Virus Corona
FAKTA Pasien Sembuh Corona di Balikpapan: Disambut Warga Pakai Spanduk hingga Diisikan Pulsa Listrik
Pasien positif virus corona pertama di Balikpapan, Kalimantan Timur dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang, Kamis (9/4/2020).
TRIBUNNEWS.COM - Pasien positif virus corona pertama di Balikpapan, Kalimantan Timur dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang, Kamis (9/4/2020).
Kepulangan Muhammad Wabih Herlambang ke rumahnya di Perumahan Sepingan Pratama disambut suka cita dan suasana bahagia.
Mengutip Kompas.com, saat pulang ke kediamannya, pria berusia 40 tahun tersebut dijemput oleh warga RT 47.
Tak hanya itu, bahkan warga memasang spanduk bertuliskan 'Selamat datang kembali Pak Wahib di lingkungan RT 47. Mari bersama melawan Covid-19'.

Spanduk tersebut diikat di tepi jalan pintu masuk Perumahan Sepingan pratama hasil inisiai Ketua RT bersama sejumlah warga.
Wahib pun mengaku terharu dengan sambutan yang diberikan warga untuknya.
"Saya merasa terharu dengan sambutan warga di lingkungan saya, mereka gembira menerima saya," kata Wahib.
Wahib juga berharap perlakuan yang sama juga dirasakan oleh pasien positif corona lain yang dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang.
"Biar tidak ada lagi stigma dan perlakuan diskriminatif terhadap pasien corona," ungkapnya.
Perlakuan warga lingkungan tempat tinggal Wahib
Wahib juga bercerita tentang perlakuan warga di linkungannya setelah ia dinyatakan positif corona.
Wahib mengaku, meski ia dinyatakan positif corona dan harus menjalani perawatan, namun tak ada penolakan atau pengucilan dari warga di lingkungannya.
Malah sebaliknya, warga di lingkungannya sangat baik dan banyak membatunya.
Wahib mengatakan, banyak yang mengantar makanan dan minuman ke rumahnya.
Bahkan, sampai ada yang mengisikan pulsa listrik rumahnya.
"Setelah saya sampai istri saya cerita, ada yang isikan voucher listrik," kata Wahib.
Baca: Video Tangis Ibu yang Lepas Anaknya untuk Dijemput Ambulans karena Corona, Tak Ada Keluarga Mendekat
Perjuangan Wahib melawan virus corona hingga sembuh
Diketahui, Wahib merupakan pasien corona klaster Bogor, Jawa Barat.
Dikutip Tribunnews.com dari Kompas.com, akhir Februari 2020 lalu, Wahib bersama tiga rekannya mengikuti sebuah acara di Bogor, Jawa Barat.
Dua rekannya dari Balikpapan dan satu di Samarinda.
Sepulangnya dari Bogor, Wahib sempat merasakan gejala sakit.
Namun, saat itu dirinya tidak berpikir bahwa gejala sakitnya tersebut adalah gejala Covid-19.
Gejala yang ia alami saat itu, ia tidak bisa mencium aroma parfum yang ia gunakan.
"Saya tidak bisa cium apa-apa, sempat tidak enak badan, tapi dibawa istirahat saja sambil minum vitamin," ujar Wahib.
Selang beberapa hari, Wahib mendengar kabar ada rekan sesama peserta acara di Bogor positif corona.
Pasien tersebut adalah pasien positif corona yang meninggal dunia di Solo, Jawa Tengah.
Mendengar kabar itu, Wahib langsung menghubungi call center tim gugus tugas Covid-19 Balikpapan.
Dari hasil pembicaraan dengan tim gugus tugas tersebut, Wahib dianjurkan untuk melakukan isolasi mandiri di rumah.
Selama masa isolasi mandiri, ida beberapa kali dikunjungi tim medis dari gugus tugas untuk memeriksa kesehatannya.
Kemudian pada Senin (16/3/2020), Wahib memutuskan datang memeriksakan diri ke RSUD Kanujoso.
Baca: Bagaimana Orang yang Terinfeksi Virus Corona Tapi Tak Menunjukkan Gejala? Simak Penjelasan Ahli
Baca: HOAKS Kabar Hembusan Angin Wabah Corona hingga Larangan Keluar Rumah selama 3 Hari
"Setelah itu saya diminta pulang, nanti diinformasikan lebih lanjut," terang Wahib.
Dua hari kemudian, setelah pemeriksaan, Wahib menerima pemberitahuan dari tim gugus tugas bahwa dirinya positif Covid-19.
Mendengar pemberitahuan itu, Wahib langsung bergegas ke RSUD Kanujoso lengkap dengan pakaian ganti untuk menjalani masa isolasi.
Ia datang seorang diri dengan mengendarai mobil pribadinya.
Sejak itu, Wahib menjalani masa isolasi, ia mengisi hari-harinya dengan olahraga, beribadah dan berbagai kegiatan positif lainnya.
"Intinya pikiran harus ceria, enggak boleh stres," ujar Wahib.
Wahib juga menjelaskan, ia mendapat perawatan medis yang bagus.
Ia dan pasien lain diberi asupan makanan yang bergizi, obat-obatan dan lainnya.
"Yang berat itu hanya rindu keluarga, makanya saya bawa dengan olahraga rutin."
"Makan juga terjamin, pelayanan medis bagus, berat badan saya justru naik satu kilogram," terang Wahib.
Dari pengalamannya itu, Wahib mengimbau masyarakat untuk tidak panik.
"Karena sistem imun kita bisa membunuh virus ini," kata Wahib.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana Saputri) (Kompas.com/Zakarias Demon Daton)