Minggu, 5 Oktober 2025

Kisah Warga Karanganyar Terpapar Penyakit Leptospirosis, Sentuh Tikus Mati Terlindas Kendaraan

Penyakit leptospirosis atau kencing tikus di Kabupaten Karanganyar kian menyebar di beberapa wilayah.

Editor: Sugiyarto
zoom-inlihat foto Kisah Warga Karanganyar Terpapar Penyakit Leptospirosis, Sentuh Tikus Mati Terlindas Kendaraan
TRIBUNJOGJA.COM/ANUGERAH
Baliho besar bertuliskan Bahaya Leptospirosis dan bergambar tikus disiapkan menyusul status KLB Leptosirosis di Kabupaten Bantul.

TRIBUNNEWS.COM, KARANGANYAR - Penyakit leptospirosis atau kencing tikus di Kabupaten Karanganyar kian menyebar di beberapa wilayah.

Guna antisipasi, warga diminta menerapkan Perilaku Hidup Sehat dan Bersih (PHBS).

Mulai Januari hingga awal Februari 2020 ini, Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Karanganyar mencatat sebanyak tujuh kasus leptospirosis.

Lima di antaranya ada warga meninggal dunia akibat penyakit tersebut.

Kasus leptospirosis terakhir di Desa Alas Tuo, Kecamatan Kebakkramat yang mengakibatkan Kamiyem meninggal dunia.

Kasus tersebut pula setidaknya menjadi pembelajaran bagi anggota keluarga untuk menerapkan perilaku hidup sehat dan menjaga lingkungan.

Cucu Kamiyem, Surahmi (35) menceritakan, sang nenek pada awalnya mengalami gejala panas dingin beberapa hari setelah beraktivitas di sawah.

Karena tidak ada perkembangan setelah sempat dirawat di rumah, akhirnya dibawa ke Rumah Sakit (RS) Griya Husada Karanganyar untuk mendapatkan perawatan medis.

"Trombositnya turun, disarankan dirujuk ke RS Hermina Surakarta," katanya saat ditemui Tribunjateng.com di kediamannya, Jumat (14/2/2020).

Pasca kejadian itu, ia sempat makin khawatir. Pasalnya gejala penyakit kencing tikus sulit dikenali karena mirip gejala DBD.

Surahmi mengungkapkan, dari keterangan dokter yang menangani neneknya, penyebab neneknya bisa terkena penyakit leptospirosis kemungkinan sehabis dari sawah tidak bersih-bersih dan langsung makan.

Lanjutnya, menurut informasi yang didapatkan dari dokter justru yang paling bahaya itu tikus mati karena terlindas kendaraan di jalan.

Apabila cairan dari tikus bercampur hujan terkena manusia, dimungkinkan manusia yang terkena cairan bisa terpapar penyakit.

Berselang tiga hari, petugas kesehatan dari Puskesmas setempat dan DKK Karanganyar menyambangi kediamannya untuk melakukan penyelidikan epidmologi.

"Setelah kejadian, kami jadi lebih menjaga kebersihan lingkungan. Semisal bisanya dua hari sekali bersih rumah."

"Sekarang sehari langsung bersih-bersih. Alat makan juga diusahakan ditutup serta barang tidak dipakai dibuang," ujarnya.

Ia berharap ada penyuluhan lagi supaya warga lebih menerapkan perilaku hidup sehat.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved