Jawaban Pembina Pramuka SMPN 1 Turi saat Diingatkan soal Susur Sungai Sempor: Mati di Tangan Tuhan
Seorang korban selamat tragedi susur Sungai Sempor menceritakan bagaimana pembina pramuka keras kepala saat diberi peringatan oleh warga
“Saya gelisah. Pas habis Subuh, saya langsung ke dekat posko itu. Turun lewat jembatan."
"Saya nyusur sendiri, sampai saya keram di sana, hampir nggak gerak. Untung ternyata ada keluarga yang ikut juga,” katanya, Minggu (23/2/2020), mengutip dari Tribun Jogja.
Suraji mengaku resah sejak sejumlah musibah tersebut terjadi.
Ia bahkan mencari info ke sekolah, klinik, hingga Puskesmas.
Suraji pun kembali mengingat kenangan bersama sang anak sebelum Yasinta pergi mengikuti kegiatan susur sungai.
Yasinta Bunga ternyata baru saja berulang tahun pada 12 Februari 2020.
Tahun ini, Yasinta genap berusia 12 tahun.
Diceritakan Suraji, saat berulang tahun dirinya belum bisa memberikan hadiah lantaran dagangannya masih sepi.
Yasinta pun sempat menagih dirinya.

“Pas ulang tahun kemarin, Saya belum bisa kasih hadiah, ya dia tanya."
"Bapak nggak ngasih hadiah ulang tahun?”
“Sekarang belum, nanti ya, jualan baru sepi," katanya.
Suraji pun berniat untuk membelikan sepatu Yasinta besok sebagai hadiah ulang tahun.
Namun sayang, keinginan Suraji harus dipendam dalam-dalam.
Baca: Pengakuan Tersangka Susur Sungai SMP 1 Turi, Punya Ide Tapi Tinggalkan Peserta Meregang Nyawa
Baca: Mahfud MD Temui Keluarga Korban Susur Sungai Maut di Sleman, Sampaikan Duka Cita Pemerintah
Saat berangkat kegiatan, diceritakan Suraji, sang anak masih memakai sepatu yang berlubang tersebut.