Selasa, 7 Oktober 2025

Pria yang Sudah Dikubur Pulang ke Rumah: Ternyata Salah Kubur Orang, Ini Korban Sesungguhnya

Kasus pria yang sudah dikubur tetapi malah pulang ke rumah sedang heboh di Tuban. Ternyata, warga salah menguburkan orang. Ini korban sesungguhnya.

Penulis: Citra Agusta Putri Anastasia
Editor: Tiara Shelavie
SURYA/M SUDARSONO
Kasus pria yang sudah dikubur tetapi malah pulang ke rumah sedang heboh di Tuban. Ternyata, warga salah menguburkan orang. Ini korban sesungguhnya. 

Kasus pria yang sudah dikubur tetapi malah pulang ke rumah sedang heboh di Tuban. Ternyata, warga salah menguburkan orang. Ini korban sesungguhnya.

TRIBUNNEWS.COM - Kasus pria yang sudah dikubur tetapi malah pulang ke rumah sedang heboh di Tuban, Jawa Timur.

Ternyata, warga salah menguburkan orang.

Dilansir Kompas.com, peristiwa ini terjadi pada Sunarto (40), warga Desa Gesikan, Kecamatan Grabagan, Tuban.

Ia dikabarkan meninggal dunia, usai terlibat kecelakaan di daerah Kecamatan Brondong, Lamongan, Senin (7/10/2019) kemarin.

Baca: Setelah Dikubur Korban Kecelakaan Pulang ke Rumahnya, Ternyata Warga Memakamkan Jenazah yang Salah

Baca: Indra Gandhi Tidak Kuasa Tahan Tangis Saat Anak Semata Wayangnya Dikuburkan

Namun, Sunarto justru pulang ke rumah, setelah beberapa jam dimakamkan warga.

Kapolsek Grabagan, AKP Ali Kantha, mengonfirmasi peristiwa "salah kubur" ini.

"Jadi memang benar kejadian tersebut, tapi ada sedikit kekeliruan yang harus diluruskan. Sebab yang meninggal dunia dan dikubur itu sebenarnya bukan Pak Narto, melainkan orang lain," ujar Ali, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (8/10/2019).

Belakangan kemudian terungkap bila jenazah yang dimakamkan sebenarnya atas nama Wariim, warga Desa Jarum, Kecamatan Semanding, Tuban.

Hal itu diketahui setelah pihak kepolisian mendapati sejumlah keterangan dari penuturan Sunarto maupun keluarga korban (Wariim).

"Sunarto mengaku bahwa dirinya memang mempunyai hutang kepada almarhum, dan sebagai jaminan digunakan motor miliknya yang diserahkan kepada korban, itu sudah sejak tiga bulan lalu," jelas Ali.

Ali melanjutkan, kondisi korban meninggal yang parah membuatnya sulit dikenali.

Apalagi, tidak adanya tanda pengenal membuat kepolisian setempat menyimpulkan bahwa korban adalah pemilik motor, Sunarto.

"Kemudian terjadi kecelakaan Senin kemarin itu, karena saking parahnya kondisi korban dan sulit dikenali, sementara tidak ada tanda pengenal maka pihak kami sempat dihubungi oleh jajaran Polsek Brondong agar menghubungi pihak keluarga sesuai pemilik kendaraan dan mengabarkan korban telah meninggal dunia," sambung Ali.

Mendapati kabar tersebut, pihak keluarga Sunarto menuju rumah sakit untuk pemulangan jenazah.

Setelah jenazah dibawa pulang, prosesi pemakaman pun langsung disiapkan untuk memberikan penghormatan terakhir.

"Bahkan saat memandikan sebelum dimakamkan, Pak Mudin juga sempat tidak mengenali korban lantaran kondisinya yang parah," tutur Ali.

Namun, berselang enam atau tujuh jam usai prosesi pemakaman selesai dilakukan, Sunarto pulang ke rumah.

Ia terkejut lantaran mendapat kabar dari teman-temannya bekerja jika Wariim yang mengendarai motor miliknya mengalami kecelakaan dan meninggal dunia.

Dari situlah titik terang mengenai siapa sosok jenazah yang dimakamkan mulai terungkap.

Lantas, keluarga Wariim diberitahu jika telah terjadi kecelakaan yang menewaskan korban.

Kejadian tersebut sempat viral dan menjadi perbincangan warganet di salah satu grup facebook, Media Informasi Tuban.

Akun Faceboook bernama Mas Deni turut membagikan peristiwa "salah kubur" itu.

Kejadian Serupa

s

Kejadian salah menguburkan jenazah juga terjadi di Kanada.

Sebuah keluarga dari daerah Nunavut, Kanada, tak sengaja menguburkan jenazah bayi orang lain.

Hal ini disebabkan oleh keteledoran pihak rumah sakit yang salah mengirimkan jenazah.

Bahkan, pihak rumah sakit baru memberitahu kesalahan tersebut usai jenazah bayi itu dimakamkan.

Dilansir Grid.ID dari CBC News, kejadian ini bermula saat Alice Kinak dan Tony Alagalak, pergi ke sebuah klinik di daerah Arviat, Nunavut pada 19 April 2019 sekitar jam 7 malam.

Saat itu, Alice yang sedang hamil 8 bulan mengalami kontraksi.

Karena hal tersebut, akhirnya Alice terpaksa melahirkan bayinya lebih awal.

Bayi tersebut lahir dalam kondisi kritis dan diberikan CPR.

Sayangnya, peralatan medis di klinik kecil tersebut tidaklah memadai, sehingga keadaan bayi itu semakin memburuk.

Tak punya pilihan lain, orangtua bayi itu akhirnya terpaksa membawanya ke rumah sakit di kota.

Tapi lagi-lagi mereka harus menunggu pesawat selama 4 jam untuk membawa anak mereka ke rumah sakit di kota.

Setelah dibawa ke rumah sakit St. Boniface, bayi tersebut dinyatakan meninggal dunia meskipun tidak jelas waktunya.

Dengan hati yang hancur, Alice meratapi kematian bayinya dan kembali ke rumahnya.

Sementara itu, jenazah bayinya masih berada di rumah sakit untuk diurus.

Ia pun menunggu kedatangan jenazah bayinya yang dikirim oleh pihak rumah sakit.

Sesampainya di keluarga, bayi tersebut akhirnya dimakamkan oleh pihak keluarga Tony.

"Itu bayi kami, mereka bilang yang datang itu adalah bayi kami," ujar Tony.

"Jadi kami menguburkannya di sini, di Arviat, dengan upacara pemakaman bersama keluargaku," lanjutnya.

Pada tanggal 15 Mei 2019, pihak RS St. Boniface datang ke Arviat, Nunavut, untuk menemui keluarga Tony Alagalak.

Rupanya, pihak rumah sakit mengakui bahwa jenazah yang mereka kirim pada keluarga Tony Alagalak bukanlah bayi mereka.

Mereka juga mengatakan akan membongkar kembali makam bayi tersebut dan membawanya kembali.

Sontak, hal ini membuat pihak keluarga terkejut dan hancur.

Menurut mereka, pihak rumah sakit melakukan kesalahan fatal.

Meski begitu, RS St. Boniface tak menjelaskan kronologi bagaimana kesalahan itu bisa terjadi.

Mereka juga tak mau memberitahu identitas jenazah bayi tersebut karena merasa hal itu bersifat privasi.

Jenazah bayi milik Alice dan Tony akhirnya tiba di Arviat dan mereka kembali mengadakan upacara pemakaman.

Namun, pihak keluarga masih meminta penjelasan dari rumah sakit.

"Saya benar-benar ingin tahu siapa yang buat kesalahan itu dan kenapa itu bisa terjadi," ungkap Tony.

"Hal itu harusnya tak terjadi. Rasanya sangat berat saat tahu putra kami salah tempat," imbuhnya.

(Tribunnews.com/Citra Agusta Putri A/Kompas.com/Hamzah Arfah/Grid ID/Ayu W)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved