Minggu, 5 Oktober 2025

Kronologi Polisi Tembak Polisi di Sulteng, Kapolres Donggala Bantah Adanya Baku Tembak

Seorang polisi di Polsek Sirenja, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, Aiptu Purwanto menembak rekannya, Aipda Nabud Salama, di bagian rahang, Jumat

TRIBUNPALU.COM/Muhakir Tamrin
Aipda Nabud Salama dirujuk ke Makassar 

Kronologi Polisi Tembak Polisi di Sulawesi Tengah, Kapolres Donggala Bantah Anak Buah Terlibat Baku Tembak

TRIBUNNEWS.COM - Seorang polisi di Polsek Sirenja, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, Aiptu Purwanto menembak rekannya, Aipda Nabud Salama, di bagian rahang, Jumat (8/11/2019).

Mengutip TribunPalu.com, polisi yang bernama Aiptu Purwanto menjabat Kanit Sabhara Polsek Sirenja.

Sedangkan Aipda Nabud Salama selaku KSPKT 1 Polsek Sirenja.

Kapolda Sulteng, Lukman Wahyu Harianto menyatakan masih mendalami kronologi kejadian tersebut.

"(Kronologi) masih pendalaman," jelas Lukman.

"Yang jelas ada anggota 2 kena peluru, senjatanya V2, tentang kejadiannya seperti apa, masih pendalaman," tandas Lukman.

Berikut fakta polisi tembak polisi yang dirangkum Tribunnews dari TribunPalu:

1. Kronologi Kejadian

Inisiden di Polsek Sirenja tersebut terjadi pada Jumat (8/11/2019) pagi, setelah olahraga.

Berdasarkan informasi yang diterima TribunPalu.com dari internal kepolisian, memang sempat terjadi baku tembak antara Aiptu Purwanto dan Aipda Nabud Salama.

Informasi lain yang beredar, insiden terjadi saat kedua anggota tersebut melakukan pemeriksaan rutin kebersihan barang inventaris milik Polsek Sirenja.

Pada saat melakukan pembersihan senjata api laras panjang jenis V2 Sabhara, seketika terjadi ledakan yang diduga dari senjata api laras panjang tersebut.

Tembakan senjata itu mengenai bagian kepala Aipda Nabut Salama yang saat itu ikut mendampingi pemeriksaan rutin kebersihan barang inventaris milik Polsek Sirenja.

Tembakan juga memantul di sejumlah bagian dinding di dalam ruangan Polsek Sirenja.

Saat dikonfirmasi, Kapolda Sulteng Lukman Wahyu Harianto mengenai kronologi kejadian, Lukman menyatakan pihaknya masih melakukan pendalaman.

"Masih pendalaman," jelas Lukman.

2. Respons Kapolda Sulawesi Tengah

Kapolda Sulteng, Lukman Wahyu Harianto menjelaskan bahwa kedua polisi tersebut diketahui terluka di bagian kepala.

Hal itu disampaikan setelah ia menjenguk keduanya di Rumah Sakit Bhayangkara Palu, Jumat siang.

Lukman menambahkan, keduanya masing-masing tertembak satu peluru.

Satu tertembak di kepala bagian belakang, satunya di bawah dagu atau rahang sebelah kanan.

Aiptu Purwanto terkena luka tembak di bagian belakang kepala, sementara Aipda Nabud Salama, kena luka tembak di rahang kanan.

"Keduanya diusahakan untuk bisa cepat kita sembuhkan," jelas Lukman.

3. Sempat Dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara Palu

Dua anggota Kepolisian Sektor (Polsek) Sirenja, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, yang tertembak dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara Palu, Jumat siang.

Tiba di RS Bhayangkara Palu, keduanya langsung mendapatkan perawatan intensif.

"Keduanya diusahakan untuk bisa cepat kita sembuhkan," jelas Kapolda Sulteng Brigjen Pol Lukman Wahyu Hariyanto, usai menjenguk korban di RS Bhayangkara Palu.

Saat ini, kata Lukman, keduanya lagi dirawat dan kondisinya stabil.

"Di Bhayangkara lagi diobservasi, kalau tidak mampu di sini kita rujuk ke tempat yang lebih bagus," Lukman.

4. Dirujuk ke RSUD Undata Palu

Dua polisi yang mengalami luka tembak di Kepolisian Sektor (Polsek) Sirenja, Kabupaten Donggala, dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Undata Palu, Jumat sore.

Keduanya dirujuk ke RSUD Undata Palu pascamenjalani perawatan intensif di RS Bhayangkara Palu selama beberapa jam.

Korban yang pertama dirujuk ialah Aiptu Purwanto, diberangkatkan ke RSUD Undata sekitar pukul 15.49 Wita.

Sedangkan korban kedua Aipda Nabud Salama, dibawa ke RSUD Undata Palu sekitar pukul 16.47 Wita.

Keluarga dari kedua korban tampak mendampingi dari RS Bhayangkara Palu menuju RSUD Undata Palu.

Sampai dengan pukul 17.53 Wita, keduanya masih menjalani perawatan di instalasi gawat darurat milik RSUD Undata Palu.

5. Keluarga berkumpul depan ICU

Dua polisi korban tembak asal Kepolisian Sektor (Polsek) Sirenja, Kabupaten Donggala, masih dirawat intensif di ruang Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Undata Palu, Sabtu (9/11/2019) siang.

Keduanya dirujuk ke RSUD Undata Palu sejak Jumat (8/11/2019) sore kemarin setelah mendapat perawatan intensif di Rumah Sakit Bhayangkara Palu selama beberapa jam.

Tampak keluarga dari Aipda Nabud Salama, berkumpul di depan Ruang ICU RSUD Undata Palu.

Namun, pihak keluarga tidak bersedia memberikan keterangan terkait kondisi terkini Aipda Nabud Salama.

Keluarga korban Aipda Nabud Salama yang berada di depan Ruangan ICU Undata Palu
Keluarga korban Aipda Nabud Salama yang berada di depan Ruangan ICU Undata Palu (TRIBUNPALU.COM/Muhakir Tamrin)

6. Aipda Nabud Salama Dirujuk ke Makassar

Satu di antara dua orang polisi korban tembak yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Undata Palu dirujuk ke Makassar, Sabtu (9/11/2019) siang.

Polisi yang diberangkatkan ke Makassar ialah Aipda Nabud Salama, ia diberangkatkan dengan pengawalan dokter Polri.

Aipda Nabud Salama diberangkatkan sekitar pukul 10.46 WITA dari RSUD Undata Palu menuju Bandara Mutiara Sis Aljufri untuk selanjutnya diberangkatkan menuju Makassar, Sulawesi Selatan.

Berdasarkan informasi yang dihimpun TribunPalu.com, Aipda Nabud Salama akan diberangkatkan dengan helikopter milik Polri menuju Makassar.

Namun, belum diketahui di rumah sakit mana Aipda Nabud Salama akan dirawat selama di Makassar.

Sedangkan korban tembak kedua yakni Aiptu Purwanto, dikabarkan masih dirawat di RSUD Undata Palu, untuk menjalani operasi bedah syaraf.

Aipda Nabud Salama dirujuk ke Makassar
Aipda Nabud Salama dirujuk ke Makassar (TRIBUNPALU.COM/Muhakir Tamrin)

7. Kapolres Donggala Bantah adanya Baku Tembak

Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Donggala, AKBP Dadan Wahyudin, membantah anak buahnya saling tembak, terkait insiden dua anggota Polsek Sirenja yang jadi korban tembak, Jumat (8/11/2019) kemarin.

"Tidak ada saling tembak," jelas Dadan saat dihubungi TribunPalu.com, Sabtu (9/11/2019) siang.

Hal itu, kata Dadan, berdasarkan bukti hanya ada satu senjata yang ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP).

Senjata yang ditemukan ialah senjata api laras panjang jenis SS1 V2 Shabara.

"Karena hanya ada 1 senjata yang terlibat," tambah Kapolres Dadan.

Lanjut Dadan, berdasarkan keterangan saksi mata di sekitar TKP, pihaknya menduga kemungkinan adanya keteledoran anggota.

Sedangkan untuk motif kejadian, pihaknya masih terus mendalami, sebab kedua anggota yang menjadi korban saat ini masih belum bisa dimintai keterangan.

"Karena kedua personel yang terluka belum dapat dimintai keterangan," kata Dadan.

Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Donggala, AKBP Dadan Wahyudin (kiri).
Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Donggala, AKBP Dadan Wahyudin (kiri). (Humas Polda Sulteng)

8. Tanggapan Ahli Forensik

Menanggapi fenomena polisi tembak polisi, Ahli Psikologi Forensik Reza Indragiri Amriel menyoroti anggaran untuk kesehatan psikologis forensik di kepolisian.

Menurutnya, ada data yang menunjukkan bahwa rasio bunuh diri di kalangan personel polisi lebih tinggi daripada di masyarakat sipil.

“'Wajar'-lah, karena bekerja sebagai polisi sama sekali tidak enteng, malah semakin berat, sebagaimana implisit disampaikan mantan Kapolri Tito Karnavian,” kata Reza kepada Tribunnews.com melalui keterangan tertulisnya, Jumat 8 November 2019.

Reza kemudian menyoroti soal anggaran untuk kesehatan psikologis di kepolisian.

“Jadi pertanyaan, anggaran Polri semakin besar, kira-kira berapa persen yang dialokasikan untuk kesehatan (psikologis) personel? Semestinya persentasenya besar,” kata dia.

“Apalagi Kapolri Idham Aziz, saat fit and proper test, katakan, dari tujuh program unggulan, program teratas adalah SDM unggul,” imbuh Reza.

Orang Indonesia pertama yang mendapat gelar Master Psikologi Forensik ini memberikan perbandingan; di Amerika, Trump menandatangani anggaran sebesar 7,5 juta dolar per tahun khusus untuk pencegahan bunuh diri, pemeriksaan kesehatan mental, dan pelatihan daya lenting (resiliensi) bagi personel kepolisian.

“Siapa tahu Presiden Jokowi punya keterpanggilan hati setara, sehingga, secara spesifik menyebut bahwa 40 persen anggaran Polri dimanfaatkan untuk kepentingan yang sama,” kata dia.

(Tribunnews.com/Sinatrya) (TribunPalu/Imam Saputro/Muhakir Tamrin)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved