Kecelakaan Maut di Pagaralam
Tak Ada Jejak Rem di Lokasi Bus Sriwijaya Masuk Jurang Hingga Menewaskan 35 Penumpang
KNKT menduga sopir bus Sriwijaya tidak mengerem sebelum kendaraan yang dikemudikannya terjun ke jurang di Desa Prahu Dipo, Kecamatan Dempo Tengah.
Editor:
Dewi Agustina
"Tapi yang terjadi saat pengemudi mengambil penumpang di jalan-jalan yang tidak diketahui agen," ujar Budi.
Hal ini, menurut Budi yang perlu ditanyakan kepada pihak yang ikut di dalam bus seperti kernet dan sebagainya.
Budi kembali menegaskan yang terjadi pada saat perjalanan seperti itu.
"Jadi pengemudi menaikkan penumpang sendiri di beberapa tempat tanpa diketahui operator dan agen," ungkap Budi.
Budi memaparkan saat ini suda ada perbaikan yang dilakukan oleh salah satu operator.
"Itu sudah diberlakukan dan diwajibkan menggunakan online semuanya," jelas dia.
Budi kembali mengatakan tidak ada lagi pengemudi yang menaikkan penumpang di jalan.
"Semuanya harus dari tempat keberangkatan, kalaupun ada di agen sudah langsung terkoneksi dengan operator," ujar Budi.
Kejadian seperti ini, Budi menyebut para pengemudi mencari uang untuk tambahan penghasilan.
Budi juga mengatakan pada saat perbaikan sistem oleh salah satu operator, terdapat eksistensi dari pengemudi.
"Karena terbiasa cukup lama dengan model bisnis yang seperti sekarang (mengangkut penumpang di jalan)," tegas Budi Setiyadi.

Diketahui, Bus Sriwijaya dengan pelat nomor BD 7031 AU rute Bengkulu- Palembang mengalami kecelakaan terjun ke dalam jurang Liku Lematang Pagar Alam, Sumatera Selatan, Senin (23/12/2019) dini hari.
Setidaknya 35 orang tewas dalam kecelakaan tersebut.
Rawan Kecelakaan
Kapolres Pagaralam, AKBP Dolly Gumara menyebut lokasi kejadian di Liku Lematang yang menewaskan 35 orang itu memang rawan kecelakaan.