Senin, 6 Oktober 2025

Pesantren Advokasi Janda Gelar Seminar Industri 4.0 dan Bisnis Expo untuk Para Janda Nusantara

Selama ini, sejak didirikan tahun 2018, kegiatan Pesantren Advokasi Janda lebih fokus pada penanaman akidah Islam

Penulis: Husein Sanusi
Istimewa
Peluncuran program nyata Pesantren Advokasi Janda oleh Pesantren Bina Insan Mulia, Cirebon. 

TRIBUNNEWS.COM, CIREBON - Pesantren Advokasi Janda lahir dari kepedulian Pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia Cirebon, Jawa Barat terhadap problem para janda di masyarakat.

”Begitu seseorang menjadi janda, problem datang menggunung. Ada problem agama, ekonomi, psikologi, sosial, dan lain-lain. Tapi berapa banyak yang mau peduli?” kata Kiai Imam Jazuli, Lc., MA memaparkan latar belakang berdirinya Pesantren Advokasi Janda ini.

Selama ini, sejak didirikan tahun 2018, kegiatan Pesantren Advokasi Janda lebih fokus pada penanaman akidah Islam dalam menyikapi kenyataan hidup, baik dalam bentuk pengajian atau doa bersama.

Selain itu, mereka juga diarahkan untuk membentuk jaringan (network), baik dalam hal usaha, pekerjaan, atau kegiatan sosial.

Seiring dengan hadirnya teknologi industri 4.0 dimana sebagaian besar manusia di dunia telah terhubung satu sama lain melalui jaringan internet, maka Pesantren Advokasi Janda akan menggelar seminar, pelatihan, dan pembinaan kewirausahaan yang berbasis internet untuk para janda.

Pesantren Advokasi Janda
Pesantren Advokasi Janda (Bina Insan Mulia/Istimewa)

“Fokus program  kami kali ini adalah pemberdayaan ekonomi berbasis tehnologi,” ujar Dr. Ferry Muhammadsyah Sireger, Lc., MA selaku ketua panitia kegiatan.

Pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia KH. Imam Jazuli, Lc., MA menjelaskan bahwa sasaran program yang paling utama adalah para janda yang sudah menjalankan usaha namun belum optimal memanfaatkan tehnologi. Supaya usahanya lebih cepat dan lebih besar maka perlu ada pembekalan.

Sasaran berikutnya adalah para janda yang baru memulai usaha. Agar mereka dapat cepat memanfaatkan tehnologi untuk kemajuan usahanya maka dibutuhkan bekal wawasan dan pengetahuan.

Sasaran berikutnya lagi adalah para janda yang masih belum menentukan usaha atau yang masih bingung. Agar mereka cepat memutuskan, maka perlu diberi wawasan, pengetahuan, dan contoh langsung.

Pelaksanaan program direncanakan tanggal 9 Februari 2020  di hotel Luxton Cirebon dengan tema Aktualisasi Pemberdayaan Ekonomi Janda Nusantara di Era Industri 4.0.

Panitia akan mengundang sejumlah pakar dan praktisi tingkat nasional dan lokal. Di antara tokoh yang akan diundang sebagai narasumber adalah Prof. Dr. Rhenald Kasali, Sandiaga S Uno, Putri Indahsari Tanjung, CEO Creativepreneur, Ahmad Zaky dari Bukalapak, dan sejumlah pelaku bisnis online.

Tak terkecuali juga akan menghadirkan sejumlah pengelola fintech dari Jakarta dan Bandung.

Panitia juga mengundang para pelaku bisnis barang dan jasa yang telah memanfaatkan tehnologi industri 4.0 untuk mengisi ruang-ruang expo yang telah disedikan.

Mereka diharapkan bisa menjalin kerjasama dengan para janda yang telah dibekali pengetahuan dan keterampilan.

Untuk bisa mengikuti program pemberdayaan ini, calon peserta diharuskan mendaftar lebih dulu ke Panitia Pesantren Advokasi Janda di Pesantren Bina Insan Mulai Cirebon. Pendaftaran juga bisa dilakukan secara online, lewat link berikut ini: https://bit.ly/pesantrenadvokasijanda

Seusai pelaksanaan seminar, kegiatan pelatihan dan pembinaan akan dilanjutkan di Pesantren Bina Insan Mulia bersama para praktisi di bisnis online.

Selain itu, para peserta juga akan mendapatkan bekal pengembangan soft skills yang dituntut oleh industri 4.0 dari Dr. (HC) Ubaydillah Anwar selaku Direktur Pesantren Advokasi Janda.

Secara umum, menurut Ubaydillah Anwar, industri 4.0 menurut siapa pun yang mau berkiprah di dalamnya untuk meningkatkan keahlian 4C.

Seseorang dituntut harus kreatif dalam menemukan ide (Creativity). Harus juga pandai menghitung peluang dan resiko (Critical).

Di samping itu, setiap orang juga dituntut harus bisa mengkomunikasikan produknya atau kreasinya ke masyarakat (Communication).

Dan yang terakhir adalah harus bisa bekerja sama dengan sejumlah pihak (Collaboration).

Dengan program pemberdayaan untuk para janda Nusantara ini maka Pesantren Bina Insan Mulia ingin lebih hadir tidak semata memainkan peran sebagai lembaga pendidikan untuk para santri, tapi juga sebagai lembaga pemberdayaan bagi kelompok masyarakat tertentu.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved