Virus Corona
Pemudik Mencak-mencak saat Didata, Petugas Disuruhnya Panggil Wali Kota Solo
Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo mengaku kecewa. Menurut dia, seharusnya pendatang dari zona merah bersedia mengikuti aturan.
Editor:
Willem Jonata
TRIBUNNOEWS.COM - Sebuah video viral mengetengahkan seorang pemudik marah-marah saat didatangi satgas Covid-19 di Kota Solo, Jawa Tengah.
Wanita dalam video tersebut tidak terima saat petugas memintanya membuat surat pernyataan bersedia karantina mandiri.
Peristiwa ini terjadi di wilayah Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Solo, Jawa Tengah.
Wanita tersebut tidak terima saat petugas mendatanginya untuk didata.
Di dalam video juga terlihat wanita ini menyebut jika petugas bertindak secara berlebihan.
Dia mengaku sebagai warga asli dan tidak perlu diperlakukan seperti ini. Bahkan dia menyuruh petugas untuk memanggil Wali Kota Solo.
Baca: Ratusan Hotel di Karangasem Bali Terpaksa Tutup, Pemasukan Drop Hingga Merumahkan Karyawan
Baca: Pasien Virus Corona di Medan Berhasil Sembuh dan Sudah Dibolehkan Pulang, Profesinya Dokter
Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo mengaku kecewa. Menurut dia, seharusnya pendatang dari zona merah bersedia mengikuti aturan.
“Siapapun yang pulang ke Solo kalau ada pendataan mohon untuk ditanggapi dengan baik, karena virus corona ini jangan dipandang remeh, jangan dipandang enteng, dan petugas yang datang jangan diremehkan. Petugas itu tujuannya baik,” kata Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo.
Apalagi wilayah Sondakan sendiri masih nol dalam kasus pasien positif corona, maka pemerintah sangat ketat dalam memberlakukan aturan karantina bagi pendatang.
Baca: Warga Wuhan Kembali ke Kehidupan Normal Setelah 2 Bulan Lockdown, Gembira Sekaligus Canggung
Para pemudik yang akan datang ke Solo harus mau mematuhi aturan jika tidak mau dijemput paksa untuk dikarantina di fasilitas pemkot.
Larangan mudik
Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memutuskan tidak ada larangan mudik dari pemerintah pusat di tengah pandemi corona ini.
Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo menuturkan, keputusan itu berpotensi menyulitkan meski Pemerintah Kota (Pemkot) Solo telah menyiapkan lokasi karantina pemudik yang tiba di wilayahnya.
"Mudah-mudahan para pemudik tidak pulang kalau pak Jokowi tidak melarang mudik, jadi mumet aku, harus ada aturan tegas," tutur Rudy, Sabtu (4/4/2020).
Baca: Pemakaman Jenazah Pasien Covid-19 di TPU Tegal Alur Tanpa Nisan
Rudy menyarankan supaya ada larangan mudik yang tegas guna memutus mata rantai virus Corona.
"Kalau ada ketegasan para pemudik untuk tidak perlu mudik tahun inilah," katanya.
Orang nomor satu di Solo itu mengatakan karantina wilayah zona merah dan pemberian tunjangan hari raya (THR) bagi karyawan yang tidak mudik mungkin bisa diaplikasikan.
"Kebijakan dari pemerintah pusat bagi karyawan di perusahaan besar, kalau di karantina mandiri, gaji jangan dipotong, kalau mudik tidak diberi THR, nanti juga tidak mudik," ucap Rudy.
Baca: Cerita Karyawan Kena PHK Tanpa Pesangon di Tengah Pandemi Virus Corona
"Sekalian membuat sedikit ekstrem paling dimarahi para buruh," imbuhnya membeberkan.
Meski begitu, Pemkot Solo telah mengantisipasi kedatangan pemudik di Kota Solo dengan menyiapkan lokasi khusus karantina mandiri.
Graha Wisata Niaga, Dalem Joyokusuman, dan Dalem Priyosuhartan menjadi lokasi yang disiapkan.
Penyiapan sekat dan tempat cuci tangan sedang diupayakan supaya ketiga lokasi tersebut bisa segera digunakan.
"Tinggal menyiapkan tempat cuci tangan, tempat wudhu, dan sekat yang lainnya sudah siap," kata Rudy.
"Kapasitasnya untuk di Dalem Joyokusuman sekitar 70 orang, dan Dalem Priyosuhartan kurang lebih 39 orang," tandasnya. (kompastv)
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Emak-emak Mudik dari Jakarta ke Solo Marah-marah Saat Didata Satgas Corona, Walikota Rudy Kecewa