Minggu, 5 Oktober 2025

Anies Enggan Komentari Penebangan 190 Pohon, Pakar Tata Kota Ungkap 2 Kejanggalan Revitalisasi Monas

Diketahui sebanyak 190 pohon di sisi selatan kawasan Monumen Nasional (Monas) di tebang oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Ifa Nabila
Tangkap layar channel YouTube KompasTV
(Kiri) Pengamat tata kota, Nirwanon Yoga dan (Kanan) Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan 

TRIBUNNEWS.COM - Sebanyak 190 pohon di sisi selatan kawasan Monumen Nasional (Monas) ditebang oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Penebangan ini dilakukan Pemprov DKI Jakarta dalam rangka revitalisasi kawasan monas. 

Kawasan selatan Monas tersebut akan dibagun ruang terbuka publik yang terdiri dari plaza dan air mancur.

Diketahui revitalisasi kawasan dan Tugu Monas merupakan bagian dari masterplan hasil sayembara yang digelar oleh Pemprov DKI Jakarta pada tahun 2018.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan enggan berkomentar soal penebangan ratusan pohon di pelataran sisi selatan Monas, Jakarta demi revitalisasi.

Gubernur Anies menyerahkan proyek revitalisasi Monas itu kepada Kepala Dinas Cipta Karya Tata Ruang dan Pertanahan (CKTRP), Heru Hermawanto.

"Nanti revitalisasi ke Citata (CKTRP, red) saja. Makasih. Thank you," kata Gubernur Anies dikutip dari channel YouTube KompasTV, Jumat (24/1/2020).

"Nggak-nggak," lanjutnya sambil mengacungkan jempol ke arah rekan media.

Baca: Tes Kepribadian: Pilih Satu Bunga Lotus Ini dan Lihat Situasi yang Sedang Kamu Hadapi

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan enggan berkomentar soal penebangan ratusan pohon di pelataran sisi selatan Monas
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan enggan berkomentar soal penebangan ratusan pohon di pelataran sisi selatan Monas (Tangkap layar channel YouTube KompasTV)

Di sisi lain, pengamat tata kota, Nirwanon Yoga menilai pemerintah perlu mencermati ulang proyek revitalisasi kawasan Monas yang dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.

Menurutnya ada dua hal kejanggalan dari proyek ini.

Pertama Nirwanon mengatakan recana revitalisasi kawasan Monas belum dianggap belum menjadi prioritas utama.

Terlebih awal tahun 2020 lalu, sejumlah wilayah di DKI Jakarta terendam oleh banjir. 

"Dilihat dari urgensinya, ini belum dianggap mendesak."

"Kalau bicara konteksnya, apalagi Jakarta kemarin baru terdampak banjir," tegas Nirwanon.

Nirwanon berpandangan saat ini Gubernur Anies perlu mengambil langkah memperbanyak kawasan resapan air atau ruang terbuka hijau. 

"Bukan yang sudah ada di revitalisasi. Dengan demikian Jakarta akan lebih siap lagi mengatasai banjir," lanjutnya.

Kedua Nirwanon membeberkan, proyek revitalisasi dalam padangan ilmu tata ruang kota dianggap tidak ramah lingkungan.

Ini dilihat dari tekniknya dengan menebang ratusan pohon di kawasan sisi selatan Monas. 

"Kalau idealnya ramah lingkungan itu, bagaimana mempertahankan 190 pohon dan berusaha menambahnya," tutup Nirwanon.

Baca Jadwal Salat Hari Jumat 24 Januari 2020, dari DKI Jakarta, Kota Surabaya, hingga Kota Medan

Komentar Walhi Jakarta

Rehwinda Naibaho, Divisi Kampanye Pemulihan Walhi Jakarta (Tangkap layar channel YouTube KompasTV)
Rehwinda Naibaho, Divisi Kampanye Pemulihan Walhi Jakarta (Tangkap layar channel YouTube KompasTV) (Tangkap layar channel YouTube KompasTV)

Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jakarta angkat bicara soal langkah yang diambil oleh Pemerintah DKI Jakarta tersebut.

Divisi Kampanye Pemulihan Walhi Jakarta, Rehwinda Naibaho menyesalkan aksi penebangan pohon yang dilakukan oleh atas alasan revitalisasi kawasan Monas.

"Mendengar penebangan pohon itu kan, amat sangat disayangkan," kata Rehwinda dikutip dari Program Kompas Siang, Senin (20/1/2020).

Menurutnya, saat ini ruang terbuka hijau (RTH) di wilayah DKI Jakarta masih kurang dan membutuhkan pengembangan dan penambahan RTH lainnya.

"Malah sekarang dilakukan penebangan pohon itu. Dengan rencana revitalisasi tadi yang dibilang," lanjut Rehwinda.

Ia menilai konsep revitalisasi yang diusung Pemprov DKI Jakarta dengan mengganti pohon dengan bagunan adalah langkah yang salah.

"Akan ada plaza budaya atau apapun namanya itu. Automotis yang ada kan bangunan."

"Adanya kawasan bangunan bukan ruang terbuka hijau. Jakarta butuh ruang terbuka hijau," tegas Rehwinda.

Baca: Angkat Bicara, Menko Polhukam Mahfud MD Sebut Kasus Pembunuhan Begal di Bekasi dan Malang Berbeda

Penjelasan pengelola kawasan Monas

Isa Sarnuri, Kepala Unit Pengelolaan Kawasam Monas
Isa Sarnuri, Kepala Unit Pengelolaan Kawasam Monas  (Tangkap layar channel YouTube KompasTV)

Kepala Unit Pengelolaan Kawasam Monas, Isa Sarnuri memberikan keterangan perihal program revitalisasi di kawan Monas ini.

Program revitalisasi akan dilakukan selama 3 tahun, terhitung sejak tahun 2019 hingga 2021.

Isa membeberkan beberapa kawasan yang sudah ditebangi, akan kembali di tanam pohon kembali.

Termasuk 190 pohon di wilayah selatan Monas.

Kawasan yang ditebangi 2
Proses pembangunan ruang publik di kawasan selatan Monas yang sebelumnya menebang sebanyak 190 pohon. (Tangkap layar channel YouTube KompasTV)

Baca: Dihujat Netizen setelah Viral, Perekam Video Emak-emak Masukkan Sampah ke Selokan Beri Penjelasan

Isa menjelaskan pohon-pohon tersebut sengaja ditebang karena kondisinya tidak tumbuh secara baik.

Ini lantaran adanya lapisan beton di bawah tanah di kawasan tersebut.

"Pohon kondisinya sudah tidak terlalu bagus lagi," tegas Isa.

Ia melanjutkan, selain ada 190 yang ditebang, ada 85 pohon lainnya yang dipindahkan di sisi Monas lainnya.

Sebanyak 55 pohon di pindahakan di sisi barat Monas, dan 30 pohon di sisi timur.

"Akan ditanam juga pohon di lokasi parkiran IRTI yang ada sekarang ini," tandas Isa.

"Konsepnya di selatan itu, kawasan terbuka terbuka publik," tambahnya.

(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved