Selasa, 30 September 2025

Cerita Anak Kuli Bangunan Lulus Bintara Polda Jatim dengan Nilai Terbaik

“Mau melanjutkan kuliah nanti kalau sudah ada penempatan. Kalau sudah kerja kan bisa kuliah, tidak merepotkan orangtua,” ucap Al Azhar.

Kompas.com/Sukoco
Muhammad Al Azhar (19) remaja dari Desa Tempuran anak seorang kuli bangunan ini menjadi lulusan terbaik di Sekolah Polisi Negara (SPN) Polisi Daerah Jawa Timur tahun 2020 

TRIBUNNEWS.COM, NGAWI - Muhammad Al Azhar (19) tidak pernah menyangka dirinya lulusan terbaik di Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Jawa Timur Tahun 2020.

Pemuda asal Desa Tempuran, Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur itu menjadi lulusan bintara terbaik dengan nilai 80,125 dari 685 siswa bintara. 

Baca: Polisi Gerebek Gudang di Tangerang, Temukan 600 Ribu Masker yang Ditimbun dan Tak Miliki Izin Edar

“Enggak nyangka kalau menjadi lulusan yang terbaik. Tekatnya pokoknya harus lulus,” ujar Al Azhar saat ditemui di kediamannya di Desa Tempuran, Selasa (3/3/2020). 

 Anak kedua dari pasangan Heru Sukamto (60) dan Khomsiatin (51) ini bersama ratusan bintara lainnya dilantik  oleh Kapolda Jatim Irjen Luki Hermawan Senin (2/3/2020).

Usai pelantikan, Al Azhar mendapatkab cuti 12 hari sebelum melanjutkan pendidikannya.

Penyuka menu sop sayuran ini mengaku termotivasi menjadi polisi demi bisa kembali melanjutkan sekolah tanpa membenai orangtuanya yang hanya bekerja sebagai kuli bangunan.

“Mau melanjutkan kuliah nanti kalau sudah ada penempatan. Kalau sudah kerja kan bisa kuliah, tidak merepotkan orangtua,”  ucap Al Azhar.

Motivasi dari sepeda ontel milik bapak Memahami orangtuanya yang bekerja sebagai kuli bangunan dan tukang sayur keliling, membuat Al Azhar tak ingin gagal selama menjalani tes.

Selain belajar, penyuka olahraga sepakbola ini tak lupa berdoa.

Dia tak pernah meninggalkan shalat.

Dalam doanya, Al Azhar selalu meminta kepada Tuhan untuk diberi kemudahan.

“Setiap habis tes itu saya nangis sendiri. Kalau gagal bagaimana dengan orangtua saya yang sudah berusaha mati-matian agar saya bisa ikut tes polisi,” ucapnya.

Motivasi lainnya hingga Al Azhar bisa lulus adalah sepeda ontel tua karatan milik ayahnya.

Sepeda ini sering dia gunakan untuk pergi sekolah ke SMAN 2 Ngawi.

Meski memiliki sepeda motor, pria pemenang kejuaraan tenis meja se Kbupaten Magetan tahun 2015 lebih memilih menggunakan sepeda ontel agar bapaknya bisa menggunakan motor untuk bekerja.

“Kasihan bapak, sudah kerjanya keras pulang pergi, masa ngontel. Lebih baik saya yang ngontel ke sekolah,” katanya.

Sepeda ontel itu menjadi motivasi bagaimana kerasnya usaha orangtuanya agar dia dan saudara-saudaranya bisa sekolah.

Kakak Al Azhar, Like Hertina Sari juga telah lulus dan mendapat gelar sarjana di Akademi Managemen Informatika Komputer Surakarta.

“Kalau ingat bapak berangkat kerja ngontel  6 kilometer lebih itu rasanya gimana gitu. Tekat saya ikut tes ini jangan sampai gagal,” jelasnya.

Tekatnya juga datang dari kakak kelasnya yang berhasil lolos menjadi anggota polisi.

Motivasi kakak kelasnya tersebut menghapuskan kekhawatiran Al Azhar dan orangtuanya bahwa mendaftar polisi harus menggunakan uang.

Bekal doa untuk membahagiakan orangtua Ayah Al Azhar, Heru Sukamto sempat merantau ke Malaysia sebelum akhirnya kembali ke Indonesia dan menjadi kuli bangunan.

Selain bekerja keras, Heru terus membekali anaknya dengan doa ketika berangkat mengikuti tes menjadi polisi. 

Keinginan anaknya agar bisa lekas bekerja dan bisa melanjutkan kuliah tanpa membebani orangtua selalu dia panjatkan dalam setiap shalat malam.

“Saya juga minta kepada anak saya untuk lebih banyak shalat malam, memohon agar dimudahkan setiap tes,” ujarnya.

Setelah dinyatakan lulus sebagai Bintara Polisi, Al Azhar masih harus menempuh pendidikan lanjutan sebelum penempatan.

Dia berharap bisa ditempatkan di Polda Jawa Timur agar bisa lebih banyak belajar lagi, mengingat seluruh kegiatan kepolisian di Jawa Timur terpusat di sana.

“Kalau di Polda kan bisa mendapat pengalaman lebih banyak,“ katanya.

Keinginan lainnya yang akan diwujudkan Al Azhar adalah bisa membuatkan rumah untuk orangtuanya.

Baca: Polisi Ringkus Penimbun Masker dan Cairan Antiseptik di Semarang

Saat ini kedua orangtuanya tinggal di rumah sederhana yang terbuat dari kayu yang berada di tengah kebun di Desa Tempuran.

“Semoga saya bisa membahagiakan orangtua,” ujar dia.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Kisah Anak Kuli Bangunan Lulusan Terbaik Bintara Polda Jatim, Sepeda Ontel Ayah Jadi Motivasi

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan