Tragedi Susur Sungai
Cari Siswa SMP 1 Turi Sleman Korban Hanyut, Tim SAR Saling Bergandengan Tangan Sisir Sungai Sempor
Tim SAR masih dalam proses pencarian siswa SMP Negeri 1 Turi, Sleman, yang hanyut di Sungai Sempor. 7 siswa meninggal dunia.
TRIBUNNEWS.COM - Tim SAR masih melakukan proses pencarian siswa SMP Negeri 1 Turi, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), yang hanyut di Sungai Sempor.
Tim SAR memulai pencarian dari arah utara, di mana para siswa pertama memulai kegiatan Pramuka susur sungai.
Dalam video unggahan kanal YouTube KOMPASTV, Tim SAR tampak berjejer dalam kondisi gelap di tengah-tengah sungai.
Pada pencarian Jumat (21/2/2020) malam itu, mereka mengenakan jaket pelampung warna oranye.
Beberapa di antara mereka juga mengenakan helm dengan lampu penerang.
Mereka bergandengan tangan sambil menyisir sungai pelan-pelan.
Bibir sungai juga diperiksa oleh petugas lantaran sempat dilalui para siswa.

Baca: Update Terbaru Jumlah Korban Susur Sungai Siswa SMPN 1 Turi, Korban Meninggal Bertambah Pagi Ini
Dikutip Tribunnews.com dari TribunJogja.com, proses pencarian siswa yang hanyut dilanjutkan kembali pada Sabtu (22/2/2020) pagi.
Tim SAR Gabungan menyisir Sungai Sempor sejauh 25,19 kilometer.
Proses penyisiran ini terbagi atas empat area. Berikut rinciannya:
1 Area pertama
Titik awal di lokasi hanyutnya para siswa hingga ke tempuran Sungai Sempor dengan Sungai Bedog dengan estimasi panjang lintasan sejauh 6,71 kilometer
2. Area kedua
Dari tempuran Sungai Sempor dan Sungai Bedog hingga perpotongan Sungai Bedog dengan Selokan Mataram dengan estimasi panjang lintasan 5,59 kilometer
3. Area ketiga
Perpotongan Sungai Bedog dengan Selokan Mataram hingga jembatan Sungai Bedog sebelah timur Gereja Santa Maria Assumpta Gamping dengan panjang lintasan sejauh 7,91 kilometer
4. Area keempat
Jembatan Sungai Bedog sebelah timur Gereja Santa Maria Assumpta Gamping hingga ke perpotongan Saungai Bedog dengan Jalan Ringroad Selatan dengan panjang lintasan sejauh 4,98 kilometer.
Baca: Aksi Heroik 2 Siswa SMP 1 Turi Yogyakarta Selamatkan Temannya Saat Susur Sungai, Teriak Jangan Panik
Berdasarkan rilis dari BPBD DIY pada Sabtu pagi, total peserta susur sungai dari SMPN 1 Turi berjumlah 249 orang.
Siswa terbagi atas 124 orang kelas 7 dan 125 kelas 8.
Dari 249 siswa, dipastikan 216 siswa selamat, 23 siswa luka-luka.
Sedangkan 7 siswa dinyatakan meninggal dunia dan 3 siswa lainnya belum ditemukan.
Baca: Cerita Salma, Salah Satu Siswa SMP 1 Turi yang Selamat Setelah Terseret Arus, Orang Tua Panik
Bupati Sri Purnomo akan Undang Kepala Sekolah di Sleman
Bupati Sleman, Sri Purnomo akan mengundang seluruh kepala sekolah yang ada di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Hal ini berkaitan peristiwa ratusan siswa SMPN 1 Turi Sleman yang hanyut terseret arus sungai Sempor ketika mengikuti kegiatan susur sungai pada Jumat (21/2/2020) siang.
Dikutip Tribunnews.com dari tayangan video yang diunggah kanal YouTube tvOneNews, Jumat malam, Sri Purnomo menyebut pihaknya akan mengudang seluruh kepala sekolah di Sleman untuk diberikan arahan terkait pentingnya menjaga keamanan dan keselamatan siswa.
"Kami dalam waktu dekat, besok pagi, akan kita kumpulkan kepala sekolah di Kabupaten Sleman yang menjadi kewenangan kami, baik TK, SD, SMP, Madrasah," kata Sri Purnomo.
"Nanti kita akan berikan arahan pentingnya menjaga keamanan dan keselamatan siswa ketika mereka berada di sekolah dan ketika ada kegiatan luar sekolah, betul-betul harus diperhatikan faktor keamanannya," tambahnya.
Dengan adanya koordinasi dengan seluruh kepala sekolah di Sleman, Sri Purnomo berharap tidak akan terjadi lagi peristiwa serupa.
"Sehingga jangan sampai situasinya mendung nanti mereka berada di tepi sungai di sekitar sungai itu sangat berbahaya," tambahnya.
Baca: Siswa SMPN 1 Turi Sleman Hanyut, Pakar dari UGM Sebut Susur Sungai Bukan untuk Anak dan Remaja
Sri Purnomo mengatakan setiap sekolah memiliki kegiatan ekstrakurikuler masing-masing.
Ia menyebut kegiatan siswa yang berkaitan dengan kepandungan semestinya bisa dilakukan di lingkungan sekolah.
"Masing-masing sekolah punya ekstrakurikuler, sekarang ini dikembangkan jadi kegiatan pramuka kan banyak kegiatan, keterampilan, kelincahan dan kaitannya kepanduan, semestinya itu bisa dilakukan di area sekolah," ucapnya.
Sri Purnomo mengaku tidak mengetahui mengapa pihak sekolah mesti mengadakan kegiatan susur sungai saat sedang musim hujan.
Sri Purnomo mengatakan kegiatan susur sungai dilakukan sebaiknya saat musim kemarau atau cuaca cerah.
"Saya kurang tahu itu program sekolah yang bersangkutan."
"Saya tidak tahu kenapa mereka pada musim hujan begini dan cuacanya tidak mendung, mereka berani melakukan susur sungai, yang selama ini semestinya susur sungai dilakukan saat musim kemarau, pada matahari sedang terang, tidak ada hujan," katanya.
Sri Purnomo menyebut pihaknya sudah melakukan pengecekan ke SMPN 1 Turi Sleman.
Selain itu, pihaknya juga akan melakukan takziah ke rumah korban yang meninggal dunia.
"Besok pagi kami akan takziah ke siswa kami yang meninggal dunia karena musibah, kami akan takziah ke rumah masing-masing," kata Sri Purnomo.
(Tribunnews.com/ Ifa Nabila/ Wulan KP) (TribunJogja.com/ Mona Kriesdinar)