Ternyata Ini Latarbelakang Pria Ini Mengaku Jadi Korban Penculikan di Aceh Timur
KM juga mengaku bahwa dirinya sudah bertunangan dengan mas kawin 13 mayam namun baru memberikan dua mayam kepada tunangannya
Laporan Wartawan Serambi Indonesia Mohamad Afkar S
TRIBUNNEWS.COM, ACEH - Pria berinisial KM (24) warga Desa Alue Dalam, Kecamatan Darul Aman, Aceh TImur ini membuat dirinya seoalah diculik.
KM ditemukan terikat di bawah jembatan kawasan di Aceh Timur.
Kasat Reskrim Polre Aceh Timur AKP Dwi Arys Purwoko mengatakan, kasus pria ditemukan terikat di bawah jembatan itu memang hanya rekayasa.
KM ternyata sengaja merancang rekaya penculikan itu agar batal menikah.
Pria mengaku terdesak untuk menikah dengan tunangannya di kampung.
Kepada polisi, KM juga mengaku bahwa dirinya sudah bertunangan dengan mas kawin 13 mayam namun baru memberikan dua mayam kepada tunangannya itu.
"Waktu pernikahan bulan depan ini. Sisi lain, dia (KM) belum memiliki uang untuk menikah. Maka dia merekayasa seakan-akan dirampok. Cerita emas dan uang yang dirampok itu buat emas kawin," kata Dwi, Kamis (19/3/2020) seperti dilansir dari Kompas.com.
Baca: Pengurus Pusat Persatuan Cricket Indonesia Ikut Antisipasi Virus Corona
Baca: HIPMI Kecam Permendag Tentang Pembebasan Impor Bawang Putih dan Bombay
Baca: Video Tanpa Busana Siswi di Tasikmalaya Terus Disebar, Diduga Pelaku Miliki Banyak Stok
KM juga mengaku merekayasa kejadian penculikan itu dengan sengaja masuk ke bawah jembatan dan berguling di lumpur.
Kemudian KM juga mengikat tangannya sendiri dialnjutkan berteriak minta tolong.
"KM sudah mengakui semua ceritanya itu bohong. Semata-mata agar tak jadi menikah atau ditunda pernikahannya," jelas AKP Dwi.
Kronologi kejadian
Seperti diwartakan Kompas.com, pada Minggu, (15/3/2020), sekitar pukul 23.00 WIB, KM pergi ke Kota Langsa, dan bertemu Wahyu, seorang temannya di Langsa.
Dia lantas meminjam uang pada Wahyu sebesar Rp 1 juta untuk ongkos pulang ke Banda Aceh bahkan pada Wahyu, pria ini mengaku asal Banda Aceh.
Uang dipinjam buat ongkos pulang ke Banda Aceh.
Padahal, pada malam itu juga KM menemui Tengku Kudri, seorang teman lainnya di Langsa.
"Uang dari Wahyu itu diberikan ke Tengku Kudri. Dia bayar utang ke Tengku Kudri sebesar Rp 700.000," sebut Kasat Reskrim.
Malam itu, Wahyu menginap di mushala Bambu Runcing, di pusat Kota Langsa.
Semalam suntuk dia memikirkan jadwal pernikahan, namun ia belum memiliki uang untuk mahar.
Lalu, pada Senin, (16/3/2020), KM menaiki angkutan umum untuk pulang ke desanya.
Namun, dia batalkan pulang ke rumah dan turun di dekat jembatan Alue Nireh.
Di sanalah dia terpikir untuk merekayasa perampokan.
Seolah-olah dia dirampok, KM turun ke bawah jembatan dan berniat berguling-guling di lumpur agar bajunya kotor namun niat itu ditunda.
Malam itu dia menginap di Masjid Alue Nireh.
Baru pada Selasa, (17/3/2020), KM melancarkan aksinya bergulingan di lumpur.
Di sana dia melihat seutas tali lalu mengikat tangannya sendiri.
"Setelah itu dia baru teriak minta tolong. Warga mendengar teriakan KM dan membantunya lalu melapor ke polisi," sebut AKP Dwi.
Sejak awal, polisi mencurigai kasus itu hanya rekayasa.
Pasalnya, keterangan KM seringkali berbelit-belit.
Terakhir, KM mengakui merekayasa kasus penculikan itu agar batal nikah.
"Tujuannya buat batal nikah saja," pungkas AKP Dwi. (TribunnewsBogor.com/Kompas.com)
Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul Pria Pura-pura Diculik, Ikat Tangan Sendiri Lalu Minta Tolong Agar Batal Nikah, Ini Pengakuannya