Virus Corona
Cerita Pekerja Hotel yang Terdampak Virus Corona, Harap-harap Cemas Tak Digaji dan Diputus Kontrak
Perempuan berhijab ini menceritakan, teman-temannya bahkan sejak seminggu lalu diputus kontrak oleh pengelola hotel
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAWA BARAT - Sudah memasuki hari ke-19, Nina (30) tidak masuk kerja.
Hotel tempatnya bekerja ditutup sementara sejak awal bulan sesuai anjuran pemprov DKI Jakarta untuk menekan penyebaran virus corona atau Covid-19.
Baca: Pesan Merry Riana, Tidak Keluar Rumah saat PSBB Bukan Berarti Terputus dari Dunia Luar
Pagi ini, ia mengawali hari memasak makanan untuk anak semata wayangnya.
"Agak takut juga bulan ini (April) enggak digaji, kan dirumahkan. Bulan lalu masih digaji full, masih pergi kantor," ujar Nina di kediamannya, Senin (19/4/2020).
Perempuan berhijab ini menceritakan, teman-temannya bahkan sejak seminggu lalu diputus kontrak oleh pengelola hotel.
"Teman-teman lima orang sudah diputus kontrak, rata-rata karyawan yang didesk frontliner," katanya lagi.
Nina menuturkan, hanya bisa pasrah dengan keadaan yang tidak pasti ini.
Satu yang dapat ia syukuri dengan keadaan ini, adalah Nina dapat mengurus anak semata wayangnya yang berusia 3 tahun.
Nina mengatakan, saat ia bekerja anak laki-lakinya itu harus dititipkan ke tetangga dan dijemput kembali saat sore hari.
"Dulu kan pas saya lahiran anak ini enggak bisa saya urus, langsung masuk kerja. Nah sekarang mungkin diberi waktu biar bisa sama-sama anak yang lagi lucu-lucunya. Itu sih yang saya syukuri banget di saat begini," ungkap Nina.
Sejak tidak bekerja, Nina berkegiatan layaknya ibu rumah tangga lain seperti memasak, mengurus anak dan suaminya.
Sampai saat ini, ia dan ratusan karyawan hotel belum menerima kejelasan terkait nasib mereka.
"Alhamdulillah jika masih digaji. Kalau enggak ya sudah enggak papa, yang penting masih jadi karyawan di sana," harap dia.
Dunia pariwisata yang meliputi sektor perhotelan juga mendapat imbas pandemi corona ini.
Bahkan, Menkeu Sri Mulyani mengatakan situasi saat ini mengakibatkan 50 persen penurunan tingkat okupansi di hotel dan restoran.
"Bahkan, benerapa bisa mencapai hampir 90 persen dari 6.000 hotel di Indonesia dan juga memperkirakan potensi kehilangan devisa (wisatawan asing)" kata Sri Mulyani.
Baca: Kasus 7 Mahasiswa Positif Virus Corona Jalan-jalan: Sempat Makan di Warung, Sopir Diinterogasi
Eks direktur pelaksana Bank Dunia itu menambahkan, inflasi masih tetap terjaga di bawah 3 persen dan jumlah pekerja yang dirumahkan atau 'nganggur' sebanyak 1 juta orang lebih.
"Dari bulan April ada sebanyak 1,24 juta pekerja di sektor formal dan sektor informal sebanyak 265.000 orang," pungkasnya beberapa waktu lalu.