Balita Tewas dengan Organ Tubuh Tak Lengkap, Makam Ahmad Yusuf Dibongkar untuk Diautopsi
Aparat kepolisian melakukan pembongkaran makam Ahmad Yusuf, Selasa (18/2/2020) di TPU Muslimin Jalan Damanhuri.
TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA - Aparat kepolisian melakukan pembongkaran makam Ahmad Yusuf, Selasa (18/2/2020) di TPU Muslimin Jalan Damanhuri.
Balita Ahmad Yusuf sebelumnya dinyatakan hilang di PAUD Samarinda Kalimantan Timur dan belakangan ditemukan meninggal dunia dengan organ tubuh tidak lengkap di sebuah parit.
Rencananya autopsi akan dilakukan oleh Tim Ahli Forensik Mabes Polri yang dipimpin dr SPF (spesialis forensik) Kombes Pol S Hastry dari Mabes Polri.
Pantauan TribunKaltim.co, Tim Ahli Forensik tiba di TPU Muslimin Samarinda sekitar pukul 08.50 Wita.
Polisi sudah memasang garis polisi untuk mencegah warga atau orang yang tidak berkepentingan masuk.

Setelah tiba, Tim inafis Polresta Samarinda serta Bidokes Polda Kaltim langsung turun untuk mengawal pembongkaran makam jenazah Yusuf.
Proses pembongkaran makam ini pun dihadiri oleh pihak keluarga serta dari Kejaksaan Tinggi Negeri Kalimantan Timur.
Sebelumnya diberitakan dr SPF (spesialis Forensik) Kombes Pol S Hastry dari Mabes Polri akan melakukan autopsi terhadap jasad balita Ahmad Yusuf Gozali (4).
Baca: Guru PAUD Tersangka Kasus Balita Tanpa Kepala di Samarinda Sebut Yusuf Hilang Ditinggal Buang Air
Baca: Pengungkapan Klinik Aborsi Ilegal di Jakarta Pusat, Janin Disiram dengan Bahan Kimia
Polwan ahli forensik pertama di Asia tersebut diagendakan akan tiba pada Senin (17/2/2020) di Samarinda.
Selasa (18/2/2020), akan dilakukan autopsi terhadap balita empat tahun yang ditemukan dengan kondisi organ dan anggota tubuh tidak utuh.
Hal ini diungkapkan Kapolresta Samarinda, Kombes Pol Arif Budiman Senin (17/2/2020) dalam konferensi pers bersama awak media.

Dijelaskannya, hal tersebut dilakukan untuk memastikan penyebab pasti kematian balita tersebut.
Meski, dari pihak Forensik RSUD AW Sjahranie dr Kristina Uli Gultom, telah menyatakan jika saat dilakukan pemeriksaan tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan pada balita tersebut.
"Autopsi ini dilakukan karena memang dari pihak keluarga dan juga kepolisian dalam mengungkap penyebab kematian balita tersebut," ungkapnya.
Pihaknya juga tak menutup diri, jika memang dari pihak keluarga menemukan bukti atau fakta-fakta baru.
