meja, kursi, lemari, dan bingkai-bingkai foto.
Bangun Lumban Gaol menuturkan, rumah itu adalah peninggalan orang tuanya yang telah lama meninggal dunia.
Baca: Potret Bella Shofie Jalani Ramadan di Pulau Maluku, Promosikan Baju Lebaran dari Pinggir Pantai
Ia sebetulnya punya rumah sendiri.
Daripada rumah itu tak dihuni, ia membawa istri dan anaknya tinggal di situ.
"Orang tua kami sudah meninggal sekitar 10 tahun lalu. Kami anak-anaknya ada 10 bersaudara. Lima sudah meninggal, empat lagi merantau, tinggal saya yang di kampung," kata suami dari Boru Sihombing ini.
Ayah empat anak ini mengungkapkan, bentuk rumah warisan itu dahulu masih sangat sederhana.
Belakangan, rumah itu direnovasi secara patungan oleh saudara-saudaranya yang bertaraf ekonomi lebih baik, agar dapat menjadi tempat berkumpul keluarga besar.
"Salah satu saudara saya pernah kerja di perusahaan swasta. Karena sesuatu hal, dia di-PHK dan dapat pesangon yang besarannya lumayan, sehingga bisa merenovasi rumah ini," kata Bangun Lumban Gaol.
Warga setempat mengaku, di daerah tersebut biasa terjadi ada rumah bagus dilabeli keluarga miskin.
Baca: Cara Mengatasi Bercak Berwarna Gelap atau Melasma pada Wajah yang Kerap Muncul Saat Hamil
Sebab penghuni rumah belum tentu pemiliknya.
Penghuni rumah bagus bisa jadi keluarga miskin yang punya rumah reyot atau bahkan tidak punya rumah.
"Rumahnya bagus, bukan berlantai tanah dan berdinding tepas, tetapi dilabeli warga miskin. Rupanya, rumah warisan. Penghuninya cuma petani berpenghasilan rendah," ungkap pria bermarga Purba, salah satu warga sekitar.
Fakta Lapangan
Camat Siempat Nempu, Landong Napitu mengatakan, pelabelan keluarga miskin di wilayahnya berdasarkan situasi riil dan fakta lapangan.
Pihak kecamatan tidak bisa kaku seperti standar yang ditentukan Kemensos atau Badan Pusat Statistik.
"Enggak bisa disimpulkan dari penampakan rumah aja. Gali lagi perihal sesungguhnya, karena bisa aja rumahnya bagus, tetapi ternyata bukan rumahnya," ujar Landong kepada Tribun Medan via seluler.
Baca: Gubernur DKI Jakarta: Insya Allah Kita Segera Bebas dari Pandemi Ini
Landong membenarkan, keluarga Bangun Lumban Gaol memang keluarga miskin penerima bantuan sosial.
"Keluarga Bangun Lumban Gaol cuma menempati rumah itu," kata Landong.
Disinggung soal kabar masih banyak penduduk miskin di Siempat Nempu tak dapat bantuan pemerintah, meski tinggal di rumah reyot, Landong membantah.
Menurutnya, banyak warganya yang miskin tak mendapat bantuan, karena enggan rumahnya dilabeli.
"Banyak yang gengsi kalau rumahnya dilabeli, malu. Namun, giliran menerima bantuan, mau," ujar Landong. (cr16)
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Rumah Bagus di Dairi Dilabeli Keluarga Miskin, Ternyata Ini Faktanya