Senin, 6 Oktober 2025

Hoaks, Ridwan Kamil Difitnah Pakai Foto Tweet 'Sekolah yang Pinter, Biar Ga Jadi Polisi'

Di tengah situasi demonstrasi mahasiswa, muncul kabar hoaks. Kabar hoaks itu menyangkut Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

Editor: Sugiyarto
Instagram/@ridwankamil
Ridwan Kamil klarifikasi kabar hoaks yang menimpanya 

Mereka digotong ke dekat pagar bangunan seberang gedung dewan untuk dibersihkan lukanya dan diikat lukanya menggunakan kain.

Seorang polisi terluka akibat unjuk rasa yang berakhir ricuh di depan Kantor DPRD Jabar, Senin (23/9/2019).
Seorang polisi terluka akibat unjuk rasa yang berakhir ricuh di depan Kantor DPRD Jabar, Senin (23/9/2019). (Tribun Jabar/Mega Nugraha)

Beberapa saat kemudian, lemparan ke gedung dewan semakin banyak. Air dari meriam air pun menyembur ke arah massa dari arah gedung dewan.

Petasan menyala. Gas air mata pun menyesakkan seketika. Banyak pengunjukrasa yang muntah, tidak terkecuali pengunjukrasa perempuan.

Massa kian panik berlarian, beberapa di antaranya terpeleset dan terjatuh di selokan. pengunjukrasa yang terluka pun ikut berlarian sambil dipegangi kawannya.

Polisi membuat barisan untuk menggeser pengunjukrasa ke arah barat dan timur. pengunjukrasa yang berlari ke arah barat berusaha menyelamatkan diri ke deretan cafe dan restoran di kawasan Jalan Trunojoyo tersebut.

Para pengunjung cafe dan restoran terlihat syok berdiri menjauhi pintu, para pegawainya langsung membereskan makanan dan minuman yang disajikan.

Massa memohon masuk ke dalam cafe dan restoran tersebut karena tidak tahan dengan gas air mata.

Di dalam restoran, mereka membasuh muka dan duduk sejenak. Deretan toko ini langsung tutup pintu supaya gas tidak ikut masuk. Beberapa pengunjukrasa mengalami muntah.

pengunjukrasa yang terluka pun membaringkan diri di kursi-kursi restoran. Beberapa menit kemudian, mereka keluar bersama menuju kampus mereka dan berterima kasih kepada pengelola empat makan tersebut.

Jika di sebelah barat massa dapat dibubarkan dan meninggalkan lokasi pada 18.45, massa yang didesak ke arah Gasibu terus melakukan perlawanan kepada polisi sampai azan isya berkumandang.

Para mahasiswa ini melakukan aksinya memakai jas almamater masing-masing perguruan tingginya. Mereka di antaranya berasal dari Unisba, UIN Bandung, Telkom University, Unpas, Universitas Nurtanio, Unjani, dan lainnya. Dalam aksinya, mereka membawa sejumlah poster bertuliskan "Demokrasi Mati Suri", "Selamatkan KPK", "Save KPK" dan poster penolakan lainnya.

Presiden Mahasiswa Telkom University, Yusuf Syahputra Gani, mengatakan dalam aksi ini mahasiswa mengajukan beberapa tuntutan.

Di antaranya, menolak semua rancangan undang-undang yang dianggap akan merugikan masyarakat yang tengah digodok pemerintah

"Kami menolak RUU KPK, RUU KUHP, RUU PAS (pemasyarakatan), dan RUU Pertanahan. Kami meminta audiensi dengan Ketua DPRD Jabar," ujar Yusuf dalam kesempatan tersebut.

Presiden Mahasiswa Teknik Universitas Pasundan, Fauzan Rizky Bayu Pratama, mengatakan mahasiswa ingin menyuarakan aspirasi masyarakat Jabar.

Walaupun berbeda-beda kampus, semua mahasiswa melebur jadi satu untuk tujuan yang sama, menolak RUU KPK, RUU KUHP dan RUU PAS, dan RUU Pertanahan.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved