Minggu, 5 Oktober 2025

BPBD Sleman Sebut Kantong Lahar di Lereng Merapi dalam Kondisi Siap

material lahar yang turun masih di sekitar lima kilometer dari puncak dan material tersebut hanya sebatas mengisi lubang bekas bekas galian tambang

Editor: Eko Sutriyanto
Twitter BPPTKG
Awan panas guguran Gunung Merapi. 

Laporan Wartawan Tribun Jogja, Santo Ari

TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman menyatakan, kantong-kantong lahar di lereng Merapi dalam kondisi siap.

BPBD Sleman telah mengecek kantong lahar untuk memastikan kesiapannya ketika sewaktu-waktu terjadi lahar hujan.

Kasie Mitigasi Bencana BPBD Sleman Joko Lelono, saat dikonfirmasi pada Rabu (8/1/2020) menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan pantauan kantong lahar di Sungai Gendol dan Opak.

Kedua sungai ini yang menjadi fokus utama mereka, karena sejauh ini belum ada laporan lahar hujan di sungai-sungai lain.

"Sejauh ini yang terpantau dan dilaporkan ada lahar hujan baru di dua sungai itu," jelasnya.

Dalam prosesnya, pantauan dilakukan dari petit Opak atau di kantong lahar paling atas kemudian dilanjutkan ke kantong lahar di sisi bawah secara menyeluruh.

Baca: Tempat Wisata di Jogja Ini Tawarkan Pesona Berwisata di Persawahan dan Kolam Ikan

Baca: Zona Emosi Buat Anak Nyaman di Sekolah

Baca: Guru SD Cabuli 12 Siswanya, Berawal dari Masuk Tenda saat Kemah hingga Ajari Reproduksi di UKS

Setelah dilakukan proses pemantauan, Joko mengungkapkan bahwa kantong lahar yang ada saat ini dalam kondisi siap untuk menampung dan mengendalikan lahar hujan.

Meski beberapa hari terakhir kerap terjadi hujan dengan intensistas sedang hingga lebat di puncak Merapi, Joko memastikan bahwa kondisi itu tidak menyebabkan potensi aliran lahar yang dapat membahayakan pemukiman.

"Karena kondisi sungai juga sudah tergolong dalam. Selain itu, jumlah material vulkanik Merapi tidak sebanyak material saat letusan 2010," ungkapnya.

Menurutnya, material lahar yang turun masih di sekitar lima kilometer dari puncak dan material tersebut hanya sebatas mengisi lubang-lubang bekas bekas galian tambang dan belum memenuhi kantong lahar.

"Bahkan di kantong lahar paling atas yakni di bawah petit Opak bekas galian tambang baru terisi sedikit," bebernya.

Namun demikian, ia menilai bahwa potensi bahaya paling besar justru datang untuk penambang pasir.

Ia pun mengimbau agar penambang pasir dapat lebih waspada.

Baca: Diduga Terlibat Teroris, Warga Berbah Sleman Ditangkap Densus 88 Saat Beli Pulsa

Baca: Ratusan Pelajar Antusias Ikuti Kemah Pancasila di Tebing Breksi

Baca: Diduga Terlibat Teroris, Warga Berbah Sleman Ditangkap Densus 88 Saat Beli Pulsa

Ketika terjadi hujan deras dengan durasi yang lama di puncak Merapi, penambang diminta menghentikan aktivitasnya dan naik dari sungai.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved