Jumat, 3 Oktober 2025

Tengok Siswa yang Jadi Korban Atap Ambruk, Khofifah: Seluruh Biaya Pengobatan akan Digratiskan

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menyempatkan untuk menengok para siswa SDN Gentong, Gadingrejo, Pasuruan yang tertimpa atap gedung

Editor: bunga pradipta p
Instagram @khofifah.ip
Khofifah Indar Parawansa, menyempatkan untuk menengok siswa yang dirawat 

Atap Sekolah Ambruk, Khofifah: Seluruh Biaya Pengobatan menjadi Tanggungan Prmprov Jatim

TRIBUNNEWS.COM - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menyempatkan untuk menengok para siswa SDN Gentong, Gadingrejo, Pasuruan yang tertimpa atap gedung, Selasa (5/11/2019).

Khofifah Indar Parawansa bergegas menuju ke RSUD Soedarsono usai dari Pulau Sapudi, Sumenep.

Hal ini Khofifah sampaikan melalui unggahan di akun Instagram miliknya, Rabu (6/11/2019).

"Seusai dari Pulau Sapudi, Sumenep bergegas ke RSUD Soedarsono menengok para siswa SD Gentong, Gadingrejo, Pasuruan yang tertimpah atap gedung, Selasa (5/11)," tulis Khofifah.

Menurut penuturan Khofifah, meskipun mengalami trauma, namun kondisi siswa berangsur membaik.

"Meski nampak mengalami trauma, namun kondisi anak-anak berangsur semakin membaik," tuturnya.

Tak hanya itu, Gubernur Jawa Timur ini juga mengklaim bahwa seluruh biaya pengobatan akan digratiskan dan menjadi tanggungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

"Seluruh biaya pengobatan akan digratiskan dan menjadi tanggungan Pemprov Jatim," tegasnya.

Khofifah pun berharap agar seluruh korban yang dirawat segera sembuh dan bisa kembali bersekolah.

"Semoga segera sembuh dan kembali bersekolah anak-anakku," tambahnya.

Tak lupa, mantan Menteri Sosial ini juga turut mendoakan pada korban yang meninggal.

"Kepada korban meninggal, semoga Allah SWT memberikan tempat terbaik disisi-Nya dan melapangkan kuburnya. Keluarganya sabar, tabah dan ikhlas. Aamiin," tutupnya.

Khofifah: Seluruh Biaya Pengobatan menjadi Tanggungan Prmprov Jatim
Khofifah: Seluruh Biaya Pengobatan menjadi Tanggungan Prmprov Jatim (Instagram @khofifah.ip)

Khofifah datang melayat

Melansir TribunJatim, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa takziah ke rumah duka dua korban tewas ambruknya SDN Gentong Kota Pasuruan, Selasa (5/11/2019).

Seperti diketahui, dua korban tewas tersebut adalah sekolah guru berinisial SA dan juga seorang siswi berusia delapan tahun dengan inisial nama IA.

Di rumah duka SA dan IA, Khofifah Indar Parawansa melakukan doa bersama, membacakan doa agar mereka yang menjadi korban bisa meninggal dalam keadaan khusnul khotimah dan disediakan tempat terbaik di sisi Allah.

"Kita turut berduka cita atas meninggalnya adinda IA dan juga gurunya. Semoga keduanya dipanggil Allah dalam kondisi yang khusnul khotimah," kata Khofifah Indar Parawansa.

Kedatangan Khofifah Indar Parawansa disambut haru dan tangis oleh kedua orang tua IA.

Zubair, sang ayah bahkan tak kuasa menahan air mata saat menceritakan terakhir kali bertemu dengan sang anak.

Sebagai ayah yang sangat menyayangi anaknya, Zubair mengaku sama sekali tak mendapatkan firasat.

"Ini adalah prakarya tugasnya sekolah. Hari ini ia lupa membawanya ke sekolah."

"Ternyata menjadi karyanya yang terakhir," ucap Zubair pada Khofifah Indar Parawansa sembari menunjukkan prakarya dari kertas berwarna yang dibentuk menjadi handycraft oleh IA.

Saat doa bersama, Khofifah Indar Parawansa terus menguatkan agar orang tua IA ikhlas menerima takdir Yang Maha Kuasa.

Khofifah Indar Parawansa juga menyalurkan bantuan uang duka untuk keluarga IA.

Lebih lanjut wanita yang juga mantan Mensos RI ini meminta agar pemerintah kota Pasuruan melakukan identifikasi pola-pola trauma healing (penyembuhan trauma) dan konseling pada anak-anak yang pagi ini mengalami dan melihat langsung saat gedung sekolahnya ambruk.

Bahkan hingga merenggut nyawa teman dan gurunya.

"Kita memberikan kewenangan Pemerintah Kota (Pemkot) untuk melakukan indentifikasi. Adakah anak-anak yang masih ada trauma. Tenaga psikolog disini relatif tau ilmunya."

"Kalau Kota Pasuruan butuh tenaga tambahan saya kira Jawa Timur punya cukup perguruan tinggi untuk memback up," kata Khofifah Indar Parawansa.

Menurut Khofifah Indar Parawansa, trauma healing dan trauma konseling ini perlu agar kelak aanak-anak tak lagi merasa takut atau trauma belajar di dalam kelas.

"Dan di sisi medik, kedatangan kita ke sini bersama Kadinkes juga langsung memastikan bahwa semua korban yang dirawar di RS tidak boleh dikenakan biaya."

"Semua biaya ditanggung pemerintah," tandasnya.

Mendikbud sampaikan bela sungkawa

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim, menyampaikan keprihatinan dan bela sungkawa atas insiden rubuhnya bangunan Sekolah Dasar (SD) Negeri Gentong, Kecamatan Gading Rejo, Kota Pasuruan yang menyebabkan jatuhnya dua korban jiwa.

“Saya luar biasa sedih mendengar berita rubuhnya ruang kelas tersebut. Ucapan belasungkawa saya kepada keluarga korban, baik guru maupun murid."

"Kepada korban luka, semoga segera diberikan kesembuhan. Saya juga menyampaikan rasa prihatin yang mendalam atas kejadian rubuhnya empat ruang kelas SD Negeri Gentong,” disampaikan Mendikbud, Nadiem Makarim, di kantor Kemendikbud, Jakarta, Rabu (05/11/2019) seperti dikutip Tribunnews.

Dijelaskan Mendikbud, tim dari Inspektorat Jenderal telah diterjunkan untuk dapat bersama-sama dengan tim dari Pemerintah Daerah (Pemda) setempat melakukan investigasi menyeluruh terkait insiden yang terjadi pada Selasa pagi (5/11/2019) tersebut.

"Saya sudah bicara dengan Wakil Wali Kota. Kami berkomitmen untuk mendukung Pemda untuk menyelesaikan investigasinya."

"Dan memastikan rencana ke depan untuk menghindari hal ini terjadi lagi," kata Mendikbud Nadiem Makarim.

Sebagai ungkapan keprihatinan dan dukacita yang mendalam, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah memberikan santunan kepada masing-masing korban meninggal dunia.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim (Tribunnews.com/Fahdi Fahlevi)

Dua korban meninggal dunia tersebut adalah Irza Almira (8) siswa kelas 2, dan Sevina Arsy (19), Guru Tidak Tetap (GTT). Santunan telah disampaikan oleh Tim Direktorat Pembinaan SD.

Berdasarkan laporan sementara, ruang kelas yang rubuh tersebut terdiri dari ruang kelas II A, II B, V A, dan V B SD Negeri Gentong.

Atas kejadian ini, Mendikbud berharap pemerintah daerah sebagai pengelola pendidikan untuk selalu rutin memonitor dan memastikan kelayakan bangunan sekolah agar lebih aman dan nyaman dalam melaksanakan proses belajar mengajar.

“Saya harap agar tidak terjadi hal yang serupa, kepada semua Pemda untuk selalu memantau kondisi bangunan sekolah."

"Ketika ada tanda-tanda kerusakan, pihak sekolah bisa melaporkan kepada dinas pendidikan setempat agar segera diperbaiki. Semua ini untuk kenyamanan dan keamanan siswa dalam proses belajar mengajar,” harapnya.

Untuk proses rehabilitasi sekolah yang rusak, kebijakan penanganan pascainsiden ini akan dilakukan oleh pemerintah daerah.

Saat ini, tim dari Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Jawa Timur telah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Dinas Perencanaan Umum Kota Pasuruan untuk mendalami penyebab rubuhnya bangunan SDN Gentong.

“Saya sudah kirimkan tim dari Inspektorat Jenderal ke lokasi. Saya juga memikirkan bagaimana kita bisa menghindari hal ini tidak terjadi lagi, dan tentunya investigasi akan terus berjalan."

"Harapan saya adalah dengan menciptakan suatu sistem pemantauan yang lebih baik, dan kita bisa menghindari hal ini tidak terjadi lagi," pungkas Mendikbud.

(Tribunnews.com/Sinatrya) (TribunJatim/Fatimatuz Zahroh)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved