Jumat, 3 Oktober 2025

Bom di Mapolrestabes Medan

Tragedi Bom di Medan, Pengamat Terorisme Nasir Abbas Duga Pelaku Termasuk Jaringan JAD

Pengamat terorisme Nasir Abbas menduga ledakan bom bunuh diri yang terjadi di Markas Polrestabes Medan, Rabu (13/11/2019) dilakukan oleh jaringan JAD.

Penulis: Isnaya Helmi Rahma
Editor: Fathul Amanah
Tribun Medan
Bom meledak di Mapolrestabes Medan, Rabu (13/11/2019). 

TRIBUNNEWS.COM - Pengamat terorisme Nasir Abbas menduga ledakan bom bunuh diri yang terjadi di Markas Polrestabes Medan pukul 08.45 WIB, Rabu (13/11/2019) dilakukan oleh jaringan JAD (Jamaah Ansharut Daulah).

Nasir menyebut tragedi bom di Medan merupakan aksi teror dengan melihat ciri-ciri dari kronologi kejadian tersebut.

"Pertama kami mengatakan itu aksi teror, ketika dia meledakan dirinya di keramaian itu sudah ciri-cirinya aksi teror," ujarnya di program Breaking News yang diunggah kanal YouTube metrotvnews (13/11/2019).

Meski hasil investigasi dari pihak kepolisian belum keluar, Nasir meyakini pelaku merupakan kelompok JAD.

Menurut Nasir hal ini dapat dilihat dari cara pelaksanaan dan sasaran yang dituju.

"Walaupun kita belum tahu pelakunya karena belum diinvestigasi oleh pihak kepolisian, tapi cara pelaksanaanya dan sasarannya bisa dikatakan ini adalah dari kelompok yang sama yang telah melakukan aksi sebelum-sebelumnya yaitu kelompok JAD," imbuhnya.

Nasir menilai kelompok JAD memiliki keyakinan untuk membuktikan amal mereka dengan wajib melakukan sesuatu terhadap aparat.

JAD merupakan kelompok militan Indonesia yang disebut-sebut memiliki kaitan dengan pengeboman yang terjadi di Surabaya pada 2018 lalu.

Idealis kelompok JAD yang penting berbuat sesuatu apapun yang bisa.

"Kalau kelompok JAD idealis mereka itu yang penting berbuat sesuatu apapun yang bisa, kalau punya bom pakai bom, kalo tidak punya bom pakai senjata api, tidak ada senjata api pakai senjata tajam bahkan pakai batu pun bisa, yang penting bisa melukai," ujar Nasir.

Nasir juga mengungkapkan terdapat tiga macam modus operasi.

Pertama adalah yang semuanya teroganisir, terpusat dan digerakan oleh pusat.

Kedua adalah disentralilasasi terkendali, walaupun sel-selnya banyak dan terpisah namun tetap dikendalikan oleh pusat.

Ketiga, disentralisasi tidak terkendali, banyak sel-selnya yang tidak dikendalikan oleh pimpinan sehingga mereka merasa harus melakukan sesuatu.

Menurut Nasir, kelompok JAD masuk dalam kategori disentralisasi tidak terkendali.

"Kelompok JAD termasuk yang disentralisasi tidak terkendali," imbuh Nasir.

Nasir juga membantah kalau terduga pelaku bom bunuh diri di Medan adalah lone wolf.

Menurutnya, lone wolf melakukannya sendiri tanpa bantuan pihak manapun.

Sedangkan terduga pelaku bom di Medan tidak terlihat seperti lone wolf.

"Lone wolf dia sendiri terpengaruh sendiri membaca sesuatu melakukan sendiri, kalau saya melihat ini dari apa yang sudah terjadi ini bukan lone wolf. Ini ada sel- sel, pasti ada yang membantu membuatnya pasti ada yang mengantar dia," imbuhnya.

Namun Nasir juga mengatakan, dugaan dia mungkin saja salah karena ia hanya memprediksi dengan melihat aksi terduga pelaku bom bunuh diri tersebut.

Suasana Polrestabes Kota Medan setelah adanya bom bunuh diri, Senin (13/11/2019). Tampak satu korban jiwa tergeletak
Suasana Polrestabes Kota Medan setelah adanya bom bunuh diri, Senin (13/11/2019). Tampak satu korban jiwa tergeletak (HO/tRIBUNMEDAN/Polrestabes Medan)

Meski begitu, ia tetap berpendapat aksi ini merupakan jaringan JAD.

Diketahui, terjadi ledakan di Mapolrestabes Medan yang diduga aksi bom bunuh diri.

Terduga pelaku disebut seorang pria yang menggunakan jaket ojek online.

Saat kejadian, Mapolrestabes Medan sedang ramai dengan warga masyarakat yang sedang melakukan proses pembuatan SKCK.

Peristiwa tersebut menyebabkan enam korban luka-luka dan seorang terduga pelaku tewas di tempat.

Adapun enam korban luka-luka yakni empat anggota Polri, satu pekerja harian lepas dan satu masyarakat setempat.

Ledakan ini dinilai sangat kencang, dilihat dari serpihan-serpihan dari ledakan yang terpental jauh dari TKP serta menimbulkan asap yang cukup tebal di area TKP. 

Seudai ledakan, Polrestabes Medan memperketat pengamanan di lokasi dengan menutup area untuk umum.

(Tribunnews.com/Isnaya Helmi Rahma)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved