Kamis, 2 Oktober 2025

Buntut Penusukan 2 Warga di Bangka Belitung hingga Picu Kemarahan Warga Asli, Pendatang Dievakuasi

Kasus penusukan terhadap bapak dan anak di Bangka Belitung berbuntut panjang,kejadian tersebut terjadi pada Sabtu (21/12/2019) sore.

shutterstock
Ilustrasi penusukan 

TRIBUNNEWS.COM - Kasus penusukan terhadap bapak dan anak di Bangka Belitung berbuntut panjang.

Dilansir dari Kompas.com, kejadian tersebut terjadi pada Sabtu (21/12/2019) sore sekitar pukul 16.00 WIB.

Di mana bapak dan anak, Arfan (49) dan Raffi (22) warga Desa Batu Belubang, Bangka Tengah, Kepulauan Bangka Belitung sedang melintas di Desa Kebintik dengan menggunakan motor.

Tiba-tiba mereka berdua ditusuk oleh orang yang tak dikenal di bagian perut dan punggung hingga jatuh dari motor.

Oleh warga sekitar, Arfan dan Rafi yang terkapar langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat.

Ratusan warga serbu kantor desa

Pelaku penusukan Arfan dan Raffi diketahui warga Selapan, Sumatera Selatan yang tinggal di Desa Batu Belubang, Bangka Tengah.

Diduga pelaku tersinggung saat ditegur oleh Arfan dan Rafi saat mengendarai minibus terlalu kencang.

Selama ini banyak warga Selapan yang tinggal di Desa Batu Belubang.

Sebagai pendatang, mereka bekerja di penambangan timah konvensional.

Sementara warga setempat menilai bekerja sebagai penambang timah konvensional dianggap bertentangan dengan profesi masyarakat Desa Batu Belubang yang mayoritas bekerja sebagai nelayan.

Penusukan bapak dan anak tersebut pun memicu kemarahan warga Desa Bau Bekubang.

Sabtu sore, mereka menyerbu Kantor Desa Batu Belubang menuntu agar pelaku ditahan.

Bukan hanya itu, warga juga menyisir lokasi kediaman warga Selapan di Desa Batu Belubang yang diduga digunakan untuk persembunyian.

"Saya sudah sampaikan ke Reskrim untuk segera mencari pelaku," kata Kapolres Pangkal Pinang, AKBP Iman Risdiono, saat berada di kantor desa, Sabtu sore.

Warga pendatang dievakusi dikawal senjata

Warga saat mendatangi kantor Desa Batu Belubang, Bangka Tengah, Sabtu (21/12/2019).(KOMPAS.com/HERU DAHNUR)
Warga saat mendatangi kantor Desa Batu Belubang, Bangka Tengah, Sabtu (21/12/2019).(KOMPAS.com/HERU DAHNUR) ()

Sabtu malam sekitar pukul 20.30 WIB, 140 warga asal Selapan diungsikan ke mapolres Pangkal Pinang. Mereka terpaksa dievakusi untuk meredam kemarahan warga asli.

"Memang sudah ada kesepakatan dengan warga, kalau ada warga Selapan mengganggu apalagi tadi ada penusukan, konsekuensinya ya harus meninggalkan Desa Batu Belubang," kata Kapolres Pangkal Pinang AKBP Iman Risdiono di kantor Desa Batu Belubang, Sabtu malam.

Ia mengatakan kesepakatan itu berdasarkan hasil musyawarah bersama perangkat desa setempat.

Evakuasi warga Selapan yang tersebar di RT 6 dan RT 8 Desa Batu Belubang menggunakan truk Brimob dna dikawal aparat bersenjata lengkap.

Warga yang dievakusi di antaranya adalah belasan balita.

Setelah didata mereka kemudian diinapkan di aula Mapolres Pangkal Pinang.

Tak kenal pelaku

Merlin, salah satu warga Selapan mengaku tak mengenal pelaku penusukann, Kepada Kompas.com, ia mengaku diminta keluar dari kamar kontrakan Merlin dievakusi bersama suami dan 2 anaknya yang masih balita.

"Tidak tahu kasus itu, Pak. Tahunya sudah ramai kami disuruh pindah," ujar dia.

Hal senada juga dijelaskan Nurlaila (60). Ia bercerita warga yang diungsikan tidak mendapat kepastian soal tempat tinnggal mereka selanjutnya.

Pengungsi dewasa menginap di aula Mapolres Pangkal Pinang sementara anak-anak balita dan jompo diinapkan di panti terdekat.

Ratusan warga berkumpul di kantor Lurah Air Itam Pangkal Pinang, Senin (23/12/2019) malam menuntut peristiwa di Desa Batu Belubang, Bangka Tengah tidak terulang lagi.(KOMPAS.com/HERU DAHNUR)
Ratusan warga berkumpul di kantor Lurah Air Itam Pangkal Pinang, Senin (23/12/2019) malam menuntut peristiwa di Desa Batu Belubang, Bangka Tengah tidak terulang lagi.(KOMPAS.com/HERU DAHNUR) ()

Nurlaila sudah 3 tahun tinggal di rumah kontrakan di Desa Batu Belubang karena suaminya bekerja di penambangan timah.

Warga lainnya, Rian (20) mengaku tidak mengenal pelaku penusukan yang diduga warga asal daerah Selapan.

"Kami kena imbas, tidak tahu dan tidak kenal pelaku," ungkapnya.

Rian juga mengaku tidak mengetahui, soal kesepakatan akan diusir jika warga daerah Selapan berbuat kegaduhan di Batu Belubang.

"Sehari-hari saya bantu kerja serep di TI (tambang timah inkonvensional," sebutnya.

(KOMPAS.com/Heru Dahnur)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Insiden Penusukan di Kampung Nelayan Bangka Tengah, Pendatang Mengungsi Dikawal Aparat Bersenjata Lengkap

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved