Kecelakaan Mahasiswi Unpad, Jihan Novanda Sempat ke Korea, Teman: Jadi Liburan Pertama dan Terakhir
Jihan Novanda, mahasiswi Unpad korban kecelakaan di Jatinangor, sempat berlibur ke Korea bersama temannya. Resha mengatakan itu liburan terakhir.
TRIBUNNEWS.COM - Kecelakaan maut menewaskan seorang mahasiswi Fakultas Hukum (FH) Universitas Padjadjaran (Unpad), Jihan Novanda.
Dilansir dari TribunJabar.id, Kanit Lantas Polsek Jatinangor Ipda Ardiyanto menyebutkan kecelakaan bermula saat sepeda motor yang dikemudikan seorang pengemudi ojek online dan ditumpangi korban keluar dari Gerbang Atas Unpad dan bersenggolan dengan dumptruck yang datang dari samping kanan, Selasa (26/11/2019).
Akibatnya, pengemudi ojol dan Jihan terjatuh ke jalan.
Nahas, Jihan yang terjatuh ke sebelah kanan, masuk ke kolong dumptruck.
Rupanya, mahasiswi Unpad tersebut dikenal sebagai sosok yang ramah dan periang.
Selain itu, teman-temannya juga mengenal Jihan sebagai sosok yang rajin beribadah.
Pernyataan itu disampaikan oleh rekan-rekan Jihan saat dihubungi Tribunnews.com pada Kamis (28/11/2019).
Satu di antaranya yaitu Resha Insan.
Resha mengaku sudah berteman baik dengan Jihan sejak masih duduk di bangku SMP.
Keduanya pun satu sekolah sejak SMP hingga SMA.
Menurut Resha, Jihan adalah teman terbaik yang pernah ia temukan.
"Jihan teman terbaik saya, saya sangat beruntung bisa kenal beliau," ungkap Resha.
Resha juga mengaku, Jihan telah mengajarkan banyak kebaikan padanya.
"Jihan mengajarkan banyak kebaikan, dia sangat sangat baik," lanjutnya.
Mereka pun sempat berlibur ke Korea bersama beberapa bulan terakhir.

Namun tak pernah terpikirkan oleh Resha, bahwa liburannya bersama sang sahabat itu menjadi liburan terakhir.
"Itu liburan pertama dan terakhir aku sama Jihan, padahal kita masih banyak mimpi yang mau kami wujudin bareng," tutur Resha.
Menurutnya, Jihan merupakan sosok yang sangat baik dan menyayangi keluarganya.
"Jihan orang yang sangat baik, sholehah, rajin ibadah, dan sayang banget sama orang tua dan adiknya," ungkap Resha.
Resha pun menuturkan, Jihan merupakan sosok yang sering mengajak orang lain untuk melakukan kebaikan.
"(Jihan) selalu mengajak orang untuk melakukan kebaikan, makanya walaupun beliau sudah tidak ada, namanya tetap harum dikenang," ujarnya.
Selain itu, Resha menceritakan sahabatnya tersebut merupakan sosok yang berprestasi.
"Dia itu pintar banget, dari SMP sampai kuliah."
"Jihan masuk kuliah lewat jalur SNMPTN (undangan) dan waktu kuliah mendapat beasiswa," terang Resha.
Hal senada diungkapkan rekan Jihan lainnya, yaitu Fikri.
Kepada Tribunnews.com, Fikri mengaku telah mengenal Jihan sejak awal berkuliah.
Pertemanan mereka semakin dekat sejak keduanya bergabung dalam satu organisasi.
"Almarhumah di semua lingkungannya, terutama di kampus dikenal sebagai pribadi yang sangat periang, ceria, ramah, baik, rajin, dan sangat sholehah," ungkap Fikri, Kamis (28/11/2019).
Ia menambahkan, banyak yang mengenal sosok Jihan di lingkungannya.
"Banyak sekali lingkungan yang kenal sama almarhumah sewaktu di mushala karena dia sering salat duha dan puasa sunnah," lanjutnya.
Tak hanya itu, Fikri pun mengenal Jihan sebagai sosok yang mudah bergaul dengan semua orang.
"Almarhumah setahu saya tidak pernah punya musuh dan semua orang suka sama dia," tambahnya.
Mahasiswa Keluhkan Lalu Lintas Jatinangor
Sementara itu, Fikri mengeluhkan lalu lintas di area kampusnya, Unpad, yang menjadi jalur truk lintas provinsi.
Terlebih, ia menuturkan, truk-truk tersebut seringkali berjalan kebut-kebutan.
"Jujur saja, ini area pendidikan tapi pemandangan kami bahkan di jam perkuliahan justru adalah truk besar yang nggak jarang juga mereka suka kebut-kebutan," tutur Fikri pada Tribunnews.com, Kamis (28/11/2019).
Menurut keterangan Fikri, Jatinangor menjadi satu-satunya jalan dari Bandung, Garud, Tasik, dan sekitarnya menuju Cirebon.
"Jadi satu-satunya jalan kecuali kalau lewat tol, jadi area ini sudah jadi jalur lintas kota padahal di Jatinangor ada empat kampus."
"Sebenarnya tanpa mereka ngebut pun truk gede itu bahaya ya, tapi kadang ada aja truk yang suka ngebut," ungkap Fikri.
Fikri berharap, pemerintah dapat membuat jadwal lalu lintas di area kampus tersebut.
"Kita sih harapannya pemerintah kabupaten bisa buat aturan mengenai jam lalu lintas truk di area kampus."
"Setidaknya, pas jam kuliah kita tidak harus berhadapan lah sama truk-truk besar gitu," ujarnya.
Penjelasan Kronologi Kecelakaan dari Kepolisian
Dilansir dari TribunJabar.id, Kanit Lantas Polsek Jatinangor, Ipda Ardiyanto, membenarkan adanya kecelakaan maut di depan Universitas Padjajaran (Unpad), yang dialami seorang mahasiswi bernama Jihan Novanda.
Ardiyanto menjelaskan, kejadian bermula saat sepeda motor yang dikemudikan seorang pengemudi ojek online Agus Rahmat keluar dari Gerbang Atas Unpad, Selasa (26/11/2019).
Pengemudi ojek online asal Jatinangor itu memboncengkan Jihan.
Di lokasi kejadian, menurut Ardiyanto, sepeda motor yang dikendarai Agus Rahmat tersebut mengambil lajur kiri.
Pada saat yang bersamaan, dari samping kanan datang kendaraan dumptruck yang dikemudikan Sukrismoyo (27), warga Pancur, Rembang, Jawa Tengah.
Menurut Ardiyanto, dumptruck tersebut kemudian melaju ke lajur kiri karena menghindari mobil lain di depannya.
"Kemudian terjadi senggolan antara motor dan dumptruck tersebut," ujarnya.
Akibatnya, pengemudi ojol dan penumpangnya terjatuh ke jalan.
Agus Rahmat terjatuh ke sebelah kiri.
Korban diketahui terjatuh ke sebelah kanan.
Nahas, Jihan yang terjatuh ke sebelah kanan masuk ke kolong dumptruck.
Korban pun meninggal dunia di tempat.
"Jenazah korban dievakuasi ke RS AMC Cileunyi dan kecelakaan ini dilimpahkan ke Unit Laka Lantas Polres Sumedang," ujarnya.
(Tribunnews.com/Widyadewi Metta) (TribunJabar.id/Seli Andina Miranti)