Sabtu, 4 Oktober 2025

Ternyata Siswi Korban Bullying di Purworejo Jadi Satu-satunya Murid Perempuan di Kelasnya

Kepala Sekolah, Achmad, mengabarkan kondisi SMP setelah peristiwa bullying atau perundungan oleh tiga siswa pada seorang siswi di Purworejo.

Penulis: Nuryanti
Editor: Tiara Shelavie
Tribun Jateng dan Kompas
Siswi jadi Korban Bully di SMP Purworejo 

TRIBUNNEWS.COM - Kepala Sekolah, Achmad, mengabarkan kondisi SMP setelah peristiwa bullying atau perundungan oleh tiga siswa pada seorang siswi di Purworejo, Jawa Tengah, Selasa (11/2/2020) lalu.

Achmad mengatakan, pihaknya ingin kasus perundungan tersebut diselesaikan secara kekeluargaan saja.

Ia ingin tiga siswa yang menjadi tersangka tersebut bisa melanjutkan pendidikannya.

"Kami berharapnya selesai kekeluargaan, pendidikan mereka harus tetap berlangsung," kata Achmad, dikutip dari TribunJateng.com, Sabtu (15/2/2020).

Menurutnya, ketiga tersangka memang dikenal nakal.

Baca: Ganjar Bujuk Siswi Korban Bullying di Purworejo Pindah ke SLB: Semua Biaya dari Kami

Baca: UPDATE Kasus Bullying Siswi Disabilitas di Purworejo, Ganjar Fasilitasi Pindah SMP, Pelaku Diperiksa

Lalu, korban yang kini berada di kelas 8, merupakan satu-satunya murid perempuan di kelasnya dengan total siswa sebanyak 6 orang.

Sehingga, korban harus bergaul dengan teman-teman kelasnya yang semuanya laki-laki.

"Siswanya 6, 5 laki-laki, 1 cewek (CA)," ungkap Achmad.

Ia mengatakan, saat ini kelas tersebut menjadi sepi setelah tiga tersangka tersebut absen untuk menghadapi proses hukum.

Lalu, korban kini tak mau lagi masuk sekolah setelah peristiwa perundungan tersebut.

Namun, menurut Achmad, proses belajar mengajar di sekolah tersebut tak akan berhenti.

Tiga pelaku perundungan siswi SMP Purworejo
Tiga pelaku perundungan siswi SMP Purworejo (TribunJateng.com/ISTIMEWA)

Ahmad mengatakan, kasus ini tidak akan menghentikan aktivitas pendidikan di sekolahnya.

Menurutnya, sedikit atau banyak jumlah siswa hanyalah soal kuantitas.

Pihaknya berkomitmen untuk terus berusaha meningkatkan kualitas siswa.

"Kami tidak kurang-kurangnya, kami bikin gerbang pagar biar siswa tidak liar, ada salat berjamaah. Karena kita background-nya sekolah dakwah," ungkap Achmad.

Ganjar Minta Korban Pindah ke SLB

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengaku tengah membujuk korban bullying tersebut untuk pindah sekolah.

Upaya Ganjar tersebut untuk membantu korban melanjutkan pendidikannya ke sekolah berkebutuhan khusus yang memfasilitasi kebutuhannya.

Baca: Konsep Merdeka Belajar Nadiem Makarim, Efektifkah Atasi Bullying? Ini Kata Ganjar dan Pakar

Baca: Korban Perundungan SMP di Purworejo Berkebutuhan Khusus, Ganjar Fasilitasi untuk Pidah Sekolah

Nantinya, biaya pendidikan korban perundungan tersebut akan ditanggung Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

"Rayuan kita sampai tadi malam Insya Allah 80 persen berhasil. Saya kepingin karena korban ini berkebutuhan khusus, sekolahnya yang bisa memfasilitasi itu," kata Ganjar, dikutip dari Kompas.com, Jumat (14/2/2020).

"Maka nanti masuknya sekolah luar biasa (SLB). Sudah dicarikan tempat kos dan sekolahnya," jelasnya.

Sebelumnya, Ganjar mengusulkan sekolah yang menjadi lokasi perundungan tersebut ditutup atau dilebur dengan sekolah lain.

Sebab, sekolah tersebut perlu dilakukan evaluasi terkait tata kelola dan regulasi sistem pendidikannya.

"Sekolah ini kan punya swasta ya, kita sudah komunikasikan," katanya.

"Tapi rasa-rasanya dengan jumlah siswa yang sedikit memang perlu dievaluasi."

"Apakah sistem pendidikan sudah layak, manajemen sudah betul dan gaji gurunya sudah UMK atau belum," jelas Ganjar.

Respon Cepat Gubernur Jateng Tangangi Kasus Bullying
Respon Cepat Gubernur Jateng Tangangi Kasus Bullying (Kolase Tribunnew.com (Twitter.com/@black__valley1 dan Pemprov Jateng))

Menurutnya, akan timbul efek yang lebih buruk jika tata kelola sekolah tersebut tidak diperbaiki.

"Nanti efeknya ngeri kalau tata kelolanya tidak baik," ungkapnya.

"Maka kita dorong kepada induk organisasinya untuk memberikan rekomendasi apakah sekolah itu perlu ditutup atau dimerger," imbuh Ganjar.

Mengutip TribunJateng.com, Pemprov Jateng akan menanggung biaya pendidikan korban di SLB, karena kondisi ekonomi orangtua korban yang diketahui kurang mampu.

"Karena ini bapaknya buruh, kami menjamin agar pendidikannya bisa berjalan dan masa depannya bisa baik. Biaya dari kami semuanya, kami yang menjamin," ungkap Ganjar.

Ganjar akan melakukan evaluasi terhadap sekolah tempat terjadinya bullying tersebut.

Sekolah itu hanya memiliki sedikit siswa dan manajemennya dipertanyakan.

"Nanti kami berikan masukan dan rekomendasi ke yayasan, karena ini sekolah swasta," katanya.

"Pada intinya, kami ingin agar semua lembaga pendidikan di Jateng memperbaiki mutu pendidikan, manajemen dan lainnya. Kami akan menggandeng PGRI untuk ini," imbuh Ganjar.

Baca: Viral Siswi di Purworejo Dibully, Pihak Sekolah Minta Selesai Kekeluargaan : Pelaku Butuh Sekolah

Baca: Korban Bully di SMP Purworejo Lama Keluhkan Aksi Temannya, Guru: Pelaku Memang Nakal Luar Biasa

Sebelumnya, Ganjar Pranowo mengungkapkan, siswi yang menjadi korban perundungan tersebut berkebutuhan khusus.

Sehingga, pihaknya menyarankan orangtua korban untuk menempatkan putrinya ke sekolah berkebutuhan khusus.

"Maka kita sedang merayu kepada kedua ortunya untuk menyekolahkan si anak ke sekolah berkebutuhan khusus, agar pas dan sesuai dengan keinginan," ujar Ganjar Pranowo, dikutip dari Kompas.com, Kamis (13/2/2020).

Mengenai nasib tersangka, Ganjar meminta ada pendampingan khusus berupa konseling pada ketiga tersangka.

“Anak-anak itu perlu dikirim psikolog, kirim guru konselingnya ke sana, agar kita bisa tahu persoalannya apa," kata Ganjar di Kantor Gubernur Jawa Tengah, Kamis (13/2/2020), dikutip dari TribunJateng.com.

"Lalu kita cegah ke depannya supaya tidak terjadi bullying seperti ini,” jelasnya.

(Tribunnews.com/Nuryanti) (TribunJateng.com/Khoirul Muzaki/Daniel Ari Purnomo) (Kompas.com/Riska Farasonalia)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved