Nenek 72 Tahun Dipapah Anaknya Ikut Wisuda Polimarim Makassar, Ada Cerita Sedih di Baliknya
Seorang nenek yang tengah dipapah anak perempuannya menerima ijazah pada acara wisuda Perwira Transportasi Laut tersebut.
Editor:
Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Suasana haru disertai isak tangis mewarnai wisuda Politeknik Maritim AMI Makassar atau Polimarim di Upper Hills Convention Hall, Makassar, Sabtu (14/12/2019) lalu.
Seorang nenek yang tengah dipapah anak perempuannya menerima ijazah pada acara wisuda Perwira Transportasi Laut tersebut.
Nenek bernama Hj Junaedah (72), didampingi anaknnya bernama Hadijah, hadir untuk mewakili cucunya ikut diwisuda.
Nenek Junaedah kemudian menerima ijazah atas nama almarhum cucunya bernama Muhammad Maulana (25) dari DIrektur Polimarim Amrin Rani.
Baca: Wisuda 585 Mahasiswa, Esa Unggul Bekali Mahasiswa dengan Big Data, AI dan Coding
Baca: Sebelum Tewas di Hari Wisuda, Nurul Faqih Tunjukkan Gelagat Tak Biasa
Baca: Kisah Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Tewas Terperosok ke Sumur di Rokaat ke-3 Saat Jadi Imam Salat
Diketahui, seorang taruna bernama Muhammad Maulana berpulang ke Rahmatullah beberapa hari jelang momen bahagia yang telah ditunggu-tunggunya.
Calon wisudawan kelahiran Palembang, 2 September 1994 ini menempuh perkuliahan di Program Studi (Prodi) Permesinan Kapal.
Maulana merupakan sulung dari empat bersaudara pasangan suami istri Bugis-Makassar Usman dan Rahma yang merantau ke Sumatera.
Dari sang nenek, diperoleh informasi kalau Maulana meninggal dunia akibat sakit demam berdarah yang dideritanya sebulan sebelum wisuda.
Menurut Nenek dan tantenya, Maulana mengembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Bhayangkara, Senin (11/11/2019).
Sakit
Sebelum meninggal, Maulana sempat mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit selama tiga hari karena sakitnya.
Sang nenek menceritakan, jika cucunya sangat bersemangat untuk mengikuti wisuda ini.
Bahkan waktu masih dirawat di rumah sakit, kata nenek Junaedah, selalu mengingatkan untuk mengambil perlengkapan wisuda.
''Waktu di rumah sakit, dia selalu ingatkan kalau toga untuk wisudanya masih ada di kampus dan belum diambil.
"Termasuk jadwal wisudanya yang dilaksanakan hari ini,'' tutur Hj Junaedah terharu.
Tante dari almarhum, Hadijah menambahkan, ponakannya sangat rajin dan bersemangat untuk menyelesaikan kuliah.
Terutama ketika saat mengerjakan tugas karya tulis ilmiah untuk menyelesaikan studinya.
"Almarhum itu sangat baik dan rajin. Waktu menyelesaikan karya tulisnya, ia sangat bersemangat dan ingin selesai tahun ini," kisahnya.
Pada acara wisuda tersebut, Direktur Polimarim AMI Amrin Rani menyerahkan langsung ijazah dan sertifikat almarhum Maulana kepada neneknya.
Tak lupa Amrin menyampaikan rasa duka cita yang mendalam atas kepergian almarhum.
"Saya direktur Polimarim AMI Makassar dan seluruh civitas akademika sangat kehilangan dengan kepergian almarhum," ujarnya.
Semoga nanda Maulana diterima di sisiNya. Dan kami serahkan ijazah dan sertifikat keahlian almarhum," lanjutnya.
Sertifikat Kompoetensi
Sementara itu dari acara wisuda, alumni Politeknik Maritim (Polimarim) AMI Makassar dibekali sertifikat kompetensi.
Hal itu erat kaitannya dengan tuntutan dunia kerja, yang menginginkan luaran pendidikan tinggi vokasi telah menguasai keterampilan di bidangnya.
Hal itu diungkapkan Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah IX Sulawesi Prof Dr Jasruddin pada ramah tamah wisuda Polimarim AMI.
''Kami mendukung sepenuhnya Polimarim AMI untuk menyelenggarakan training, dan membekali para alumninya dengan sertifikat kompetensi.
Karena dengan sertifikat tersebut, akan memudahkan untuk diterima di dunia kerja,'' kata Jasruddin.
Ia menjelaskan, saat ini di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah dibentuk satu direktorat jenderal (ditjen) baru yang khusus mengurusi pendidikan vokasi.
Langkah tersebut menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).
''Dari keseluruhan perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia saat ini, 25 persen di antaranya adalah vokasi.
"Kita sangat berharap alumni perguruan tinggi vokasi ini bisa memberi kontribusi dalam mengatasi persoalan lapangan kerja," ujarnya.
"Setelah selesai mereka bisa langsung bekerja. Misalnya berlayar. Setelah empat atau lima tahun bekerja, mereka sudah bisa memiliki kapal dan membuka lapangan kerja baru,'' ujar Jasruddin.
KEPALA Pusat Pengembangan (Kapusbang) Sumber Daya Manusia (SDM) Direktorat Jenderal (Ditjen) Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Ir I Nyoman Sukayadnya MM, turut hadir.
Dalam sambutannya Sukayadnya menegaskan bahwa saat ini tidak ada lagi perbedaan antara pendidikan tinggi swasta dan negeri.
Status ijazahnya juga sama. Sehingga tidak boleh ada perlakuan yang berbeda.
Karena itu terkait sertifikat kompetensi sudah selayaknya wajib dimiliki setiap lulusan diklat kepelautan.
Karena dengan keahlian tersebut, Anda semua lulusan Polimarim AMI bakal lebih diutamakan untuk diterima kerja.
Bahkan untuk ijazah pelaut dari prodi Nautika dan Permesinan Kapal itu ijazah diakui secara internasional.
Karena ijazah tersebut dikeluarkan secara prosedural lewat pengawasan Direktorat Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan.
''Kalau di luar sana Anda mendapatkan perlakuan yang berbeda karena status ijazah, laporkan ke saya.
"Kita harus mengubah hal-hal yang tidak sesuai demi peningkatan kualitas SDM,'' tegas I Nyoman yang menjadi inspektur upacara dalam wisuda.
Ia juga mendorong para taruna taruni Polimarim AMI untuk terus mengembangkan diri guna mendapatkan hal-hal baru.
Sehingga bisa memiliki keterampilan serta kompetensi yang memadai dan dapat memenangkan persaingan di dunia kerja, khususnya industri pelayaran.
Tentang Polimarim AMI Makassar
Direktur Polimarim AMI Makassar Amrin Rani dalam laporannya, menyebut kampus yang dipimpinnya mengelola empat prodi.
Adapun Program Pendidikan Transportasi Laut di Polimarim AMI adalah tiga prodi pendidikan diploma III dan satu prodi diploma IV untuk Prodi Transportasi Laut.
Untuk prodi D3 adalah Prodi Nautika, Prodi Permesinan Kapal, dan Prodi Manajemen Pelabuhan.
''Khusus Penyelenggaraan prodi D4 Transportasi Laut ini dimulai tahun ajaran baru 2019/2020 lalu," ujarnya.
"Di tahun 2020 direncanakan kami menyelenggarakan Diklat Tanker Tingkat Dasar dan Lanjutan sesuai STCW dan amandemennya,'' ujarnya.
Dikatakan pula oleh Amrin, apa yang menjadi harapan ketua LLDikti agar alumni Polimarim dilengkapi dengan sertifikat kompetensi, saat ini mulai direalisasikan.
Sebagian dari mereka yang diwisuda telah memilikinya. Khusus untuk prodi Manajemen Pelabuhan telah mengantongi sertifikat kompetensi pengawas bongkar muat.
Sedangkan untuk taruna dari Prodi Nautika dan Prodi Permesinan Kapal mengantongi ijazah pelaut dan sertifikat Ujian Keahlian Pelaut (UKP).
Dengan wisuda tahun 2019 ini, alumni Polimarim AMI telah mencapai 11.490 orang.
Mereka tersebar dan bekerja di seluruh Indonesia, bahkan luar negeri. (Wahyu Susanto)
Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul Nenek Ikut Wisuda & Ambil Ijazah, Cucu Meninggal Sebelum Wisuda Polimarim, Begini Pesan Saat Dirawat