Viral Muncul Keraton Agung Sejagat, Ganjar Pranowo: Daripada Bikin Resah Mending Bikin Seneng
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo ikut menanggapi dengan adanya kemunculan Keraton Agung Sejagat di Desa Pogung Jurutengah, Bayan, Purworejo.
TRIBUNNEWS.COM - Kemunculan nama Keraton Agung Sejagat, saat ini menjadi heboh lantaran klaimnya yang memiliki kekuasaan di seluruh dunia.
Raja Keraton Agung Sejagat, Sinuhun Totok Santoso Hadiningrat menyebut kerajaannya hadir untuk membawa masyarakat dunia menuju kemajuan.
Totok Santoso juga mengklaim jika kehadiran Keraton Agung Sejagat ini akan melakukan perbaikan-perbaikan di segala bidang.
"Dengan memperbaiki sistem kedaulatan, sistem ekonomi, dan moneter secara global," katanya, dikutip dari tayangan YouTube Kompas TV, Senin (13/1/2020).
Keraton Agung Sejagat ini didirikan di Desa Pogung Jurutengah, Bayan, Purworejo.
Sinuhun Totok Santoso Hadiningrat ini didampingi oleh istrinya yang bernama Kanjeng Ratu Dyah Gitarja.
Saat ini Keraton Agung Sejagat memiliki pengikut sebanyak 425 orang yang mengenakan seragam layaknya prajurit kerajaan.
Dikutip dari TribunJogja.com, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo ikut menanggapi berdirinya Keraton Agung Sejagat ini.
Menurut Ganjar, dirinya mendapatkan informasi adanya Keraton Agung Sejagat ini langsung dari Bupati Purworejo hingga masyarakat.
"Ada orang yang mengatakan, 'wah di Purworejo itu banyak kraton-kraton masa lalu', tapi saya kira kok tidak. kan mereka baru mendeklarasikan kemarin," katanya.
Menurut Ganjar, saat ini lebih baik pendiri dan orang-orang yang ada di Keraton Agung Sejagat diajak ngobrol apa mau mereka.
"Jadi pendirinya, orang-orang disitu ditanyain kamu itu maunya seperti apa, gitu," tuturnya.

Lebih lanjut, Ganjar menyatakan jika ada gedung dan seragamnya, hal tersebut disinyalir ada orang yang membiayai.
"Daripada untuk membiayai sesuatu yang menimbulkan banyak pertanyaan orang, mungkin bisa dijadikan untuk membangun desanya. Itu bisa dijadikan festival desa yang menarik, yang unik, itu kan malah lebih bagus," katanya sambil tertawa.
"Yang penting Kan tidak menimbulkan keresahan di masyarakat," imbuhnya.
Ganjar mengaku telah mengirimkan perwakilan dari dinas, untuk mengajak ngobrol pendiri Keraton Agung Sejagat ini.
"Ya ngobrol sambil ngopi-ngopi dan makan clorot atau geblek. Nanti Kan sambil ngopi diajak ngomong 'piye pak raja?' gitu kan enak," katanya.
Ganjar juga mengatakan, daripada membangun kerajaan baru, lebih baik dibuat festival.
"Daripada mendeklarasikan Kerajaan, angel lho itu (Sulit lho itu,-Red). Kalau malah dibikin festival Desa setahun sekali dengan baju-baju seperti itu dan dibikin peragaan kan malah ramai to. Jadi kalender event," katanya.
Dengan seperti itu, lanjut Ganjar, kan malah bisa mengundang wisatawan.
"Kreativitasnya bagus, ada pemasukan juga. Lha daripada bikin resah begitu, lebih baik bikin seneng," pungkasnya.
Polisi Dalami Dugaan Makar
Menanggapi adanya keresahan masyarakat dengan kemunculan Keraton Agung Sejagat, Wakapolres Purworejo Kompol Andis Arfan mengatakan, saat ini pihak kepolisian masih melakukan koordinasi dengan berbagai pihak.
Koordinasi tersebut, menurut Andis, bertujuan untuk klarifikasi kepada pihak-pihak yang bersangkutan.
"Kita dari pihak Polres sudah berkoordinasi dengan Pemda, Dandim, untuk sama-sama meminta klarifikasi kepada yang bersangkutan," ujar Andis Arfan, dikutip dari TribunJateng.com, Selasa (14/1/2020).
Ia mengatakan, pihaknya akan mempelajari lebih jauh terkait Keraton Agung Sejagat, terutama terkait dengan pernyataan kekuasaan meliputi seluruh dunia.
Jika memang demikian, otomatis akan menimbulkan potensi atau dugaan makar.
Soal dugaan adanya makar, pihak kepolisian belum bisa memastikan hal itu.
"Kita belum menerima informasi itu langsung dari pihak yang bersangkutan," ungkap Andis.
"Sebab informasi di luar sana masih simpang siur," paparnya.
"Ada yang bilang nguri-nguri budaya, ada yang mendirikan kerajaan," ujarnya.
Wakapolres mengatakan, saat ini belum ada laporan resmi dari siapapun terutama perwakilan warga masyarakat terkait hal tersebut.
"Artinya ada ataupun tidak ada laporan kita akan turun, termasuk kemarin bertemu dengan kepala desa, camat yang berupa tembusan kepada bupati," lanjut dia.
Dia menegaskan pihaknya sedang mengumpulkan informasi terkait keberadaan Kerajaan Agung Sejagat yang sedang viral di media sosial itu.
"Kami mau cek dulu dan selidiki seperti apa tujuan dan kegiatan kerajaan itu," jelas dia.
(Tribunnews.com/Whiesa/Miftah Salis) (TribunJogja.com/Andreas Desca) (TribunJateng.com/Permata Putra Sejati)